Loading...
SAINS
Penulis: Tunggul Tauladan 23:10 WIB | Kamis, 15 Oktober 2015

Museum untuk Wisata Pendidikan

Museum Kayu Wanagama menampilkan teknik menatah kayu dalam Festival Museum 2015 di Banteng Vredeburg (Foto: Tunggul Tauladan)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM -- Festival Museum kembali digelar di Yogyakarta dengan mengangkat tema “Museum for Edutourism”. Berlokasi di Museum Benteng Vredeberg, acara yang akan digelar  pada 15-19 Oktober ini menghadirkan beragam koleksi dari 38 museum, baik yang berasal dari dalam maupun luar Yogyakarta.

Acara yang diselenggarakan Badan Musyawarah Musea (Barahmus) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini menampilkan berbagai keunikan menyoal koleksi-koleksi yang dihadirkan oleh masing-masing museum yang ikut serta dalam festival ini. Museum Sonobudoyo misalnya menampilkan koleksi mata uang kuno yang sangat langka, yaitu mata uang dari Nias yang diterbitkan pada 1949.

Hal menarik lain dari festival ini adalah adanya cara pengukiran kayu, dengan cara menatah, yang langsung dipraktekan oleh ahlinya di stand Museum Kayu Wanagama. Teknik pengukiran kayu yang merupakan kekayaan budaya bangsa ini merupakan hal yang tidak setiap hari bisa dijumpai, sehingga mampu menarik perhatian para pengunjung yang hadir dalam festival ini.

Wakil Ketua Bahramus DIY, Mayor Sus Ayi Supriyadi, SS., M.Sc., mengatakan, gelaran Festival Museum 2015 ini menjadi salah satu upaya mengenalkan museum sebagai salah satu media pendidikan. Pasalnya, museum memuat berbagai hal, mulai dari seni-budaya, beragam pengetahuan, hingga sejarah.

“Museum adalah satu kesatuan sejarah dan hasil karya budaya. Berbagai pengetahuan ada di museum. Mau belajar tentang penerbangan bisa belajar di Museum Dirgantara, di Museum Batik bisa belajar membatik. Di museum-museum lain juga ada hal yang bisa menambah pengetahuan,” ujar pengelola Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala ini pada Kamis (15/10).

Lebih lanjut Mayor Ayi menjelaskan bahwa selain sebagai media pendidikan, museum juga memiliki fungsi sebagai lahan untuk membangun karaktek bangsa. Banyak peninggalan masa lampau yang menjadi identitas bangsa terpacak di museum. Hal ini tentu saja menjadi kekayaan yang perlu dilestarikan dengan jalan dikenalkan kepada masyarakat.

“Festival Museum ini merupakan bagian dari cara untuk membangun karakter bangsa melalui pendidikan museum. Kami berharap bahwa gelaran ini selain sebagai pariwisata juga mampu mengedukasi masyarakat,” tambah Mayor Ayi Supriyadi.

Festival Museum 2015 diikuti oleh 33 museum di DIY dan 5 museum dari luar daerah. Museum-museum dari DIY yang ambil bagian dalam festival ini, seperti Museum Benteng Vredeburg, Museum Panglima Besar Jenderal Soeharto, Museum Sonobudoyo, Museum Kayu Wanagama, Museum Gunung Merapi, Museum Wayang Kakayon, dan Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala. Sedangkan museum-museum dari luar DIY, antara lain Museum Mandar dan Museum Aditya Warman. 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home