Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 09:36 WIB | Kamis, 27 April 2017

Olahan Limbah Sawit Siak Mulai Dilirik Investor

Sejumlah pekerja kebun kelapa sawit memilah dan mengangkut hasil panen di kawasan Kalidoni Palembang, Sumsel, Rabu (22/3). Sebagai salah satu provinsi dengan lahan kelapa sawit yang cukup luas yaitu sekitar satu juta Ha, Sumatera Selatan mampu mengekspor 70 persen hasil panen dan 30 persen lainnya untuk kebutuhan domestik. (Foto: Antara)

SIAK, SATUHARAPAN.COM - Rencana Pemerintah Kabupaten Siak, Provinsi Riau, mengolah limbah kelapa sawit menjadi sumber energi terbarukan atau bioenergi mulai dilirik investor asal Taiwan dan Malaysia.

Chang Chihyue, calon investor asal Taiwan saat kunjungannya ke kabupaten Siak melalui penerjemahnya mengatakan, tertarik dengan ide yang digagas Pemkab Siak bersama PT Biomass Energi Hijau untuk mengolah limbah sawit menjadi energi yang ramah lingkungan.

"Hanya saja jalan menuju Pelabuhan Tanjung Buton kondisinya sangat rusak parah," katanya, Kamis (27/4).

Menurut dia, akses jalan juga menjadi hal terpenting yang harus diperhatikan sebelum memulai bisnis industri. Untuk mendirikan pabrik pengolahan limbah sawit dibutuhkan 4.000 ton limbah B3 per tahun. 

Bahkan jika pasokan bahan baku terpenuhi, pihaknya dapat mengembangkan sektor usaha lain seperti pemanfaatan cangkang sawit.

"Sedangkan lahan yang dibutuhkan untuk pendirian pabrik berkisar antara 8-10 hektare. Untuk proses pembangunan infrastruktur pabrik hanya butuh waktu 10 bulan saja," kata Chang.

Wakil Bupati Alfedri mengakui kondisi jalan ke Pelabuhan Tanjung Buton masih sangat memprihatinkan. Pihaknya sudah mengusulkan ke pemerintah pusat agar diperbaiki pada anggaran tahun 2018 mendatang. 

"Sebab akses menuju KITB sejauh 163 kilometer tersebut merupakan aset milik nasional dan sudah diusulkan perbaikannya untuk pengerjaan tahun anggaran 2018," kata Alfedri.

Pengolahan limbah sawit itu dalam rencananya akan mendapuk Perusahaan Daerah Sarana Pembangunan Daerah (PD SPS), sebagai BUMD setempat yang bekerjasama dengan PT Biomass Energi Hijau di bidang pemanfaatan energi hijau melalui mekanisme bisnis yang saling menguntungkan.
   
Hasil olahan limbah cair akan menjadi bahan baku untuk biodiesel, sabun dan pupuk serta sebagai bahan bakar boiler yang berfungsi sebagai penggerak turbin pembangkit listrik.

Saat ini di Kabupaten Siak ada sebanyak 23 pabrik kelapa sawit yang tersebar di 14 kecamatan, 15 diantaranya berpotensi menghasilkan limbah yang dapat diolah menjadi biodiesel.

"Pemkab mendukung perusahaan daerah dan OPD terkait untuk memaksimalkan peluang bisnis ini, diantaranya melalui persiapan areal KITB sebagai persiapan lahan pembangunan pabrik," katanya.

Sedangkan untuk urusan "powerplan", Pemkab akan berkerjasama dengan Bumi Siak Pusako (BSP) untuk menjamin ketersediaan pasokan gas bagi pabrik yang beroperasi di KITB nantinya.

Salman, perwakilan Bosawa Group untuk KITB menyebutkan, calon investor itu sudah membangun pabrik yang sama di kawasan Sinai Johor Malaysia. Mereka mengembangkan limbah sawit menjadi biodiesel, pupuk dan sabun.

"Kami sebagai mitra Pemda Siak sengaja mempertemukan pemkab dan calon investor dengan harapan potensi limbah B3 di Kabupaten Siak dapat tergarap dengan baik sebagaimana di negara tetangga," kata Salman.

Untuk itu Salman berharap, jaminan pasokan bahan baku dari 15 PKS yang ada di Kabupaten Siak menjadi daya tarik bagi calon investor untuk berinvestasi.

"Kalaupun tidak, pasokan tetap bisa kita ambil dari Kabupaten Pelalawan dan Kampar," katanya. (Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home