Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:57 WIB | Rabu, 16 September 2015

Menteri Uni Eropa Gagal Sepakati Kuota Pengungsi

Pengungsi asal Afghanistan, Nafeesah, 53 tahun, dari Herat, Afghanistan, dibantu oleh anak perempuannya dan seorang dokter relawan, setelah pingsan saat melintasi perbatasan antara Serbia dan Hungaria. (Foto: dari Al Arabiya)

BRUSSELS, SATUHARAPAN.COM – Para menteri dalam negeri Uni Eropa gagal mencapai kesepakatan bulat pada hari Senin (14/9) tentang rencana untuk mengikat kuota bagi 120.000 pengungsi dan mengambil memindahkan mereka dari Yunani, Italia, dan Hungaria, kata para pejabat.

"Ya, tidak semua orang ada di ‘’kapal’’ pada saat ini," kata Menteri Luksemburg, Jean Asselborn, dalam konferensi pers di Brussels setelah pertemuan darurat itu, sepeti dikutip AFP.

Namun dia mengatakan bahwa ada "mayoritas" yang pada prinsipnya mendukung redistribusi, dan mereka akan kembali membahas  masalah ini pada bulan Oktober.

Komisaris Uni Eropa untuk migrasi, Dimitris Avramopoulos, menambahkan, "Untuk usulan kami bagi 120.000, kami tidak mencapai kesepakatan yang kita inginkan."

Para menteri mendiskusikan rencana yang disampaikan ketua Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, untuk mendistribusikan 120.000 pengungsi dari Yunani, Italia dan Hungaria yang kewalahan mengatasinya. Namun rencana itu menghadapi perlawanan sengit dari banyak negara anggota di  bagian timur Eropa.

Menteri Dalam Negeri Slovakia, Robert Kalinak, mengatakan negaranya, Republik Ceko, dan orang lain menolak untuk mendukung rencana tersebut, dan menyerukan pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa. "Tidak ada konsensus, beberapa negara tidak setuju. Itu tidak hanya kami atau Republik Ceko, tetapi negara-negara lain juga, " kata dia seperti dikutip oleh kantor berita Ceko, CTK.

Para menteri itu secara resmi setuju, namun untuk meluncurkan rencana, dan pertama diusulkan pada bulan Mei untuk memindahkan 40.000 pencari suaka dari Yunani dan Italia selama dua tahun ke depan, menurut kuota yang disarankan oleh Komisi.

Kuota bisa diterima dengan suara mayoritas, bukan dengan suara bulat, di bawah aturan Uni Eropa yang kompleks. Namun hal itu itu akan menunjukkan tanda perpecahan  dan blok.

Menteri Dalam Negeri Jerman, Thomas de Maiziere, mengatakan ada "kepahitan" atas fakta bahwa suara bulat tidak mungkin pada hari Senin, dan bahwa suara mayoritas akan dilakukan nanti.

Wakil Presiden Uni Eropa, Frans Timmermans, mengatakan "angka (yang diterima) saat ini terlalu kecil" dan memperingatkan adanya risiko yang berkembang bagi  pengungsi pada  musim dingin yang semakin dekat.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home