Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 10:48 WIB | Senin, 19 April 2021

Mesir: ISIS Bunuh Warga Gereja Koptik di Sinai

Dua warga suku Sinai juga dieksekusi oleh kelompok teroris ISIS di sana.
Warga Gereja Koptik Mesir, Nabil El-Habash, dibunuh oleh kelompok ISIS di Provinsi Sinai, Mesir. (Foto: Marina Nabil El-Habashi via Al Ahram)

KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Sebuah kelompok yang berafiliasi dengan ISIS mengklaim mengeksekusi seorang warga Kristen Koptik dan dua orang suku di wilayah Sinai yang bergolak. Kelompok itu mengatakan dalam sebuah video yang diposting di saluran Telegramnya.

Jemaat Gereja Koptik merupakan antara 10 dan 15 persen dari 100 juta populasi Mesir. Pada hari Minggu (18/4) mereka menyebut orang Kristen yang dibunuh adalah Nabil Habashi Salama.

"Dia mempertahankan imannya sampai saat dia dibunuh... Gereja menegaskan dukungannya yang teguh terhadap upaya negara Mesir dalam memadamkan aksi teror yang penuh kebencian," kata pihak Gereja dari Provinsi Sinai dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.

Dalam video berdurasi 13 menit yang dirilis pada hari Sabtu (17/4) malam, pria warga Gereja Koptik berusia 62 tahun dari Bir Al-Abd di Sinai Utara itu ditembak mati dari jarak dekat oleh seorang militan yang diapit oleh dua orang lainnya yang membawa senapan.

"Anda orang Kristen Mesir, ini adalah harga yang Anda bayar untuk mendukung tentara Mesir," kata militan yang mengeksekusi pria itu dalam video.

Dua pemuda suku Sinai juga terlihat terbunuh di gurun pasir yang tandus, dengan para militan menuduh mereka berperang bersama militer Mesir.

Pemberontakan Kelompok Islamis

Pemberontakan yang telah berlangsung selama satu dekade di Sinai Utara meningkat pada tahun 2013 ketika tentara menggulingkan presiden terpilih Mesir dari kelompok Islamis, Mohamed Morsi. Sebagian besar serangan telah dilakukan di Semenanjung Sinai, tetapi mereka juga menggunakan wilayah itu sebagai landasan peluncuran untuk menyerang di tempat lain di Mesir.

Pada Februari 2018, pemerintah melancarkan operasi nasional melawan militan yang berfokus di Sinai Utara. Militer mengatakan sekitar 970 tersangka militan telah tewas dalam kampanye keamanan yang sedang berlangsung.

Tetapi wilayah tersebut sebagian besar tetap terputus untuk jurnalis, membuat kompilasi angka korban independen hampir tidak mungkin.

Menurut media setempat, Al Ahram, wilayah Sinai Utara telah menghadapi sejumlah beberapa serangan teroris yang mematikan dan penggerebekan tentara di sarang teror.

Kerja Sama Militer

Gereja Ortodoks Koptik Mesir berduka atas El-Habashi dalam sebuah pernyataan dan menyebutnya sebagai "putra dan hamba yang setia" yang "menganut agamanya sampai mati." Menurut pihak gereja, El-Habashi telah ditawan oleh milisi teroris hampir selama lima bulan.

Gereja juga menyuarakan solidaritas penuh dengan negara dalam "melawan tindakan terorisme yang penuh kebencian". Tindakan seperti itu "hanya akan meningkatkan tekad dan desakan kami untuk menjaga persatuan nasional kami yang berharga."

"Kami memberikan penghormatan kepada pahlawan kami dari angkatan bersenjata dan polisi Mesir dan menyampaikan bela sungkawa kami kepada keluarga martir, berdoa demi perdamaian dan kemakmuran negara kami," tambah pernyataan itu.

Ungkapan Anaknya

Menurut Al Ahram, El-Habash muncul di video ISIS sebelum dia dieksekusi, mengatakan dia telah ditawan di Provinsi Sinai oleh ISIS selama sekitar tiga bulan dan 11 hari.

Dia mengatakan dia berkontribusi untuk membangun Gereja Perawan Maria di Bir El-Abd, menegaskan bahwa gereja tersebut bekerja sama dengan tentara dan dinas intelijen dalam perang melawan ISIS. Video itu kemudian memperlihatkan El-Habashi berlutut di depan tiga teroris dengan senapan.

Berbicara selama video, salah satu teroris menyerukan perang salib melawan orang-orang Kristen, memperingatkan orang-orang Kristen di Mesir khususnya, tentang nasib serupa jika terjadi kerja sama dengan tentara. Pembicara selama video kemudian menembak El-Habashi di belakang kepalanya.

Putri almarhum, Marina Nabil, menulis di Facebook, “Aku akan merindukanmu, ayahku. Anda membuat kami bangga selama hidup Anda dengan kebajikan Anda dan dalam kemartiran Anda dengan iman yang kuat. "

Pada 2017, Bir El-Abd menyaksikan serangan teroris paling mematikan dalam sejarah Mesir moderen, ketika elemen teroris Islamis menyerang jamaah Muslim di masjid Al-Rawdah, menewaskan lebih dari 300 orang, termasuk anak-anak.

Pada tahun 2020, Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan polisi membunuh 18 teroris dalam baku tembak di Bir El-Abd. Ini terjadi beberapa hari setelah ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di mana 10 personel militer Mesir tewas atau terluka di daerah yang sama.

Pada Juli tahun lalu, angkatan bersenjata Mesir mengumumkan menggagalkan serangan teroris yang menargetkan posisi militer di Bir El-Abd. Tentara mengumumkan pembunuhan 18 takfiris yang berpartisipasi dalam serangan itu. (Al Ahram/AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home