Loading...
INDONESIA
Penulis: Dany Brakha 09:05 WIB | Jumat, 10 Mei 2013

Marsinah Arloji Sejati

Penyalaan lilin oleh Komite Aksi Perempuan dalam rangka memperingati 20 tahun kasus Marsinah terbengkelai. (foto: dany brakha/satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pada 20 tahun yang lalu tepatnya 9 Mei 1993, Marsinah yang memperjuangkan nasib buruh ditemukan meninggal dunia di Dusun Jegong, Kabupaten Nganjuk. Marsinah dikenal sebagai aktivis yang menuntut kenaikan upah dari PT Catur Putera.

Sampai dengan tahun 2013 ini kasus Marsinah masih terbengkelai. Komite Aksi Perempuan menyerukan dua hal, pertama buka kembali dan usut tuntas kasus Marsinah yang terbukti melanggar HAM. Sedangkan yang kedua adalah meminta agar tanggal 8 Mei dijadikan sebagai hari Anti kekerasan.

Terkait hal ini Rabu malam (08/05) Komite Aksi Perempuan menggelar aksi penyalaan lilin untuk Marsinah di bundaran HI. Aksi ini menjadi tanda berkabung atas perjuangan dan kematian Marsinah. Paduan suara, pembacaan puisi, dan orasi mewarnai acara penyalaan lilin itu.

Satu puisi yang dibacakan seorang aktifis Komite Aksi Perempuan lantang terdengar, “Marsinah itu arloji sejati”. Puisi karya Sapadri Joko Damono yang berjudul Dongeng Marsinah itu dibaca untuk mengingatkan bahwa perjuangan para buruh untuk keadilan belum usai. “Mereka kira waktu bisa disumpal agar lengkingan, dentingan detiknya tidak kedengran lagi,” bait lain dalam pembacaan puisi itu.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home