Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 20:35 WIB | Sabtu, 11 Maret 2017

Masyarakat Diharapkan Beragama dengan Lebih Dewasa

Dosen Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta, Martin Lukito Sinaga dalam Diskusi “500 Tahun Reformasi Protestan: Perlukah Radicalizing Reformation”, hari Sabtu (11/3) di Wisma Xaverian, Jalan Cempaka Putih Raya, Jakarta Pusat. (Foto: Prasasta Widiadi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Semua umat beragama di dunia diharapkan setiap hari semakin bertumbuh semangat untuk menjalankan ajaran agama dengan lebih dewasa dan lebih matang.

“Saat ini yang dibutuhkan adalah semangat menjalankan agama dengan lebih dewasa, dan kematangan dalam beragama,” kata Dosen Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta, Martin Lukito Sinaga kepada satuharapan.com, di dalam Diskusi “500 Tahun Reformasi Protestan: Perlukah Radicalizing Reformation”, hari Sabtu (11/3) di Wisma Xaverian, Jalan Cempaka Putih Raya, Jakarta Pusat.

Dia memberi contoh dengan mengambil kutipan jurnalis senior, Goenawan Mohammad yang berulang kali mengemukakan bahwa kedewasaan sebuah bangsa dalam beragama ditunjukkan dengan perilaku yang tidak kenakan-kanakan, yakni dengan tidak mudah  melontarkan ungkapan yang bernada kebencian.

“(Rohaniwan Katolik) Romo Magnis sering memberi contoh hubungan Kristen-Katolik sebagai contoh dialog antar agama yang ideal,” kata Martin Lukito.

Dia mengatakan bahwa kematangan umat beragama di Indonesia menentukan masa depan negeri ini, karena masa depan Indonesia, ditentukan juga dengan bagaimana sebuah komunitas atau masyarakat dalam menerima kemajemukan.

Dia mengatakan ciri-ciri lain dari masyarakat yang dewasa dalam beragama adalah masyarakat yang menganggap agama adalah sebagai sumber inspirasi untuk solidaritas.

"Beragama yang dewasa ya itu tadi, masyarakat dapat menemukan inspirasi harapan dan solidaritas, dan agama harus diizinkan menemukan pesannya di ruang publik," kata dia. 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home