Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 09:50 WIB | Selasa, 04 Juni 2013

Neuroscience untuk Mencegah Radikalime?

Neuroscientist, Kathleen Taylor. (Foto: istimewa)

WALES, SATUHARAPAN.COM – Pencegahan terhadap munculnya orang-orang yang memegang keyakinan secara ekstrem dan radikal mungkin bisa dibantu dengan penerapan ilmu pengetahuan, khusunya di bidang syaraf.

Sorang neuroscientist, Katleen Taylor, mengatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan di bidang saraf mungkin suatu hari membuka kemungkinan bahwa anggota kelompok agama radikal dan mereka yang memegang keyakinan ekstrim atau mereka yang melakukan kekerasan pada anak-anak mereka, dapat "disembuhkan" dari "penyakit"  mereka.

Taylor mengatakan hal itu dalam Festival Hay di Wales, pekan lalu. Dia diminta oleh audiens untuk melihat kemungkinan yang terjadi dalam beberapa puluh tahun perkembangan  neuroscience.

Dia menjawab bahwa orang dengan "keyakinan tertentu" bisa "diobati." Seseorang yang telah "menjadi radikal" oleh "kultus ideologi" yang bukan karena "pilihan pribadi" atau "pilihan yang bebas dan murni," bisa dilihat sebagai memiliki sesuatu “gangguan obsesif kompulsif”, semacam  gangguan mental banyak orang. Taylor adalah seorang peneliti tamu di Universitas Oxford. Dia penulis buku Brainwashing: The Science of Thought Control (2006). Bukunya yang terbaru adalah The Brain Supremacy: Notes from Frontiers of Neuroscience (2012).(christianpost.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home