Loading...
RELIGI
Penulis: Bayu Probo 13:44 WIB | Jumat, 04 Desember 2015

Otoritas Palestina Batasi Perayaan Natal di Tepi Barat

Keluarga Muslim Palestina berfoto di depan Pohon Natal di dekat Gereja Kelahiran Yesus Kristus di Betlehem, Palestina pada 23 Desember 2014. (Foto: AFP)

BETLEHEM, SATUHARAPAN.COM – Otoritas Palestina telah meminta pemerintah kota-kota di Palestina untuk membatasi perayaan Natal publik mereka tahun ini di tengah meningkatnya kekerasan antara Palestina dan Israel.

Hanna Amireh, yang mengepalai komite pemerintah pada gereja-gereja di Tepi Barat, akhir November lalu menegaskan Otoritas Palestina meminta “pembatasan” dalam perayaan Natal terkait kematian puluhan warga Palestina sejak pertengahan September. Mayoritas dari mereka tewas dalam bentrokan dengan pasukan Israel—atau dianggap melakukan serangan terorisme menurut versi pemerintah Israel.

Amireh mengatakan pemerintah telah meminta Pemerintah Kota Betlehem—kota tempat Yesus dilahirkan dan lokasi perayaan resmi Natal bagi warga Palestina—agar tidak menyalakan kembang api liburan tahun ini dan untuk membatasi jumlah lampu dan dekorasi yang secara tradisional menghiasi kota untuk dua jalan utama.

Jadi, meskipun Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah akan menyalakan pohon Natal di Lapangan Palungan (Manger Square) di depan Gereja Kelahiran Yesus Kristus, dia tidak akan berpartisipasi dalam perayaan makan malam pasca-penyalaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Bethlehem, kata Amireh. Prosesi Natal tahunan penuh warna-warni, yang mencakup parade kepala gereja dan drum band pramuka Palestina akan diadakan seperti biasa.

Berita pembatasan itu membuat marah warga Kristen Palestina, yang terdiri atas kurang dari dua persen dari populasi di Tepi Barat dan Israel.

“Saya benar-benar kecewa,” Ekram Juha, direktur di kantor wali kota Betlehem, mengomentari rencana Otoritas Palestina.

Juha, yang Kristen, mengungkapkan bahwa warga Palestina “memiliki situasi yang sulit, tapi kami sudah tinggal dengan situasi ini selama bertahun-tahun dan perayaan harus terus dilaksanakan. Ini adalah tempat Yesus dilahirkan dan jika Anda membatasi perayaan Natal di sini Anda membatasi sesuatu yang spiritual dan suci. Saya bisa mengerti membatasi perayaan di tempat lain, tapi tidak di sini, di Betlehem.” (RNS)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home