Loading...
DUNIA
Penulis: Febriana Dyah Hardiyanti 19:32 WIB | Jumat, 04 Desember 2015

Militer AS Buka Semua Posisi Tempur bagi Tentara Perempuan

Letnan Kirsten Griest, dan sesama tentara AS, berpartisipasi dalam pelatihan militer selama Course Ranger di Fort Benning, Georgia. Foto ini diambil pada 20 April 2015. (Foto: Reuters/Nikayla Shodeen)

AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM – Militer Amerika Serikat akan segera mengizinkan tentara perempuan mereka untuk dapat mengambil peranan yang lebih dari biasanya. Langkah itu dalam rangka menghilangkan bias gender dalam lingkup militer dan menjadikannya sebuah sejarah baru.

“Perempuan dapat memberikan kontribusi untuk segala misi kami dalam cara-cara yang tidak biasa mereka lakukan sebelumnya, tetapi tetap harus memenuhi syarat dan standar yang ada," kata Menteri Pertahanan, Ash Carter, dalam konferensi pers Pentagon, hari Kamis (3/11).

"Mereka akan diizinkan untuk mengemudi tank, mortir, dan memimpin tentara infanteri ke dalam pertempuran. Mereka dapat berfungsi sebagai Army Rangers, Green Baret, Navy SEAL, korps marinir Infanteri, anggota terjun payung Angkatan Udara, dan semua yang sebelumnya hanya terbuka untuk laki-laki," katanya.

Presiden Barack Obama menyebut langkah itu sebagai suatu kemajuan dan mampu mencetak sejarah besar.

“Langkah itu akan membuat militer kita lebih kuat,” kata Obama.

Carter mengatakan, pembukaan kesempatan itu akan berlangsung setelah 30 hari peninjauan, setelah itu mereka akan diintegrasikan ke dalam peran dan metode yang baru. Masa tunggu tersebut memungkinkan Kongres untuk meninjau keputusan tersebut.

Ia mengakui keputusan itu nantinya bisa menyebabkan lebih banyak perdebatan mengenai apakah perempuan harus mendaftar dalam pengajuan ini.

Ketika ditanya apakah keputusan membuka pintu untuk perempuan sebagai pengisi posisi tempur garis depan diperlukan, Carter mengatakan anggota militer memiliki beberapa pilihan.

"Orang-orang yang ditugaskan untuk misi, tugas, dan fungsi disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan mereka. Tentara perempuan akan segera berada pada standar dan aturan yang sama dengan tentara laki-laki,” katanya.

Dikatakan oleh beberapa pejabat, tentara perempuan di beberapa negara maju sudah diterjunkan dan berperan dalam pertempuran bersenjata, termasuk Kanada dan Israel. Namun, permintaan agar tentara perempuan untuk dilibatkan lebih jauh seperti itu masih sangat rendah di sebagian besar negara-negara anggota NATO (North Atlantic Treaty Organization). (reuters.com)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home