Loading...
FOTO
Penulis: Elvis Sendouw 18:08 WIB | Senin, 05 Januari 2015

Mencari Figur Kapolri yang Reformis

Mencari Figur Kapolri yang Reformis
Aboe Bakar Al-habsy anggota DPR komisi III, Neta S Pane Ketua Presidium IPW, Hamidah Abdurrahman Kompolnas, Dr. Eggi Sudjana praktisi hukum, Ruhut Sitompul anggota DPR komisi III, dan Zulkarnain Bagariang Ketua Umum HMI Badko Banten mengangkat tangan saat acara diskusi mencari figur kapolri yang reformis. (Foto-Foto: Elvis Sendouw)
Mencari Figur Kapolri yang Reformis
Ruhut Sitompul anggota DPR komisi III memberikan penjelasan dalam diskusi.
Mencari Figur Kapolri yang Reformis
Dr. Eggi Sudjana praktisi hukum memberikan keterangan terkait mencari Kapolri yang reformis.
Mencari Figur Kapolri yang Reformis
Hamidah Abdurrahman Kompolnas memberikan keterangan dalam diskusi.
Mencari Figur Kapolri yang Reformis
Neta S Pane Ketua Presidium IPW memberikan keterangan terkait data kepolisian yang terjadi di tahun 2014.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Di tengah kondisi Indonesia saat ini, krisis keamanan dan krisis kepercayaan kepada polisi masih terjadi di sepanjang tahun 2014. Padahal fungsi kepolisian sangatlah fital, ditambah ide Presiden Joko Widodo soal Revolusi Mental, tentu kepolisian menjadi garda terdepan.

Dari fakta yang ada yang dihimpun oleh Indonesia Police Watch (IPW) dari tahun 2014 sedikitnya 41 orang polisi meninggal dalam tugas dan 42 luka, sementara di tahun 2013 hanya 27 orang polisi yang meninggal dan 72 luka. Selain itu polisi yang salah tembak di tahun 2014 ada 13 kasus yang menyebabkan tujuh orang meninggal dunia dan 20 orang luka, dan masih ada lagi kasus dengan kaburnya para tahanan di tahun 2014 dengan 62 tahanan kabur dari sembilan kantor kepolisian. 

Kondisi itu dibahas dalam diskusi publik yang diselenggarakan oleh Komite Aksi Mahasiswa Pemuda untuk Reformasi dan Demokrasi (KAMERAD) dengan tema "Mencari Figur Kapolri Berjiwa Reformis" di Resti 48 Dimsum Place, Gondangdia, Jakarta, Senin (5/1).

Krisis keamanan dan krisis kepercayaan serta keluhan terhadap sikap, perilaku, dan kinerja aparat kepolisian masih menjadi persoalan klasik yang tak kunjung bisa diatasi Polri. Walau Polri sudah memperoleh renumerasi, upaya membenahi sikap, perilaku, dan kinerja anggotanya, terutama jajaran bawah, masih saja belum maksimal.

Dalam diskusi itu terungkap jika perubahan mind set di jajaran atas belum maksimal. Jajaran elit Polri cenderung larut dengan pencitraan. Akibatnya, keinginan Polri untuk mendapat kepercayaan masyarakat tidak pernah terwujud. Di sepanjang tahun 2014 masyarakat masih menilai polisi sulit untuk bisa dipercaya. Demikian kesimpulan catatan akhir tahun 2014 IPW terhadap Polri.

Turut hadir sebagai narasumber diskusi yaitu, Aboe Bakar Al-habsy anggota DPR komisi III, Neta S Pane Ketua Presidium IPW, Hamidah Abdurrahman Kompolnas, Dr. Eggi Sudjana praktisi hukum, Ruhut Sitompul anggota DPR komisi III, dan  Zulkarnain Bagariang Ketua Umum HMI Badko Banten. 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home