Loading...
RELIGI
Penulis: Reporter Satuharapan 13:34 WIB | Rabu, 05 Oktober 2016

Mantan Pendeta Jadi Direktur Marketing dan Teknologi

Pete Wilson. (Foto: store.collyde.com)

SATUHARAPAN.COM - Kurang dari sebulan setelah mengundurkan diri sebagai pendeta jemaat di Gereja Cross Point, Nashville, Tennessee, Pete Wison yang adalah juga pengarang buku laris Plan B, memulai babak baru dari kehidupan profesionalnya sebagai marketing president and techonology firm dari The A Group.

“Kami begitu senang Pete Wilson dapat bergabung dengan kami,“ ujar pendiri dan CEO The A Group, Maurilio Amorim.

“Saya sudah mengenal Pete cukup lama, dan saya mengenal hatinya untuk pelayanan. Sebuah kehormatan bagi saya dapat bekerja sama dengan Pete yang sudah memiliki pengalaman luar biasa dalam mengembangkan sebuah organisasi yang besar,” Amorim menambahkan.

Wilson sendiri mengungkapkan bahwa kelelahan dan kehancuran pribadi sebagai alasan pengunduran dirinya yang mengagetkan pada 11 September lalu. Wilson juga memutuskan untuk meninggalkan pelayanan gereja untuk waktu yang lama.

“Keputusan ini mungkin dinilai terburu-buru oleh sebagian orang, namun saya dapat memastikan bahwa keputusan ini lahir dari pertimbangan saya yang sangat matang. Saya merasa ini adalah saat yang tepat untuk memulai sesuatu yang berbeda,” tulis Wilson.

“Salah satu kunci dalam hidup adalah mengetahui kapan kita tinggal dalam satu musim hidup. Tandanya mungkin ketika kita merasa sudah tidak menikmati hal yang kita kerjakan atau kita sudah tidak lagi sebaik dulu waktu pertama kali kita mengerjakannya. Mungkin pekerjaan yang dulu Anda senang mengerjakannya, sekarang justru membuat Anda kering, dan kosong. Tuhan akan memberikan sebuah mimpi baru dalam hati kita, atau menutup beberapa pintu. Anda akan tahu bahwa musim Anda sedang akan berakhir,” kata Wilson.

“Akhir musim hidup ini membuat saya ingin beristirahat dan menenangkan diri. Saya banyak menghabiskan waktu beberapa bulan belakangan ini dalam ketenangan, termasuk pada minggu-minggu terakhir ini. Ketenangan ini tidaklah kosong, sebaliknya waktu-waktu ini dipenuhi dengan jawaban,” Wilson menambahkan.

Wilson mengatakan selama masa diamnya, ia menemukan banyak hal lain yang ia miliki. Ia menemukan jiwa entrepreneurnya, cintanya kepada jemaat, cintanya kepada para pendeta lain, dan ia ingin membuat perbedaan dalam dunia.

“Saya sudah mengenal Maurilio Amorim sejak saya kecil dan The A Group telah menjadi mitra marketing dan teknologi bagi Cross Point sejak awal. Fokus saya lebih kepada menerapkan pelajaran yang saya pelajari selama 20 tahun di pelayanan untuk menolong pendeta lain dalam menghadapi hal-hal yang tidak diharapkan dan menantang dalam arus pelayanan,” ujar Wilson.

Amorim menggambarkan sosok Wilson sebagai orang yang sangat dibutuhkan dalam timnya.

“Saya mendirikan The A Group hampir 15 tahun lalu, melihat kebutuhan dari gereja-gereja dan organisasi-organisasi nonprofit, pelayanan yang berbasis marketing dan teknologi. The A Group terus berkembang dan melayani banyak organisasi yang berhadapan dengan dunia yang berubah demikian cepat melalui teknologi, iman, dan budaya. Saya menyadari bahwa ini juga akan menjadi sebuah babak baru bagi kami. Kami membutuhkan perspektif yang segar dan pengalaman yang berasal dari pelayanan,” Amorim memaparkan.

Ia menjelaskan banyak organisasi berbasis iman yang sedang bergumul untuk terhubung dengan umat yang banyak meninggalkan gereja, mereka meminta konsultasi pada perusahaannya. Wilson adalah aset berharga bagi perusahaannya di area ini karena ia berhasil berhubungan dengan lingkungan ini.

“Hampir setiap klien yang datang kepada kami, menanyakan hal yang sama: Bagaimana kami menjangkau generasi ini? Bagaimana kami bertumbuh dalam dunia yang sekuler? Bagaimana kami mengadopsi teknologi baru dan budaya baru tanpa kehilangan hati? Pete sudah membuktikan bahwa hal-hal di atas dapat dijawab. Dia telah meneguhkan para pemimpin lain yang sedang menghadapi tantangan yang sama,” kata Amorim. (christianpost.com/spw)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home