Loading...
INSPIRASI
Penulis: Tjhia Yen Nie 01:00 WIB | Selasa, 07 Februari 2017

Melihat dari Satu Sisi

Kita tidak dapat melihat sisi lain karena terbatasnya pandangan kita.
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – ”Seharusnya dia mengerjakan tugas itu,” keluh saya tentang rekan sepelayanan yang kadang tidak melakukan tugasnya. Tetapi, semua pandangan tersebut berubah ketika dia menceritakan kondisinya akhir-akhir ini.   ”Keadaan kami tidak seperti dulu,” jelasnya.

Terkadang kita sebagai manusia hanya melihat dari satu sisi, tidak dapat melihat sisi lain karena terbatasnya pandangan kita.  Sama seperti minggu ini ada seorang nenek yang beribadah ke gereja dengan diantar sopir dan suster.  Dengan menggunakan kursi roda, tubuh sepuh yang rapuh itu tampak ringkih. Setelah suster mendorong kursi roda itu di ruang kebaktian, dia meninggalkannya sendirian di tengah-tengah para keluarga yang beribadah.

 ”Di mana keluarganya? Mengapa mereka tega membiarkannya sendiri?” Tanpa terasa pikiran menghakimi terlintas dalam benak, melihat seorang tua yang sudah tidak dapat berjalan,  sendirian beribadah di pojok ruang kebaktian.

Demikian juga dengan berita-berita yang ada di media massa, terkadang tanpa membaca keseluruhan isi berita, kita langsung menyimpulkan dan memutuskan pandangan kita.  Dalam persidangan Ahok, kita melihat bagaimana para saksi mengeluarkan pernyataan tanpa mendengar secara langsung apa yang diperdebatkan.  Bahkan kasus yang terakhir mengeluarkan isu mengenai penyadapan telepon, yang dibantah disebutkan dalam persidangan.

Manusia cenderung berasumsi dan berpendapat tanpa memandang sisi lain. Bagaimana jika kenyataannya tidak demikian? Apa yang kelihatan benar, ternyata salah.  Apa yang terlihat salah, ternyata benar.  Melihat percakapan dan foto tidak senonoh yang diedarkan dalam dunia maya, dengan tegas saya mengatakan bahwa itu ada keji, usaha menjatuhkan seseorang dengan fitnah yang keterlaluan.  Namun dalam berita di radio, disebutkan bahwa polisi mengatakan ada bukti-bukti identik dalam foto itu. Lalu sebenarnya siapa yang keji jika ini adalah benar?

Ternyata paradigma kita belum tentu sama dengan kenyataan. Apa yang kita lihat seperti sisi sebuah koin. Karena itu, baiklah kita tidak cepat berasumsi atau berpendapat yang dapat merugikan orang lain, bahkan masyarakat.

 

Email: inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home