Loading...
RELIGI
Penulis: Bayu Probo 19:44 WIB | Senin, 16 Februari 2015

Mardi Gras, Pesta Sebelum Sambut Rabu Abu

Orang-orang melempar manik-manik saat Karnaval Mardi Gras, Sabtu (14/2) sebagai bagian tradisi di New Orleans. (Foto: nola.com)

SATUHARAPAN.COM – Masa Pra-Paskah bagi sebagian masyarakat, terutama di Barat, adalah masa prihatin. Untuk menghadapi itu, sebelum tiba masa Pra-Paskah—ditandai dengan ibadah Rabu Abu—berpesta. Disebut Mardi Gras.

Tahun ini, Rabu Abu jatuh pada 17 Februari. Selama 40 hari (Minggu tidak dihitung) orang Kristen dianjurkan untuk berpuasa atau melakukan pantang hingga perayaan Jumat Agung (3/4). Namun, setelah perayaan Epifania, sekitar awal Januari hingga Rabu Abu, orang-orang mengadakan pesta yang disebut Mardi Gras (dibaca mardigra), dari bahasa Prancis yang berarti Selasa Gemuk. Karena orang makan sepuas-puasnya sebelum berpuasa menyambut Paskah.

Pesta Mardi Gras biasanya dalam bentuk karnaval menggunakan kostum, menari-nari di jalan, kompetisi olahraga. Namun, yang dianjurkan adalah melakukan pengakuan dosa.

Karnaval Mardi Gras yang paling terkenal adalah di New Orleans, Amerika Serikat. Ini terkait dengan awal koloni Prancis di Amerika Serikat. Sewaktu pertama kali masuk ke Sungai Mississippi, ekspedisi yang dipimpin Rene-Robert Cavelier, melakukan pesta Mardi Gras pertama kali di situ pada 3 Maret 1699 untuk merayakan kehadiran mereka di Amerika Serikat.

Pada 1703, untuk pertama kali diselenggarakan Mardi Gras besar-besaran di Biloxi—ibu kota Negara Bagian Louisiana. Saat ibu kota pindah ke New Orleans, pada 1723, Mardi Gras pun pindah ke New Orleans. Hanya sayang, kini Mardi Gras di New Orleans identik dengan pesta seks dan rusaknya moral.

Selain New Orleans, kota-kota lain yang merayakan Mardi Gras misalnya Binche, Belgia dengan nama perayaan, Karnaval Binche. Dakar di Senegal, Marseille di Prancis, Rio de Janeiro di Brasil, Kolombia dengan sebutan Barranquilla's Carnival. Perayaan di Kolombia bahkan disebut sebagai warisan UNESCO. Diselenggarakan biasanya pada 11 November pada pukul 11:11.

Karnaval di Italia disebut Martedi Grasso. Kota yang paling terkenal penyelenggara acara tersebut adalah Venesia, Viareggio, dan Ivrea. Di Ivrea, Mardi Gras dirayakan dengan perang jeruk—peserta saling melempar jeruk kepada peserta lain.

Di Belanda—di Noord-Brabant, Limburg, Zeeland, Twebte, Gelderland—Mardi Gras dirayakan dengan gila-gilaan. Bahkan pesta tersebut kadang identik dengan lepas kontrol moral. Di Swedia, Mardi Gras dikenal dengan nama Fastan. Pada perayaan tersebut orang Swedia memakan fastlagsbullar—makanan berlemak.

Rabu Abu

Dalam gereja Kristen tradisi/ritus barat (termasuk Gereja Katolik Roma dan Protestanisme), Rabu Abu adalah hari pertama masa Pra-Paskah dalam liturgi tahunan gerejawi.

Pada hari itu umat yang datang ke gereja dahinya diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini. Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel kuno di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan dan pertobatan (misalnya seperti dalam Kitab Ester, yaitu Ester 4:1, 3). Dalam Mazmur 102:10 penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu":

    "Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan."

Biasanya pemberian tanda tersebut disertai dengan ucapan, "Bertobatlah dan percayalah pada Injil."

Sering pada hari ini bacaan di Gereja diambil dari Alkitab bagian kitab 2 Samuel 11-12, perihal Raja Daud yang berzina dan bertobat.

Banyak orang Katolik menganggap hari Rabu Abu sebagai hari untuk mengingat kefanaan seseorang. Pada hari ini umat Katolik berusia 18–59 tahun diwajibkan berpuasa, dengan batasan makan kenyang paling banyak satu kali, dan berpantang. (nola.com, latimes.com, wikipedia.org)

Baca juga:


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home