Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 21:49 WIB | Minggu, 20 November 2016

Obama Ajak Pemimpin Dunia Berikan Trump Kesempatan

Obama Ajak Pemimpin Dunia Berikan Trump Kesempatan
Polisi memperketat penjagaan di sekitar Trump Tower setelah Donald Trump dipastikan menjadi presiden Amerika berikutnya menggantikan Obama. Penjagaan difokuskan di pintu masuk ke blok di kedua ujung jalan. Foto diambil pada 18 November 2016. AFP PHOTO/EDUARDO MUNOZ ALVAREZ
Obama Ajak Pemimpin Dunia Berikan Trump Kesempatan
Para pengunjuk rasa memprotes Presiden Terpilih AS Donald Trump di Green Lake Seattle, Washington pada 19 November 2016. Jason Redmond/AFP
Obama Ajak Pemimpin Dunia Berikan Trump Kesempatan
Orang-orang menggelar protes terhadap presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump di dekat Trump Tower pada 18 November di New York. Eduardo Munoz Alvarez/AFP
Obama Ajak Pemimpin Dunia Berikan Trump Kesempatan
Presiden terpilih AS Donald Trump dan Wakil Presiden terpilih Mike Pence menyambut Mitt Romney saat tiba di pertemuan clubhouse Trump National Golf Club pada 19 November 2016 di Bedminster, New Jersey. Don Emmert/AFP

LIMA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama meminta para pemimpin dunia untuk memberikan kesempatan kepada presiden terpilih Donald Trump sebagai penghormatan norma demokrasi yang disampaikan di Lima, Peru pada hari Sabtu (19/11) dalam kesempatannya mengangkat masalah demokrasi.

Obama berbicara kepada para pemuda Amerika Latin dan berpendapat bahwa demokrasi dan pembangunan berjalan berdampingan, dan bahwa pemerintah otoriter pada akhirnya akan gagal. Dengan Tiongkok dan Rusia dipandang sebagai pihak yang paling diuntungkan atas kemenangan Trump dalam pemilihan umum, Obama mengakui bahwa sejumlah pertanyaan diajukan mengenai kedudukan tertinggi demokrasi setelah Perang Dingin itu.

“Setelah satu dekade, ketika kita menyaksikan semakin banyak negara yang mengadopsi praktik demokrasi, Anda saat ini mulai melihat yang sudah dicapai berubah,” kata Obama.

Namun, dia menambahkan, pemerintah yang menindas oposisi, tidak mengharapkan aturan hukum atau pengadilan independen, ditakdirkan gagal.

“Seiring berjalannya waktu, pemerintah semacam itu gagal dan ekonomi mereka hancur,” katanya, sementara mengakui bahwa “demokrasi bisa membuat frustasi.”

Obama sedang berada di Peru untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi pemimpin Asia-Pasifik, perhentian terakhirnya dalam kunjungan luar negeri terakhirnya.

Dia menghadapi rentetan pertanyaan tentang Trump, yang janji kampanyenya mengancam akan mencabut komitmen AS selama puluhan tahun bagi NATO dan kewajiban pertahanan di Asia.

Trump juga menentang kesepakatan perdagangan 12 negara Pasifik dan didukung oleh sejumlah sekutu utama seperti Jepang.

“Amerika Serikat adalah negara besar yang sesudah pemilihan umum akan membuat orang-orang merasakan ketidakpastian,” kata Obama.

“Penting bagi semua orang di seluruh dunia untuk tidak langsung mengambil kesimpulan, tapi memberikan presiden terpilih ini kesempatan.”

“Sehubungan dengan Amerika Latin, saya memperkirakan tidak akan perubahan besar kebijakan dari pemerintah baru,” imbuhnya.

“Cara Anda berkampanye tidak selalu sama dengan cara Anda memerintah,” katanya. (AFP)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home