Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 13:30 WIB | Sabtu, 21 Desember 2013

Liga Prancis: Claudio Ranieri Kecewa Anak Asuhnya Ditumbangkan Valenciennes

Joao Moutinho(AS Monaco, kaus merah putih) menghadang laju Rudi Mater (Valenciennes, kaus hitam). (foto:asm-fc.com)

MONACO, SATUHARAPAN.COM – Pelatih AS Monaco, Claudio Ranieri tidak dapat menyembunyikan kekecewaan pada Sabtu (21/12) dini hari di Stadion Louis II, Monaco. Kekecewaan Ranieri tersebut beralasan karena tuan rumah AS Monaco tumbang atas Valenciennes dalam lanjutan Liga Prancis.

AS Monaco yang terus berupaya mengejar perolehan poin pimpinan klasemen sementara, Paris Saint Germain, gagal menahan Valenciennes, dan harus tumbang dengan skor tipis 1-2.  

Walaupun kecewa, Ranieri tetap tenang dan tidak menyalahkan satu pihak pun.

“Saya tahu situasi di lapangan sulit bagi anak-anak (AS Monaco), karena 45 menit babak pertama permainan sungguh buruk. Untungnya permainan berubah baik setelah babak kedua. Seluruh pertandingan Liga Prancis ini sangat sulit untuk kami lalui, apalagi melawan tim yang berjuang lepas dari zona degradasi(Valenciennes),” katanya.

Ranieri memuji semangat lawannya itu, karena berhasil meredam kecepatan para penyerang AS Monaco.

“Inilah sepakbola, sebuah permainan yang menyenangkan, karena bagi kami rasanya berat mengejar PSG, tetapi bagi mereka (Valenciennes) seperti tanpa beban, dan mereka benar-benar memanfaatkan keadaan seperti itu,” lanjut mantan pelatih Chelsea tersebut.    

Ranieri juga mengungkapkan saat ini, salah satu penyerang andalannya, Falcao, masih sulit menghasilkan gol karena baru saja sembuh dari cedera.

“Memang tidak mudah bagi dia (Falcao) untuk bertanding dalam kondisi bermain setelah satu bulan lamanya tidak berlatih, dan tidak bermain di lapangan hijau. Saya yakin pasti nanti suatu hari dia akan mencetak gol lagi,” lanjut Ranieri.

Saat ini yang dibutuhkan AS Monaco adalah gol. Ranieri mengatakan anak buahnya acap kali menguasai bola tetapi menghasilkan kemenangan dengan selisih gol tipis. Dalam pertandingan melawan Valenciennes, AS Monaco memiliki sejumlah peluang dan seharusnya menjadi gol, tetapi gagal.

“Kalau dilihat dari penguasaan bola, kami jauh lebih unggul dari mereka (Valenciennes), dan seharusnya kami bisa menang 4-2. Kami terlalu jauh maju menyerang saat Valenciennes melakukan serangan balik sehingga kami kebobolan gol kedua,” lanjut Ranieri.

Kekalahan itu merupakan kekalahan di kandang yang pertama kali bagi AS Monaco sejak dua musim yang lalu. Kekalahan yang terakhir diderita AS Monaco adalah pada 29 Mei 2011 saat tumbang dari Olympique Lyonnais.

Pasukan tuan rumah yang bertabur bintang, AS Monaco,  dipaksa menelan kekalahan perdana di hadapan publik sendiri setelah dibekap dengan skor 1-2. Valenciennes merupakan penghuni zona relegasi, sedangkan Monaco bertengger di peringkat kedua.

Valenciennes membuka kemenangan pada menit ke-30 setelah terjadi gol bunuh diri dari bek AS Monaco, Eric Abidal. Sebelumnya pemain belakang Valenciennes, Arthur Masuaku, berusaha mengirim umpan silang ke kotak penalti, tetapi Abidal salah arah menghalau bola tersebut sehingga masuk ke gawang.

Valenciennes menggandakan keunggulan menjadi 2-0 lewat serangan balik. Gelandang Valenciennes, David Ducourtioux melenggang bebas sebelum menaklukkan kiper Danijel Subasic di bawah mistar Monaco. Gol itu terjadi pada menit ke-58.

Radamel Falcao memperoleh kans emas dari titik putih untuk menipiskan defisit Monaco ketika wasit menghadiahkan penalti tujuh menit jelang waktu normal habis, tetapi eksekusinya kandas oleh penyelamatan penjaga gawang Valenciennes, Nicolas Penneteau.

James Rodriguez akhirnya memberikan gol bagi AS Monaco pada menit ke-92 lewat sundulan kepala, setelah hadirnya tendangan penjuru bagi AS Monaco. (lequipe.fr/ goal.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home