Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 19:32 WIB | Jumat, 25 September 2015

Menlu Singapura Sebut Pejabat RI Tidak Tahu Malu

Menteri Luar Negeri Singapura, K. Shanmugam (Foto: theonlinecitizen.com)

SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Luar Negeri Singapura, K. Shanmugam, mengecam sejumlah pejabat senior di pemerintahan Indonesia sehubungan dengan komentar-komentar mereka yang sinis tentang asap yang kini telah menutupi langit negara itu sampai-sampai hari ini (25/9) meliburkan sekolah-sekolah.

Shanmugam terutama kecewa atas pernyataan-pernyataan yang menyepelekan dampak asap itu terhadap negara tetangga, yang menurut dia, sangat mengejutkan dan disampaikan tanpa rasa malu kepada rakyat Singapura mau pun rakyat Indonesia.

Singapura hari ini meliburkan Sekolah Dasar dan Menengah karena  Pollutan Standar Index (PSI) atau indeks standar pencemaran udara telah mencapai angka tertinggi tahun ini yaitu 341 pada pukul 05:00 waktu Singapura, menurut Badan Lingkungan Nasional. Itu berarti sudah melewati ambang batas 300, yang diklasifikasikan "berbahaya."

Menuliskan pendapatnya di akun Facebooknya pada hari Kamis (24/9), Shanmugam mengatakan di satu sisi pemerintah Indonesia mengatakan bahwa sedang mengambil langkah untuk menangani situasi. Namun, "pada saat yang sama, kami mendengar beberapa pernyataan yang mengejutkan dari pihak berwenang di sana."

Menurut  Shanmugam, yang juga Menteri Hukum Singapura, pernyataan ini dibuat "di tingkat senior pemerintah Indonesia, dengan mengabaikan sama sekali keberadaan rakyat kami dan juga rakyat mereka sendiri."  Ia mengatakan  PSI di beberapa wilayah Indonesia sudah berada pada hampir level 2.000.

"Bagaimana mungkin bagi tokoh-tokoh senior dalam pemerintah Indonesia untuk mengeluarkan pernyataan yang demikian, tanpa memperhatikan rakyat mereka, atau rakyat kami, dan tanpa rasa malu, atau rasa tanggung jawab?" tanya dia, sebagaimana dikutip oleh theonlinecitizen,com, tanpa menyebutkan pernyataan-pernyataan yang ia keluhkan.

Kendati tidak menyebut komentar siapa yang dia maksud, tidak sulit bagi warga Singapura  menelusuri pejabat-pejabat Indonesia yang berkomentar sinis terhadap keluhan Singapura atas kiriman asap ke negara mereka. Salah satu warga Singapura yang mencatatnya adalah Andrew Loh,  co-founder The Online Citizen, seorang penulis dan penerbit yang oleh Yahoo Singapore pada tahun 2011 dinobatkan sebagai salah satu tokoh media paling berpengaruh.

Menurut catatan Andrew Loh, pada tanggal 17 September, wakil presiden Indonesia, Jusuf Kalla, mengatakan lagi pernyataan yang oleh Singapura dianggap kontroversial, yang sudah pernah ia sampaikan pada bulan Maret. Terkait dengan asap itu, JK mengatakan bahwa negara tetangga Indonesia harus bersyukur untuk kualitas udara yang baik selama 11 bulan dalam setahun, dan tidak perlu mengeluh  hanya karena selama sebulan ditutupi kabut asap.

"Selama 11 bulan, mereka menikmati udara bagus dari Indonesia dan mereka tidak pernah mengucapkan terima kasih kepada kita," kata Kalla pada bulan Maret.

"Mereka telah menderita karena kabut selama satu bulan dan mereka marah," kata dia, dalam sebuah kesempatan.

Pada tahun 2013, Agung Laksono, ketika itu masih menjadi menteri, mengecam Singapura, yang telah mengalami efek buruk dari kebakaran besar di Indonesia.

"Singapura seharusnya tidak seperti anak-anak," kata dia.

Jusuf Kalla mengklaim bahwa kebakaran hutan di Sumatera adalah bagian dari "bencana alam", dan bahwa kebakaran hutan tersebut juga terjadi di kawasan hutan California di Amerika.

Shanmugam, dalam catatan Facebook-nya, menekankan bahwa Singapura - yang telah menawarkan untuk membantu mengatasi kebakaran hutan kepada Indonesia -- masih siap untuk membantu. Hanya saja, kata dia, Pemerintah Indonesia justru yang ragu-ragu antara menerima bantuan atau menolaknya.

"Pemerintah Singapura mencermati masalah ini dengan serius," kata Shanmugam. "Kami siap membantu Indonesia dalam memerangi kebakaran. Tahun lalu, kami memperkenalkan undang-undang untuk memungkinkan kami menuntut perusahaan yang ditemukan  menyebabkan atau berkontribusi terhadap kabut asap. Dan kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tersebut terhadap perusahaan-perusahaan yang bersalah," kata dia.

"Pemerintah Indonesia telah mengatakan bahwa nereka mengambil langkah-langkah untuk menangani masalah ini. Kami berharap langkah tersebut akan memberikan hasil yang berkelanjutan, dan kami siap bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dalam hal ini," kata dia.

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home