Loading...
INSPIRASI
Penulis: Yoel M Indrasmoro 07:49 WIB | Sabtu, 26 Oktober 2013

Merasa Benar vs Dibenarkan Allah

Farisi dan Pemungut Cukai (foto: dwellingintheword.wordpress.com)

SATUHARAPAN.COM – Perumpamaan  tentang Orang Farisi dengan Pemungut Cukai (Luk. 18:9-14) dikemukakan Yesus dalam menanggapi orang yang menganggap diri benar dan memandang rendah orang lain. Persoalan orang Farisi itu ialah menganggap diri benar dan lebih baik ketimbang pemungut cukai.

Tindakan orang Farisi itu pastilah tidak akan melukai hati sang pemungut cukai karena diucapkan dalam hati. Namun, kesucian Allah tak mungkin menoleransi tindakan tersebut! Lagi pula, kesombongan pribadi akan menghancurkan dirinya sendiri.

Sebab, secara tidak langsung, orang Farisi itu menegaskan bahwa dia mampu hidup benar berdasarkan kekuatannya sendiri. Dia tidak butuh orang lain, juga Allah! Dia agaknya lupa pula, kalau pun dia orang pilihan, tentulah ada yang memilihnya. Dan yang memilihnya adalah Allah.

Di bait Allah itu orang Farisi itu sedang memuja dirinya sendiri. Tampaknya, dia lupa bahwa dia sedang berada di rumah Allah. Kemungkinan besar, dia pun lupa akan mazmur ini: ” Bagi-Mulah puji-pujian di Sion, ya Allah; dan kepada-Mulah orang membayar nazar.” (Mzm. 65:2).

Dalam bayangan pemazmur, sungguh merupakan anugerah jika manusia berdosa diperkenankan berhadapan dengan hadirat Allah Yang Mahakudus (Mzm. 65:5) Allahlah yang melayakkan manusia untuk menghadap Dia. Allahlah yang telah membenarkannya.

”Merasa benar” memang berbeda dengan ”dibenarkan” Allah. Dibenarkan berarti dianggap benar. Bukan karena benar—sebab siapa yang sungguh-sungguh benar kecuali Allah?—tetapi karena dianggap benar. Dan inilah anugerah itu: semua manusia berdosa, tetapi Allah membenarkan manusia berdosa karena Dia telah menanggung akibat dosa itu.

Sekali lagi, orang Farisi itu lupa bahwa dia telah dibenarkan Allah sehingga boleh menghadap hadirat-Nya. Karena itu, tak perlulah dia membenarkan diri sendiri; apa lagi menganggap rendah orang lain.

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home