Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 18:46 WIB | Selasa, 08 Oktober 2013

Menpora Akan Perluas Kesempatan Atlet Paralayang

Menpora Roy Suryo hari Senin (7/10) siang berkunjung sekaligus meninjau ke Bukit Timbis, Desa Kutuh, Kuta, Bali. (foto: kemenpora.go.id)

KUTA, SATUHARAPAN.COM – Bukit Timbis, di Desa Kutuh, Kuta,Bali selama ini menjadi tempat yang digunakan untuk olahraga paralayang kelas dunia sekarang perlahan-lahan mulai tergerus pembangunan perumahan mewah. Hal ini memancing kekhawatiran Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Roy Suryo pada Senin (7/10) saat dia bersama dengan beberapa staf berkunjung ke tempat yang menjadi tempat penyelenggaraan olahraga paralayang.      

Pada kunjungan Menpora tidak untuk tujuan berwisata, tetapi pihaknya saat ini penasaran karena di Bukit Timbis saat ini sudah mulai banyak pembangunan vila yang menganggu kelancaran olahraga tersebut.

Seusai kunjungan tersebut Menpora menyempatkan untuk berkoordinasi dengan Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika untuk menindak pengembang yang melanggar aturan di daerah yang digunakan untuk olahraga tersebut.

“Gubernur segera akan menindak developer yang membangun vila yang melanggar aturan di wilayah tersebut. Apalagi, menurut Gubernur, tempat tersebut adalah tempat bersejarah bagi Paralayang di Indonesia semenjak Asian Beach Games 2008,” katanya.

Menpora menganggap bukit yang indah tersebut harus dipertahankan tidak hanya sebagai potensi pariwisata tetapi untuk cabang olahraga paralayang ini.

“Bukit Timbis sudah menjadi tempat bersejarah sejak dimanfaatkan untuk Asian Beach Games lalu, sayang sekarang tempat ini sudah jarang terpakai," tuturnya.

Ketua Federasi Aero Sport Indonesia Daerah Bali, Kol.(Pnb.) Sugiharto Prapto W mengatakan dalam kesempatan yang sama bahwa kawasan itu telah dipagari dengan kawat sehingga menyulitkan atlet

“Bukit Timbis sudah menjadi tempat bersejarah sejak dimanfaatkan untuk Asian Beach Games lalu, sayang sekarang tempat ini sudah jarang terpakai,” kata Sugiharto.

Sugiharto mengharapkan kalau tidak ada pembangunan seperti itu sedianya tidak akan ada atlit yang akan berisiko kecelakaan atau cedera, tetapi kalau di tempat tersebut sudah terdapat banyak kawat berduri dan berpagar untuk perumahan maka dikhawatirkan akan menganggu kelancaran olahraga yang berinduk ke Federasi Aero Sport Indonesia (FASI)

“Kadang-kadang bisa nyangkut itu. Kita ada sekitar 30 hingga 50 atlet yang menggunakan Bukit Timbis untuk Paralayang. Ini lokasi satu-satunya di Bali,” jelasnya.

Pihaknya berharap Menpora bertindak tegas kepada pengembang di wilayah tersebut sekaligus karena pada tahun depan FAI akan mengadakan olahraga paralayang internasional di Bali.

“Kita akan ada kongres. Biasanya akan disertai juga untuk olahraga. Kalau fasilitas seperti itu tidak bagus juga bagi nama Indonesia,” tambah Sugiharto.

Sebelum meninggalkan Bukit Timbis, Roy Suryo mengatakan berkomitmen Bukit Timbis sebagai cikal bakal untuk olahraga dirgantara Indonesia.

“Kemenpora sangat peduli dengan tempat-tempat olahraga yang terancam hilang akibat pembangunan yang bisa menghilangkan fungsinya,” kata  Menpora. (kemenpora.go.id)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home