Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 04:47 WIB | Kamis, 30 Mei 2019

Lukas: Teladan Kesaksian Kristiani

Ia sungguh-sungguh paham apa yang dituturkannya dan mengasihi orang yang mendengarkan tuturannya!
Lukas (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Saya senantiasa terkesan dengan Lukas. Berkait kepengarangan, dia merupakan salah satu penulis terbaik. Injil Lukas memperlihatkan kemampuannya melukiskan Pribadi Yesus yang begitu dekat dengan orang tersingkir, entah Yahudi maupun bukan.

Hanya Lukas yang mencatat kisah ”Zakheus”, ”Anak Yang Hilang”, dan ”Orang Samaria yang Murah Hati”. Di semua cerita itu, Lukas menampilkan Yesus sebagai Pribadi peduli.

Dalam narasi pun, Lukas kampiun. Kisah ”Anak Yang Hilang” sering mengajak kita kembali bercermin. Kadang kita melihat diri sendiri dalam rupa si Bungsu, yang tak mau diatur dan lebih suka mengambil jalan sendiri. Kali lain kita bagai si Sulung, yang tak suka melihat orang lain diampuni.

Entah kita seperti si Bungsu maupun si Sulung, itu bukan persoalan mendasar, selalu ada—menurut judul buku anak karya H. A. Oppusungggu—Bapa yang Luar Biasa. Bapa yang mengasihi baik si Bungsu maupun si Sulung.

Mengapa Lukas begitu pandai menyentuh hati pembacanya? Saya duga karena dia sangat mengenal pembacanya. Semula kitabnya memang bukan ditujukan kepada sembarang orang. Dia menulis untuk seorang yang dia kenal betul: Teofilus. Dia menulis bukan agar Teofilus menjadi Kristen, tetapi agar Teofilus semakin teguh dalam imannya. Bolehlah kita katakan bahwa Injil Lukas merupakan kitab pembinaan. 

Dan sebagai sejarawan piawai, ternyata tak hanya menuliskan kisah Yesus Kristus sebagai manusia. Namun, dia melanjutkan kitabnya dengan menampilkan Tokoh lain: Roh Kudus.

Seandainya Lukas tak menulis kitab keduanya, yang masih ditujukan kepada orang yang sama, orang-orang Kristen masa kini tentunya kesulitan memahami Sosok Roh Kudus.

Kisah Lukas tentang Roh Kudus terkait dengan kisah Yesus Kristus. Ini jelas dari ungkapan Lukas bahwa Roh Kudus yang dijanjikan memang tidak bisa dilepaskan dari janji Yesus Kristus. Lukas agaknya sengaja membuka kitabnya dengan sebuah pernyataan: ”Hai Teofilus, dalam bukuku yang pertama aku menulis tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan diajarkan Yesus Kristus, sampai pada hari Ia terangkat.”

Lukas juga merasa perlu yang memberi catatan bahwa Yesus yang bangkit dengan banyak tanda membuktikan bahwa Ia hidup. Selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada para murid tentang Kerajaan Allah. Berdasarkan catatan itulah, gereja-gereja pada hari ini merayakan kenaikan Yesus Kristus ke surga, yaitu pada hari empat puluh hari setelah Paskah.

Selain penulis andal, Lukas sejatinya adalah teladan dalam kesaksian kristiani. Mengapa? Sebab ia sungguh-sungguh paham apa yang dituturkannya dan mengasihi orang yang mendengarkan tuturannya! Itulah syarat utama menjadi saksi Kristus!

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home