Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 10:27 WIB | Sabtu, 19 Desember 2015

Ortu di AS Resah karena Murid Diharuskan Menulis Kalimat Syahadat

Lembar tugas yang meminta siswa menuliskan kalimat syahadat yang menyebabkan orang tua di AS resah (Foto: CNN)

VIRGINIA, SATUHARAPAN.COM - Keresahan menjalar di kalangan orang tua murid di berbagai sekolah umum di Amerika Serikat setelah apa yang mereka anggap sebagai indoktrinasi Islam kepada anak-anak mereka melalui pelajaran sekolah. Mereka mengirimkan email, menelepon bahkan ada yang mengeluarkan ancaman setelah mengetahui anak-anak mereka diharuskan menulis kalimat syahadat sebagai bagian dari pelajaran agama-agama dunia.

Pemerintah daerah Virginia terpaksa menutup semua sekolah di wilayah itu pada hari Jumat (18/12) karena kekhawatiran akan munculnya reaksi masyarakat. Pemicunya adalah ketika guru Geografi SMA di pedesaan Augusta County, Virginia,  meminta siswa untuk mencoba menulis tangan suatu tulisan kaligrafi Arab yang berisi kalimat syahadat, yang dikenal sebagai deklarasi iman Islam. Pekerjaan rumah itu telah memunculkan amarah hebat dari masyarakat.

"Tidak perlu mengerjakan tugas itu. Tugas itu benar-benar merupakan indoktrinasi," kata Kimberly Herndon, yang memiliki anak duduk di kelas sembilan dan mendapat tugas itu, sebagaimana dilansir oleh CNN.

"Saya tidak mau anak saya duduk di kelas diajar oleh seorang perempuan yang mengindoktrinasi mereka agama Islam sementara saya adalah seorang Kristen," kata dia.

The Washington Post melaporkan, desa yang terletak di lembah Shenandoah barat di Charlottesville, Virginia. itu, merupakan desa terbaru yang harus bergulat tentang bagaimana Islam harus digambarkan di dalam kelas dan bagaimana siswa harus belajar tentang hal itu. Disebutkan bahwa ini topik yang semakin mengkhawatirkan seiring dengan tumbuhnya Islamofobia bersamaan dengan kekhawatiran akan kekerasan ekstremis dan teroris.

Pada pekan-pekan yang sama ketika sekolah di Los Angeles dan New York memperdebatkan apakah akan ditutup karena adanya acaman serangan melalui email,  pejabat sekolah distrik Augusta memutuskan menutup sekolah walaupun tidak menerima ancaman spesifik yang membahayakan siswa. Dalam pernyataan yang dimuat di situs distrik sekolah, para pejabat mengatakan mereka khawatir tentang "nada dan isi" dari pesan yang mereka terima.

"Kami menyesal harus mengambil tindakan ini, tapi kami melakukannya berdasarkan rekomendasi penegak hukum dan Dewan Sekolah Augusta County dengan sangat hati-hati," kata pernyataan itu.

Sherif Augusta, Randy Fisher, mengatakan pengawas dan dewan sekolah memutuskan untuk menutup sekolah-sekolah yang menaungi 10.000-siswa pada hari Jumat setelah para pejabat kabupaten dan guru SMA Riverheads yang memberi penugasan,  menerima ancaman email yang volumenya meningkat. Kebanyakan email dan pesan menyerang  sekolah dan guru yang dianggap  "mengindoktrinasi" siswa dengan Islam.

Fisher mengatakan ia melihat pesan yang menyerukan agar guru yang memberi tugas tersebut dipecat dan bahkan ada ancaman pembunuhan. Juga ada ancaman untuk melakukan unjuk rasa.

Kontroversi dimulai ketika Cheryl LaPorte, sang guru, memberi siswa lembar kerja yang memerintahkan mereka untuk mencoba menulis tangan kalimat syahadat.

Kimberly Herndon, memposting foto lembar kerja itu di halaman Facebook-nya pekan ini. Di bawah judul "berlatih kaligrafi," lembar kerja itu mengatakan: "Berikut adalah syahadat, pernyataan iman Islam, yang ditulis dalam bahasa Arab. Di ruang bawah, coba menyalin dengan tangan. Ini akan memberimu gambaran tentang kompleksitas artistik kaligrafi. "

Kalimat Syahadat bila diterjemahkan akan berbunyi: "Tidak ada Tuhan selain Allah. Muhammad adalah utusan Allah."

