Loading...
DUNIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 02:15 WIB | Minggu, 01 September 2013

Obama: AS Akan Serang Suriah

Obama memberi keterangan pada wartawan di Gedung Putih, Sabtu (31/8), bahwa dia memutuskan menyerang Suriah setelah minta persetujuan Kongres. (Foto: whitehouse.gov)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Presiden AS Barack Obama mengatakan ia telah memutuskan untuk mengambil tindakan militer terhadap Suriah, tetapi sebelumnya dia akan meminta persetujuan dari Kongres. Obama mengatakan keputusannya tersebut pada hari Sabtu (31/8) waktu setempat. Menurutnya AS telah disajikan sebuah "kasus yang kuat" yang menunjukkan pemerintah Suriah telah melakukan serangan dengan senjata kimia di pinggiran kota Damaskus pekan lalu.

"Ini adalah bahaya bagi keamanan nasional kita," kata Obama, "bahwa risiko mengolok-olok larangan global terhadap penggunaan senjata kimia."

Dalam pernyataan singkat yang disampaikan di Gedung Putih, Obama mengatakan kepada wartawan bahwa militer AS siap untuk meluncurkan serangan "terbatas". Analis memperkirakan serangan "terbatas" AS dengan menembakkan rudal jelajah pada target tentara Suriah.

"Saya yakin kita bisa membuat rezim Presiden Assad bertanggung jawab dalam penggunaan senjata kimia dan mencegah perilaku semacam ini dan untuk menurunkan kapasitas mereka dalam kasus seperti ini," katanya.

Namun pada pernyataannya itu, Obama tidak menyebutkan kapan ia akan meminta persetujuan dari Kongres, tapi anggota parlemen dijadwalkan untuk kembali dari reses pada 9 September.

Ucapan Omong kosong

Sebelumnya pada hari Sabtu (31/8), Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut AS supaya memberikan bukti dugaan penggunaan senjata kimia pemerintah Suria ke Dewan Keamanan PBB. Putin menambahkan, jika AS tidak menyerahkan bukti hal itu adalah "ucapan omong kosong" bahwa pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia.

"Pasukan pemerintah Suriah menyerang dan mengepung oposisi di beberapa daerah. Dalam kondisi pasukan menyebar seperti itu, untuk memberikan kartu truf bagi mereka yang menyerukan intervensi militer adalah omong kosong," kata Putin kepada wartawan di kota Vladivostok, dekat perbatasan China.

Suriah sendiri telah membantah melakukan serangan kimia. Perdana Menteri Suriah Wael al - Halqi mengatakan hari Sabtu bahwa pasukan Suriah siap menghadapi serangan asing, dia mengatakan hal tersebut sambut memperagakan "jari di pelatuk."

Ketegangan juga meningkat di Arab, menteri-menteri luar negeri Arab berencana akan bertemu di Kairo Mesir, pada hari Minggu (1/9) untuk membahas Suriah, kata Wakil Kepala Liga Arab, Ahmed Ben kepala wartawan Aljazeera.

Pertemuan telah dijadwalkan hari Selasa (3/9), tapi dimajukan "melihat perkembangan pesat situasi Suriah dan berdasarkan permintaan dari beberapa negara Arab," kata wartawan Aljazeera, Ben Helli. Selasa minggu lalu, Liga Arab menuduh rezim Suriah melakukan serangan senjata kimia.

Penghalangan

AS juga sedang berjuang menggalang dukungan internasional untuk menyerang Suriah, dan pernyataan yang kuat dari Liga Arab akan dijadikan dorongan. Sementara Parlemen Inggris pada Kamis (29/8) telah menolak mosi yang menyerukan aksi militer.

Dalam sebuah laporan yang dirilis pada hari Jumat (30/8), AS mengatakan serangan senjata kimia Suriah telah menewaskan 1.429 orang, termasuk lebih dari 400 anak-anak. Sementara badan-badan bantuan mengutip angka yang lebih rendah, mengatakan korban sebanyak 355 orang tewas, dengan 3.000 terluka.

Tim pemeriksa senjata PBB hari Sabtu (31/8) sudah meninggalkan Damaskus setelah selesai mengumpulkan bukti tentang dugaan serangan, dan tim sekarang sudah di Den Haag Belanda. Diperkirakan memakan waktu beberapa hari, atau paling tidak satu minggu, bagi tim menganalisa sampel tersebut.

Para pejabat AS telah mengatakan mereka tidak akan menunggu hasil dari PBB. Sekretaris Negara John Kerry mengatakan pada Jumat (30/8) bahwa laporan PBB hanya akan mengkonfirmasi bahwa senjata kimia telah digunakan, bukan siapa yang menggunakan senjata kimia. (aljazeera.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home