Loading...
INSPIRASI
Penulis: Gabriel Satyoadi 15:47 WIB | Minggu, 20 Desember 2015

Mengapa Kita Membayar?

Kita membayar karena menghargai.
Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Berita tentang rusaknya Taman Bunga Amarilis (Gunung Kidul) yang rusak diinjak-injak orang, hingga kini masih ramai diperbincangkan di berbagai media. Mirisnya lagi, dengan bangga ia mengunggah fotonya di sosial media dan menulis begini: ”Kita masuk itu bayar Rp 5.000,-, jadi wajarlah kalau bunganya rusak.” Foto dan tulisan yang ia bagikan itu akhirnya menuai kritik pedas dari seluruh pengguna media sosial.

Tak hanya itu saja, kejadian serupa banyak terjadi di tempat lain. ”Kita bayar pajak kok”, jadi bisa pakai jalan seenaknya yang berpotensi membahayakan pengguna jalan lain. ”Kita naik gunung bayar kok”, jadi boleh dong cabut bunga, ngerusak tumbuhan, corat-coret di sembarang tempat. Bahkan di lingkungan akademis seperti sekolah formal pun sepertinya sudah tertanam di pikiran anak-anak: ”Kita sekolah itu bayar,” akhirnya fasilitas sekolah seperti meja dan kursi penuh coretan, serta buang sampah sembarangan.

Dengan melihat kejadian-kejadian itu di sekeliling kita, kita bisa menyimpulkan bahwa banyak orang berpikir, dengan membayar mereka boleh bebas melakukan apa saja sekehendak hatinya. itu hak mereka karena sudah membayar. Benarkah pemikiran seperti itu?

Sebenarnya, apa sih tujuan dari membayar? Mengapa kita harus membayar? Membayar adalah sebuah bentuk dukungan dan apresiasi kita untuk sebuah pekerjaan, karya, ataupun jasa baik sebelum atau sesudah kita mengunakan layanan tersebut. Dengan kita membayar, secara tidak langsung kita telah mengapresiasi dan mendorong para pekerja dan penyedia layanan untuk memberikan kualitas dan pelayanan yang lebih baik ke depannya. Sebaliknya dengan tingkat apresiasi rendah, maka kualitas yang akan kita dapat juga tidak akan memuaskan.

Apresiasi adalah menghargai, jadi dengan membayar kita menghargai. Salah satu bentuk menghargai berarti tidak merusak. Pak Sukadi, pemilik Taman Bunga Amarilis ini sempat kecewa karena taman bunganya dirusak. Bukan tidak mungkin jika suatu hari, taman ini ditutup karena orang-orang yang merasa sudah bayar dan bisa seenaknya. Wah... sayang sekali!

Oleh karena itu, mari kita mengubah pola pikir kita: Membayar bukan karena kita mampu membeli atau menyewa, tetapi membayar karena kita menghargai.

Email : inspirasi@satuharapan.com

Editor : Yoel M Indrasmoro


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home