Menurut pengawas sekolah, Eric Bond, para siswa tidak pernah diminta untuk menerjemahkan kalimat yang ditulis dalam Bahasa Arab itu. Mereka juga tidak diperintahkan untuk membacanya atau "mengadopsi atau mengucapkannya sebagai keyakinan pribadi," kata Eric. Dia mencatat bahwa siswa juga dijadwalkan untuk melakukan latihan kaligrafi yang sama di unit tentang Tiongkok.

Pengawas itu mengatakan bahwa siswa juga mencoba memakai jilbab dalam pelajaran lain yang mengajar mereka tentang gaun sederhana yang banyak dipakai kaum Muslim. Menurut seorang pejabat pendidikan di Virginia, siswa di wilayah itu akan melanjutkan belajar tentang agama-agama dunia, seperti yang dipersyaratkan oleh standar akademik di seluruh negara bagian Virginia. Namun, kata dia, di masa depan, siswa akan berlatih kaligrafi menggunakan contoh yang berbeda yang tidak ada hubungannya dengan agama Islam.

Beberapa orang tua, termasuk Herndon, marah pada apa yang mereka lihat sebagai upaya menarik orang menjadi Islam di sekolah umum, perhatian yang telah didengungkan oleh orang tua di berbagai daerah di seluruh negara mengenai pelajaran yang berpusat pada Islam.
Di Tennessee, kegemparan terjadi atas pelajaran tentang peradaban Islam kuno untuk sekolah menengah, yang mendorong anggota parlemen negara untuk mempertimbangkan undang-undang yang membatasi ajaran agama-agama dunia untuk sekolah menengah.

Di sebuah sekolah menengah di Georgia, beberapa orang tua  marah bahwa anak-anak mereka diajarkan lima rukun Islam, yang merupakan prinsip utama dari iman Islam, sebagaimana dilaporkan oleh  Journal-Constitution Atlanta.

Di Fairfax County, Virginia, salah satu distrik sekolah terbesar, orangtua murid bernama Rachel Butterfield mengatakan dia menjadi khawatir setelah anaknya - duduk di kelas lima di sekolah Ravensworth - membawa pulang apa yang dia anggap pelajaran yang tidak pantas tentang Islam, tahun lalu. Dalam pelajaran itu, siswa diinstruksikan untuk  membaca dengan keras pernyataan iman Muslim. Dia mengatakan asisten pengawas setuju dengan keprihatinannya dan memutuskan untuk menarik pelajaran itu dari kurikulum.

Namun, berbeda dengan kebanyakan media yang menyuarakan kemarahan publik, The Washington Post yang melaporkan berita ini, mencoba memoderasi kontroversi dengan mengutip pernyataan berbagai pihak yang menganggap pentingnya pelajaran tentang Islam di sekolah-sekolah AS.

The Washington Post mengutip pernyataan Ibrahim Hooper, juru bicara Council on American-Islamic Relations, yang mengatakan bahwa kontroversi di Augusta County adalah "gejala dari kefanatikan anti-Muslim  yang kita lihat di Amerika pada saat sekarang ini."

"Segala sesuatu yang ada hubungannya dengan Islam atau Muslim entah bagaimana menjadi kontroversial, dan Anda mendapatkan ini sebagai reaksi spontan berdasarkan informasi yang salah, stereotip, bias, dan itu benar-benar mencapai proporsi menakutkan," kata Hooper.

Ia mengatakan apa yang diajarkan di Augusta adalah tepat. "Kalimat syahadat, deklarasi iman, adalah dasar dari Islam. Anda tidak bisa belajar tentang Islam tanpa belajar tentang syahadat. "

Para ahli mengatakan bahwa pengajaran tentang agama sangat penting di sekolah umum karena agama - termasuk Islam - adalah penting untuk memahami segala sesuatu dari sejarah kuno untuk peristiwa saat ini.

"Untuk menjadi orang yang berpendidikan, untuk menjadi warga negara, untuk menjadi bagian dari percakapan global, untuk terlibat dalam dunia kita, melek agama sangat penting," kata Charles C. Haynes, wakil presiden Newseum Institute and the Religion Freedom Center.

"Lebih penting dari itu adalah bagaimana kita akan hidup  satu sama lain di salah satu negara yang paling beragam agama dan masyarakatnya di dunia tanpa memahami satu sama lain?"

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home