Loading...
INDONESIA
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 14:34 WIB | Selasa, 22 Desember 2015

Mendikbud: Sekolah Tempat Tumbuhkan Integritas

Mendikbud Anies Baswedan saat menunjukkan presentase integritas sekolah di Indonesia, Selasa (22/12). (Foto: Febriana DH)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, menegaskan tegaknya integritas dalam dunia pendidikan hanya bisa terwujud bila semua bergerak melawan ketidakjujuran. Sekolah harus menjadi tempat tumbuhnya generasi berintegritas.

“Sekolah harus menjadi tempat tumbuhnya generasi yang jujur, tunas berintegritas. Kita wajib mendidik generasi bangsa ini untuk tidak boleh lagi bersikap diam dan mendiamkan ketidakjujuran, apalagi di dunia pendidikan. Tegaknya integritas dalam dunia pendidikan hanya bisa terwujud saat kita semua bergerak melawan ketidakjujuran,” kata Anies saat menemui Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendampingi sebagian kepala sekolah dari 503 sekolah Apresiasi Integritas dalam Ujian Nasional, di gedung KPK, hari Selasa (22/12).

Para kepala sekolah dari 503 sekolah tersebut, pada hari Senin (21/12), bertemu Presiden dan menerima Apresiasi Sekolah Berintegritas di Istana Negara. Para kepala sekolah ini adalah para pimpinan sekolah yang secara konsisten menegakkan integritas dalam Ujian Nasional (UN) selama lima tahun terakhir.

Dikatakan oleh Anies kegiatan ini sebagai wujud dorongan pemerintah kepada sekolah yang menegakkan kejujuran dan kepada para kepala sekolah yang telah memimpin sekolah mereka untuk membangun karakter kejujuran bagi siswa dan ekosistem sekolah.

“Apresiasi tinggi kepada Ibu-Bapak kepala sekolah. Semoga pengakuan yang kami berikan kepada Ibu-Bapak ini menjadi semangat untuk makin dalam menanamkan akar-akar integritas dalam sekolah yang Ibu-Bapak pimpin karena menjaga integritas adalah sebuah proses yang tiada henti,” kata Anies.

Sebanyak 503 sekolah dengan integritas pelaksanaan UN tinggi diseleksi dari lebih 80.000 sekolah dan madrasah yang selama lima tahun berturut-turut dan menunjukkan konsistensi tingginya indeks integritas dalam pelaksanaan UN. Para kepala sekolah ini adalah garda integritas sekolah yang diharapkan dapat menjaga tingkat integritasnya, bahkan menularkan kejujuran pada sekolah-sekolah lainnya.

Anies Baswedan mengharapkan ke depannya para kepala sekolah ini menyuarakan dan menyebarkan semangat integritas.

“Jangan malu untuk tunjukkan ketidaksukaan dan ketidaksetujuan pada usaha-usaha pengkhianatan yang akan mencemari anak-anak kita. Tunjukkan bahwa pengkhianatan terhadap integritas tidaklah wajar dan tidak dapat dimaklumi, lebih-lebih di dunia pendidikan,” kata Anies tegas.

Menndikbud Anies Baswedan (kanan) menjelaskan hasil UN yang berintegritas kepada Ketua KPK Agus Rahardjo (kiri) di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (22/12). Kedatangan Anies Baswedan ke KPK bersama puluhan Kepala Sekolah peraih apresiasi sekolah berintegritas Ujian Nasional itu bertujuan untuk menegaskan pentingnya pendidikan berintegritas dalam melawan ketidakjujuran. (Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.)

Menurutnya, integritas adalah dasar dari karakter moral lainnya. Ketika integritas goyah, maka runtuhlah segala karakter moral lain yang hendak ditumbuhkan. Menumbuhkan integritas sebagai prinsip yang kokoh dalam diri siswa sama halnya dengan membantu memastikan masa depan Indonesia yang bersih di tangan para calon pemimpin bangsa.

Tentang Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN)

Sejak tahun ini, Kemendikbud memutuskan untuk membuka kepada publik hasil pengukuran integritas Ujian Nasional yang disebut Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN). IIUN pada dasarnya adalah analisis terhadap pola respons jawaban Ujian Nasional.

Dengan adanya IIUN melengkapi capaian nilai Ujian Nasional, maka ada empat kategori pencapaian sekolah dan daerah:

1) Sekolah dan daerah dengan IIUN tinggi dan capaian nilai UN tinggi. Sekolah dan daerah kategori ini dapat menjadi model pengelolaan proses pembelajaran yang baik bagi yang lain.

2) Sekolah dan daerah dengan IIUN tinggi dan capaian nilai UN rendah. Sekolah dan daerah kategori ini memiliki modal karakter yang kuat untuk melakukan perbaikan dan perlu dibantu secara bersama oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

3) Sekolah dan daerah dengan IIUN rendah dan capaian nilai UN tinggi. Pemetaan mutu pendidikan di sekolah dan daerah seperti ini menjadi keruh dan kurang sahih, sehingga sulit menentukan perbaikan yang bisa dilakukan kecuali sekolah dan daerah memperbaiki integritas pemetaannya terlebih dahulu.

4) Sekolah dan daerah dengan IIUN rendah dan capaian nilai UN rendah. Serupa dengan kategori sebelumnya, pemetaan mutu pendidikan di kategori ini keruh dan kurang sahih. Perlu dilakukan perbaikan integritas proses-proses pendidikan terlebih dahulu agar mendapatkan gambaran yang jernih.

“Sekolah dengan IIUN yang rendah begitu dominan di Indonesia. Namun, sekolah-sekolah yang kepala sekolahnya mendapat apresiasi ini memilih untuk tidak terbawa arus kecurangan. Mereka tidak mendiamkan usaha-usaha pengkhianatan terhadap integritas,” kata Anies Baswedan.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home