Loading...
INSPIRASI
Penulis: Endang Setyomurti 07:05 WIB | Selasa, 22 Maret 2016

Melestarikan Air, Memelihara Kehidupan

Butuh gerakan bersama dan strategis dalam pelestarian air.
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Saat merayakan Hari Air Sedunia, kembali kita disadarkan akan kenyataan bahwa Indonesia masih harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan air untuk kehidupan masyarakatnya.

Maraknya perusakan dan pencemaran lingkungan telah menyebabkan Indonesia menjadi kawasan yang menghadapi persoalan  serius terkait dengan ketersediaan air. Padahal, sebenarnya  posisi Indonesia secara geografis memiliki kekayaan air melimpah. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga ketersediaaan air menjadi sangat penting.

Dalam upaya itu, sebuah perkampungan padat penduduk di Kota Salatiga, Jawa Tengah, telah ditetapkan sebagai percontohan dalam Program Kampung Iklim (Proklim) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kampung iklim tersebut berada di RW XI Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti, yang konsisten sejak 2012 lalu mengembangkan kawasan biopori (Kompas.com, 16 Maret 2016).

Sehingga sampai saat ini sudah ada 300 biopori di Kampung tersebut. Padahal jumlah penduduk di kampong ini hanya 72 keluarga. ”Masing-masing rumah warga telah memiliki biopori antara 2 hingga 4 buah," ungkap Prasetiyo Ichtiarto Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Salatiga

Biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Manfaat penting dari pengadaan biopori adalah untuk menjaga keberadaan air tanah dan kelestarian mata air.

Selain itu biopori juga dapat mengubah sampah organik menjadi kompos. Dan pembuatan  kompos dari sampah organik akan mengurangi aktivitas pembakaran sampah yang dapat meningkatkan kandungan gas rumah kaca di atmosfer. Setelah proses pengomposan selesai, kompos ini dapat diambil dari biopori untuk digunakan sebagai pupuk tanaman.

Kemudian biopori dapat diisi kembali dengan sampah organik lainnya. Adapun sampah organik yang dapat dikomposkan di dalam biopori diantaranya adalah sampah tanaman dan kebun (dedaunan dan ranting pohon), sampah dapur (sisa sayuran dan tulang hewan), dan sampah produk dari pulp (kardus dan kertas) 

Gerakan bersama masyarakat dalam mengelola lingkungan dan pelestarian air tanah melalui pembuatan biopori menjadi sangat strategis dan sangat berarti  ketika upaya itu dimulai dari apa yang bisa dilakukan masyarakat. Ini sangat berarti untuk pelestarian lingkungan dan air.

Selamat  Hari Air Sedunia Tahun 2016! Memelihara air berarti memelihara kehidupan!

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home