Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 20:02 WIB | Rabu, 26 Maret 2014

Obama: Rusia Tidak Mainkan Kekuatan tapi Kelemahan

Barrack Obama, Presiden AS. (Foto: bbc.co.uk)

DEN HAAG, SATUHARAPAN.COM – Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama mengatakan bahwa tindakan Rusia bukanlah merupakan suatu kekuatan melainkan kelemahan terhadap Ukraina.

Dia juga memperingatkan kemungkinan sanksi lebih lanjut akan diberikan terhadap Rusia jika terus menyerang Ukraina.

Berbicara di Den Haag, Obama mengatakan bahwa dia didorong oleh keinginan negara-negara Uni Eropa untuk mempertimbangkan sanksi apa yang bisa diberikan yang mungkin dapat membuat Rusia jera.

AS telah menjatuhkan sanksi pada Rusia setelah Moskow mencaplok Crimea awal bulan ini.

Obama yang sedang menghadiri pertemuan negara-negara G7 menyatakan bahwa pencaplokan itu tidak sesuai dengan kesepakatan yang tidak diakui oleh masyarakat internasional terhadap fakta-fakta di lapangan bahwa militer Rusia mengontrol Crimea.

Dia menyatakan keprihatinan tentang sejumlah besar pasukan Rusia yang berkumpul di perbatasan tetapi dia juga mengatakan Rusia memiliki hak untuk menyebarkan pasukan di wilayahnya sendiri.

“Semua keputusan ada di Rusia dalam bertindak dan bertanggung jawab dan membuktikan bahwa mereka mematuhi norma-norma internasional dan jika gagal untuk melakukannya akan ada harga yang harus dibayar,” kata dia.

Obama mengatakan bahwa sanksi tertentu telah didiskusikan dengan negara-negara Eropa karena dapat menyebabkan gangguan pada sektor ekonomi atau industri di tiap negara. Namun, Obama mengatakan bahwa dia terdorong oleh ketegasan dan kemauan dari semua negara untuk melihat di bagian mana mereka bisa berpartisipasi dalam proses ini.

Obama menambahkan bahwa Dana Moneter Internasional akan dengan cepat menyelesaikan paket bantuan untuk Ukraina dan dapat sukses menggelar pemilihan umum pada Mei mendatang.

Pada Selasa (25/3) malam, ada laporan mengatakan bahwa pasukan Rusia telah merebut kapal perang Ukraina yang tersisa dari Crimea.

Seorang juru bicara pertahanan Ukraina mengatakan bahwa kapal penarik berbendera Rusia sedang menarik pergi kapal penyapu ranjau Cherkassy.

Pangkalan terakhir militer terakhir di bawah kendali Ukraina di wilayah Feodosia ditangkap oleh pasukan Rusia pada Senin (24/3).

Kesengsaraan Ekonomi

Senin (24/3) kelompok negara industri G7 mengeluarkan pernyataan mengutuk tindakan Rusia dan dikeluarkan dari kelompok negara industri yang semula bernama G8.

Wartawan BBC, Steve Rosenberg melaporkan dari Moskow bahwa kekhawatiran kemungkinan menjatuhkan sanksi lebih keras diikuti dengan kekhawatiran ekonomi  Rusia.

Menurut menteri ekonomi yang mewakili negara itu, pelarian modal tahun ini diperkirakan akan mencapai USD 70 (Rp. 798 ribu) pada akhir Maret, yang berarti lebih banyak uang yang beredar meninggalkan Rusia dalam tiga bulan terakhir dibandingkan sepanjang tahun 2013.

Beberapa investor asing sekarang berpikir bahwa Moskow tampaknya memprioritaskan geopolitik dan semangat nasionalisme atas pasar stabil.

Senin (24/3), kepala bank terbesar Rusia, Sberbank, memperingatkan bahwa sekarang Rusia berada pada risiko resesi (kelesuan).

Kemungkinan sanksi terhadap impor energi Rusia telah ditingkatkan, dengan beberapa menyerukan AS untuk mengurangi pembatasan ekspor gas saat ini.

Selasa (25/3), Menteri Energi Lithuania meminta Senat AS untuk mempercepat ekspor gas alam ke Eropa.

Jaroslav Neverovic mengatakan bahwa Lithuania dipaksa untuk membayar “harga politik” karena sepenuhnya bergantung pada pasokan gas dari Rusia.  (bbc.co.uk)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home