Loading...
HAM
Penulis: Reporter Satuharapan 16:34 WIB | Sabtu, 03 November 2018

Mengapa Pemeluk Kristen di Pakistan Kerap Jadi Sasaran Serangan?

Ilustrasi. Sedikitnya 65 orang tewas dan ratusan lainnya terluka, banyak di antaranya anak-anak, ketika seorang pengebom bunuh diri meledakkan diri di sebuah taman di Kota Lahore Pakistan, tempat umat Kristen sedang merayakan Minggu Paskah, pada 27 Maret 2016. (Foto: AFP)

PAKISTAN, SATUHARAPAN.COM – Pemeluk Kristen di Pakistan, sama halnya dengan kelompok minoritas lain di negara tersebut, makin sering menjadi sasaran serangan dalam beberapa tahun terakhir.

Beberapa pihak mengatakan serangan terhadap kediaman dan tempat ibadah para pemeluk Kristen ini antara lain “dimungkinkan dengan adanya celah hukum yang ada dalam undang-undang penistaan agama”.

Selain faktor undang-undang ini, serangan terhadap warga Kristen juga dalam beberapa kasus dilatari faktor politis, kata wartawan BBC di Pakistan, M Ilyas Khan.

Berapa Jumlah Pemeluk Kristen di Pakistan?

Mayoritas penduduk Pakistan beragama Islam.

Pemeluk Kristen dan Hindu dikenal sebagai kelompok minoritas terbesar dengan proporsi masing-masing sekitar 1,6 persen dari total penduduk.

Warga Kristen banyak menetap di kota-kota besar seperti Karachi, Lahore, dan Faisalabad.

Selain itu, terdapat desa-desa Kristen di Punjab dan di Peshawar di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa yang konservatif.

Sebelum memisahkan diri dari India beberapa dekade lalu, wilayah yang sekarang menjadi Pakistan dikenal lebih beragam, namun dalam perjalanannya kemudian toleransi menurun dan Pakistan cenderung lebih homogen dan makin banyak mengadopsi nilai-nilai Islam.

Di masa lalu, proporsi kelompok-kelompok minoritas sekitar 15 persen dan sekarang jumlahnya kurang dari 4 persen.

Mayoritas pemeluk Kristen di Pakistan berasal dari warga Hindu kasta rendah yang beralih agama untuk meninggalkan sistem kasta.

Biasanya mereka bekerja di kota-kota garnisun dan di setiap kota di Pakistan terdapat semacam kantong permukiman yang disebut Lal Kurti. Di kantong inilah biasanya warga Kristen tinggal.

Komunitas Kristen merupakan salah satu kelompok paling miskin dan sering mengambil pekerjaan serabutan.

Ada sejumlah desa di Punjab yang semua warganya memeluk Kristen dan mereka bekerja sebagai tenaga kasar dan ladang-ladang pertanian.

Tapi tentu saja ada beberapa komunitas Kristen yang termasuk kelas menengah. Mereka biasanya menetap di Karachi dan berasal dari Goa.

Baik yang kaya maupun miskin, mereka disamakan dengan perasaan bahwa keberadaan mereka “rentan”.

Perasaan inilah yang mendorong orang-orang Kristen yang kaya untuk meninggalkan Pakistan dan menetap di Kanada dan Australia karena merasa iklim intoleransi tak bisa lagi ditoleransi.

Mengapa Mereka Diserang?

Bisa dikatakan komunitas Muslim dan Kristen bisa hidup berdampingan secara harmonis.

Namun, kadang hubungan baik ini terganggu ketika muncul kasus penistaan agama yang sering berujung dengan serangan terhadap warga Kristen, biasanya dilakukan oleh kelompok Islam garis keras.

Serangan dalam beberapa waktu terakhir mencakup:

Serangan gereja di Quetta pada Desember 2017; sembilan orang meninggal, 57 orang lainnya luka-luka.

Serangan bunuh diri terhadap warga Kristen yang merayakan Paskah di Lahore pada Maret 2016; 70 orang meninggal, 340 luka-luka.

Dua bom meledak di gereja di Peshawar pada Maret 2015; 14 orang tewas, 70 luka-luka.

Dua ledakan bom bunuh diri di gereja Peshawar pada 2013; setidaknya 80 orang meninggal.

Hampir 40 rumah dan satu gereja di bakar massa di Gojra, Punjab pada 2009; delapan orang dibakar hidup-hidup.

Sejumlah gereja dan sekolah Kristen dibakar di Faisalabad pada 2005, memicu ratusan warga mengungsi setelah seorang warga dituduh membakar Alquran.

Sejak 1990-an puluhan warga Kristen dinyatakan “merusak Alquran” atau “menghina Nabi Muhammad”, meski para pakar mengatakan hampir semua dari kasus ini dipicu oleh sengketa pribadi.

Ketika dibawa ke pengadilan, hakim biasanya mengeluarkan vonis mati terhadap terdakwa, namun biasanya dibatalkan oleh pengadilan yang lebih tinggi karena minimnya bukti atau karena penggugat menyasar terdakwa untuk mendapatkan keuntungan ekonomi.

Pada 2012, remaja Kristen bernama Rimsha Masih menjadi warga non-Muslim pertama yang dibebaskan dari dakwaan dalam kasus penistaan agama setelah diketahui ia sengaja dijebak oleh seorang ulama setempat.

ari kasus semacam ini, yang paling menarik perhatian publik adalah kasus yang menimpa Asia Bibi, perempuan Kristen dari satu desa di Punjab yang pada 2010 terlibat sengketa dengan beberapa perempuan Muslim dan kemudian menghadapi dakwaan penistaan agama.

Salman Taseer, gubernur Pujab saat itu, mengatakan undang-undang penistaan agama telah disalahgunakan. Ia kemudian tewas dibunuh oleh pengawalnya sendiri, Mumtaz Qadri.

Qadri dinyatakan bersalah dan menjalani hukuman mati pada 2016, yang memicu aksi protes besar-besaran.

Menteri urusan kelompok minoritas dan pemuka komunitas Kristen, Shahbaz Bhatti, dibunuh pada 2011 oleh Taliban karena secara terbuka menyatakan tidak setuju dengan penerapan undang-undang penistaan agama.

Apakah Ada Faktor Lain?

Beberapa peristiwa kekerasan terkait langsung dengan perang di Afghanistan yang dipimpin oleh Amerika Serikat. Jadi ada juga faktor politis.

Beberapa bulan setelah koalisi pimpinan Amerika melancarkan perang di Afghanistan pada 2001, granat meledak di rumah sakit Kristen di Kota Taxila menewaskan empat orang.

Beberapa bulan kemudian, beberapa orang bersenjata membunuh enam pekerja yayasan sosial Kristen di kantor mereka di Karachi.

Serangan terhadap pekerja kemanusiaan Kristen berlanjut dalam beberapa tahun kemudian.

Serangan terhadap minoritas Kristen dan Hindu mungkin saja adalah bagian dari upaya kelompok militan untuk mengirim pesan ke Barat atau untuk mempermalukan pemerintah sipil yang dianggap terlalu berhubungan secara dekat dengan Barat.

Mungkin juga bagian dari strategi militer, yang sangat berpengaruh dan dikenal melindungi milisi Islam yang beroperasi di Afghanistan dan India.

Militer di masa lalu juga mendukung kelompok-kelompok pengamanan swakarasa yang bersuara lantang meminta penerapan secara ketat undang-undang penistaan agama. (bbc.com)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home