Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 18:37 WIB | Sabtu, 25 Januari 2014

LWF: Melindungi Warga Sipil Suriah Adalah Kewajiban

Anak-anak pengungsi Suriah di Mafraq, Yordania, sekolah dengan fasilitas yang sederhana dan berdesakan. (Foto: LWF)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Perlindungan bagi warga sipil di Suriah adalah kewajiban, bukan pilihan. Demikian dikatakan Sekretaris Jenderal Federasi Dunia Gereja Lutheran (Lutheran World Federation /LWF), Martin Junge.

Dia mengatakan  bahwa keluarga besar gereja secara global memiliki tanggung jawab ekumenis dan kemanusiaan untuk mendesak dihentikannya konflik bersenjata di Suriah yang telah menimbulkan penderitaan bagi warga sipil. Martin Junge terlibat dalam pertemuan gereja-gereja di Jenewa yang mendorong upaya perdamaian bagi Suriah yang tengah berlangsung di Jenewa, Swiss.

LWF bersama Dewan Gereja-gereja Dunia (WCC) menyelenggarakan konsultasi ekumenis bagi para pemimpin gereja dari Suriah dan di seluruh dunia pada pertengahan Januari untuk memberikan rekomendasi bagi delegasi pemerintah dan oposisi Suriah yang bertemu di Jenewa.

Mengembalikan Kewajiban

Selain rekomendari bersama itu, WLF menyatakan dukungan bagi upaya ekumenis untuk membawa perdamaian abadi di Suriah. Menurut Junge, solusi politik menuju perdamaian di negara itu harus mencakup ketaatan terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan.

"Perlindungan terhadap warga sipil bukan opsional (pilihan), tapi wajib dan saya mendorong pihak yang terlibat dalam Konferensi Jenewa II membahas untuk mengambil kewajiban ini sebagai titik keberangkatan mereka," katanya.

Sekjen WLF menyatakan keprihatinan mendalam atas meningkatnya jumlah warga sipil yang mengungsi akibat krisis Suriah. Menurut dia, "penghentian semua permusuhan sangat penting" di mana para pihak yang berbeda duduk untuk bernegosiasi untuk perdamaian.

Junge menekankan perlunya untuk meningkatkan dukungan untuk respon kemanusiaan terhadap krisis. "Jumlah pengungsi sangat mengejutkan dari 500.000 pengungsi Suriah pada Januari 2013 dengan 2,3 juta saat ini di wilayah tersebut, dan 6,5 juta lainnya mengungsi di dalam negeri. Penderitaan ini harus berakhir, tidak dapat dibiarkan berlanjut," kata dia menambahkan.

Program LWF untuk Suriah

Dia menyatakan komitmen LWF untuk berbuat lebih banyak bekerja sama dengan mitra-mitranya untuk membantu pengungsi dan mendukung upaya untuk membawa perdamaian di negara dan wilayah itu secara keseluruhan.

Di wilayah Mafraq, Yordania utara, Departemen LWF untuk World Service Program mendukung 4.000 keluarga di kamp-kamp dan masyarakat setempat dengan perlengapan untuk musim dingin (winterization kit) yang mencakup gas dan tabung untuk memasak dan pemanas, pakaian musim dingin, selimut dan karpet.

Intervensi lainnya termasuk program distribusi voucher makanan bertujuan membantu 1.700 keluarga pengungsi Suriah di Yordania dengan kupon makanan bulanan dari US$ 85 dolar per keluarga selama enam bulan.

Sebuah program perluasan sekolah diselenggarakan di Mafraq, dengan tujuan untuk membangun 30 ruang kelas baru pada akhir tahun 2014 di sekolah-sekolah lokal yang dipenuhi  anak-anak pengungsi Suriah, terutama perempuan.

Dukungan LWF untuk pengungsi perempuan dan warga Yordania mencakup program peningkatan pendapatan untuk menyediakan lapangan kerja bagi para perempuan Suriah. Selain itu, lebih dari 800 perempuan dari kedua komunitas tergabung dalam program pelatihan kejuruan LWF bertujuan untuk meningkatkan kemandirian.

Di kamp Za'atri, yang menampung lebih dari 124.000 pengungsi Suriah, LWF terkoordinasi  dengan "Oasis Perdamaian"  dengan sasaran program sekitar 1.500 pemuda berusia antara 14 dan 24 tahun. Mereka mengikuti kegiatan yang bertujuan untuk menyebarkan budaya perdamaian dan membangun ketahanan melalui dukungan psikososial. Kegiatan seni dan permainan terapi, olahraga, dan konseling kelompok adalah beberapa kegiatan yang digunakan dalam program ini.

Pada pertengahan Januari Yordania menampung lebih dari 582.000 pengungsi dari Suriah. (lutheranworld.org)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home