Loading...
SAINS
Penulis: Prasasta 00:00 WIB | Senin, 25 Maret 2013

Lancarkan Kolaboraksi dalam Rangka Earth Hour

Lancarkan Kolaboraksi dalam Rangka Earth Hour
Para anggota pramuka membuat lubang biopori dalam kegiatan Kolaboraksi di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, pada Sabtu (23/3) lalu.
Lancarkan Kolaboraksi dalam Rangka Earth Hour
Langkah awal menancapkan alat pembuat biopori, alat ini bisa dibuat sendiri di rumah.
Lancarkan Kolaboraksi dalam Rangka Earth Hour

[JAKARTA] Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 23 Maret setiap tahunnya, World Wildlife Fund (WWF), Yayasan Earth Hour dan Badan Pengendali Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)  bekerjasama menggelar kegiatan "Kolaboraksi" di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (23/3) lalu. 

Acara yang dilengkapi dengan kegiatan pembuatan lubang-lubang biopori dan 'operasi plastik' atau mengumpulkan sampah plastik selama satu jam ini juga diramaikan oleh komunitas-komunitas peduli lingkungan yang ada di Jakarta. 

Inisiatif ini, seperti dikatakan oleh penanggungjawab kegiatan, Nyoman Iswarayoga, adalah untuk memaksimalkan peran masyarakat dalam penataan dan pelestarian lingkungan. 

"Kalau kita bisa mengumpulkan sampah-sampah plastik sebanyak-banyaknya lalu dibakar, itu artinya mengurangi risiko penyumbatan air di sungai Ciliwung dan Manggarai," ujar Nyoman. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan ini didukung penuh oleh Pemerintah Kota DKI Jakarta serta komunitas-komunitas peduli lingkungan, salah satunya adalah Jakarta Berkebun.

Mudah

Dalam acara ini, ditunjukkan pula cara membuat lubang biopori yang sederhana dan mudah. Salah satu peserta kegiatan, Muhammad Ridho, siswa SMU Ragunan, Jakarta yang juga tergabung sebagai anggota Pramuka Jakarta Timur, memperlihatkan cara pembuatan lubang biopori. Ia menggunakan alat semacam besi panjang berulir yang sudah dilengkapi semacam pengeruk tanah. Besi tersebut kemudian ditancapkan ke dalam tanah hingga menghasilkan lubang yang cukup untuk dipasangkan pipa pralon. Sebelumnya, lubang juga sudah disiram air agar memudahkan pemasangan pipa. Pipa diperlukan agar lubang yang sudah dibuat, tidak tertutup kembali oleh timbunan tanah. 

Dengan berbagai kegiatan peduli lingkungan termasuk pembuatan biopori, Nyoman kembali berpesan agar setiap aksi yang dilakukan sepanjang hari itu, dapat dijadikan gaya hidup masyarakat, sehingga bisa diteruskan hingga anak cucu kelak. 

"Kegiatan semacam ini jangan hanya menjadi gaya hidup individu, tetapi juga disosialisasikan atau disebarkan kepada masyarakat di sekitar kita. Membuat lubang biopori dan 'operasi plastik' dapat menjadi dua kiat tepat mewujudkan gaya hidup sehat," tambah Nyoman tentang makna biopori dan Earth Hour.

Ia juga merasa beruntung karena kegiatan pagi itu diramaikan oleh sekitar 100 orang, belum termasuk aksi bersih-bersih Sungai Ciliwung yang dilakukan pada waktu yang bersamaan. 

Editor : KP1


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home