Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Dewasasri M Wardani 15:10 WIB | Selasa, 04 Oktober 2016

Lempuyang Wangi, Dipersiapkan Melawan Kanker

Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum). (Foto: dpksm.indonetwork.co.id)

SATUHARAPAN.COM – Lempuyang wangi adalah salah satu tanaman rempah yang cukup populer. Lempuyang sering sekali dimanfaatkan sebagai salah satu bahan utama dari pembuatan jamu obat yang dikenal dengan nama jamu cabe puyang. Anda dapat menemukan jamu cabe puyang ini di penjual jamu tradisional yang berkeliling di sekitar perumahan atau di pasar tradisional.

Rimpang lempuyang wangi memiliki rasa getir atau pahit ringan dengan aroma yang khas cenderung wangi. Untuk mengonsumsinya, kebanyakan orang akan merebus rimpangnya dengan air, lalu menyaringnya. Untuk hasil lebih pekat, beberapa orang memilih memarut rimpang lempuyang ini kemudian memeras airnya. Parutan lempuyang juga dimanfaatkan untuk mengobati bagian tubuh yang sakit atau memerlukan perawatan dengan cara diparut.

Seperti dikutip dari situs lipi.go.id, lempuyang kaya akan minyak atsiri, yaitu limonen dan zerumbon (zat anti kejang). Manfaat lempuyang cukup dikenal di dunia herbal, untuk melawan sel-sel kanker dengan melakukan induksi apoptosis.

Sebuah studi di Jepang mengungkapkan, ekstrak lempuyang efektif dalam menghambat tumbuhnya sel-sel melanoma. Efek penekanan (inhibitor) diketahui terjadi melalui penghambatan terhadap ekspresi gen tirosinase pada sel melanoma. Lempuyang memiliki senyawa bioaktif yang terdapat di dalam rimpangnya, yang telah diteliti sejak tahun 1944.

Lempuyang wangi memiliki nama ilmiah Zingiber aromaticum, Val. Menurut balittro.litbang.pertanian.go.id, dikenal tiga jenis lempuyang, yaitu lempuyang wangi (Zingiber aromaticum), lempuyang emprit (Zingiber amaricans), dan lempuyang gajah (Zingiber zerumbet).  

Lempuyang emprit memiliki bentuk rimpang dan tanaman yang lebih kecil, warna daging rimpang kuning dengan rasa pahit. Lempuyang gajah mempunyai ukuran rimpang lebih besar, dan daging rimpang berwarna kuning. Lempuyang wangi memiliki daging rimpang berwarna keputihan dan berbau harum.

Tanaman lempuyang wangi, mengutip dari ung.ac.id, tingginya antara 1 hingga 1,5 meter, dan rimpangnya di bawah tanah. Batangnya semu berupa kumpulan pelepah daun yang berseling, di atas tanah, beberapa batang berkoloni, hijau. Rimpangnya merayap, berdaging, gemuk, aromatik.

Daunnya tunggal, berpelepah, duduk berseling. Pelepahnya membentuk batang semu, helaiannya dalam bentuk lanset sempit, pangkal runcing atau tumpul, ujung sangat runcing atau meruncing, berambut di permukaan atas, memiliki tulang daun.

Bunganya bersusun majemuk bulir, bentuknya bulat telur, muncul di atas tanah, tegak, berambut halus, dengan ujung runcing agak lebar, daun pelindung dengan ujung datar. Mahkota bunga berwarna kuning terang, hijau gelap, atau putih, bibir bibiran bulat telur atau membulat, jingga atau kuning  lemon. 

Buahnya berbentuk bulat telur terbalik, berwarna merah. Bijinya bulat memanjang.

Tersebar di Daerah Tropis

Lempuyang wangi juga dikenal dengan nama daerah lempuyang emprit dan lempuyang pahit (Jawa), dan lempuyang ruum (Sunda).

Tanaman suku Zingiberaceae ini tersebar luas di berbagai negara tropis. Lempuyang wangi juga ditemukan di Hawaii, dengan nama awapuhi. Daun dan tangkainya digunakan untuk bumbu dalam memasak, juga digunakan sebagai obat rambut dan kondisioner untuk rambut.

Dr Ir H Muhammad Syakir MS, dari Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) Bogor, meneliti tanaman ini berpotensi untuk dikembangkan sebagai salah satu alternatif tanaman sela pada usaha tani intercropping, melihat vigoritas tanaman lempuyang wangi dengan toleransi yang cukup tinggi terhadap ragam intensitas radiasi.  

Lempuyang banyak tumbuh di pekarangan dan tumbuh tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Balittro memiliki koleksi plasma nutfah lempuyang yang belum diketahui potensi, sifat-sifatnya, dan kandungan zat aktif sebagai bahan pemuliaan tanaman untuk menghasilkan bahan  tanaman unggul sebagai sumber bahan baku obat. Saat ini kegiatan penelitian dokumentasi dilakukan di kebun koleksi plasma nutfah, kebun percobaan Cimanggu, Cicurug, Sukamulya, Gunung Putri, Manoko dan Lab Database Bogor. Data koleksi yang sudah terekam dalam sistem database sebanyak 758 jenis dengan jumlah aksesi sebanyak 2664 aksesi.

Manfaat Herbal Lempuyang Wangi

Lempuyang wangi memiliki kandungan minyak atsiri yang tersusun dari a-kurkumen, bisabolen, zingiberen, kariofilen, seskuifelandren, zerumbon, limonen, kamfer.

Menurut  Abdel Wahab dan tim peneliti Institut Riset Biosains Universitas Putra Malaysia, Serdang, Selangor, Malaysia, dalam penelitian berjudul “Kombinasi dari Zerumbon dan Cisplatin untuk Mengobati Serviks Neoplasia Intraepithelial pada Perempuan”, rimpang lempuyang wangi mengandung minyak atsiri, saponin, flavonoid, dan tanin. Kesemuanya merupakan kandungan utama minyak atsiri sebagai antikanker dan antitumor.

Minyak esensial dari lempuyang  wangi, lempuyang gajah, dan lempuyang emprit, memiliki aktivitas antibakteri, menurut tim peneliti dari Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Jakarta II, seperti dikutip dari poltekkesjkt2.ac.id. Aktivitas itu telah dievaluasi terhadap bakteri negatif tiga gram (Pseudomonas sp., Escherichia coli, dan Salmonella thypii). In vitro aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi cakram dan metode dilusi.

Menurut Sudarsono, D Gunawan, dan S Wahyuono, dalam buku Tumbuhan Obat II Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan (Penerbit Pusat Studi Obat Tradisional UGM, Yogyakarta, tahun 2002), rimpang tanaman ini sering digunakan untuk obat asma, mengurangi rasa nyeri, pembersih darah, menambah nafsu makan, pereda kejang, penyakit kuning, radang sendi, batuk rejan, kolera, anemia, malaria, penyakit syaraf, nyeri perut, mengatasi penyakit yang disebabkan cacing, dan masuk angin .

Penelitian yang dilakukan tim penelti FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta, menunjukkan minyak atsiri  lempuyang wangi hasil isolasi dengan metode destilasi Stahl mempunyai aktivitas antibakteri Pseudomonas aeruginosa, dan 0,075 persen untuk Salmonella typhi

Temuan penelitian dari Tim Saiyok, Kanchanaburi Universitas Mahidol Thailand, menunjukkan adanya variasi genetik antarjenis dan potensial dalam antioksidan alami dan antibakteri dari lempuyang wangi.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home