Loading...
INSPIRASI
Penulis: Katherina Tedja 04:40 WIB | Jumat, 18 Desember 2015

Masalah Etika

Kita perlu peka mengamati pilihan dan menetapkan keputusan.
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Ada baiknya jika tahun 2015 bagi bangsa ini ditutup dengan kasus etika. Ini bisa menjadi sebuah perenungan mendalam dan bekal memasuki dan mengarungi tahun 2016… agar peka mengamati pilihan dan menetapkan keputusan.

Kita adalah makhluk rasional, yang berpikir dan menetapkan pilihan. Dalam kehidupan ini kita selalu diperhadapkan dengan pilihan dan keharusan untuk memutuskan. Ketika kita berpikir tentang bagaimana kita harus bertindak, sejatinya kita sedang mempertanyakan masalah etika.  

Etika mengatur relasi individual, bahkan mengatur persahabatan antarbangsa. Sedemikian pentingnya etika… sehingga kita dapat menelusuri perbincangan etika hingga ke Yunani kuno… Plato dan Aristoteles… zaman pencerahan… Immanuel Kant dan David Hume… hingga baru-baru ini… pada sidang MKD yang terhormat… dan di dalam obrolan anak-anak bangsa… di televisi… ruang senat mahasiswa… kedai kopi… di pasar-pasar… dan arisan-arisan.

Benar sekali apa yang dikatakan Bapak Sudirman Said: ”Obat terbaik adalah sinar matahari. Segala penyakit yang tersembunyi… dorong saja ke ranah publik… agar publik dapat menilainya....”

Emmh… omong-omong… bukankah kita dapat memasukkan kasus jual diri artis sebagai kasus etika juga? Mengapa setiap tertangkap yang menjadi sasaran adalah perantaranya saja. Ketika artisnya dilibatkan… mereka dikatakan sebagai korban… bukannya sebagai pemilik ”barang”? Lalu, mengapa pembelinya tidak pernah dimunculkan ke permukaan? Bukankah tidak ada pasar tanpa permintaan?

Bapak-bapak yang mengeluarkan 65 juta untuk kenikmatan sesaat yang bergelimang dosa… Anda tentu sadar, bahwa Anda sedang melanggar etika. Bagaimana jika suatu saat wajah Anda terekspos media?

 

Email : inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home