Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 00:42 WIB | Minggu, 30 September 2018

Panca Windu PSBK, "Seni adalah Energi"

Jumpa media pameran arsip "Ruang Waktu Bagong Kussudiardja" dan "Forum Temu Akbar Alumni Cantrik-Mentrik dan Gelar Seni Gugus Bagong" menghadirkan (dari kiri-kanan): Djaduk Ferianto, Suwarno Wisetrotomo (bertopi), Butet Kertaredjasa, dan Jeannie Park di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) Dusun Kembaran RT 04 Tamantirto, Kasihan-Bantul, Sabtu (29/9) sore. (Foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tahun 2018 menjadi tahun tonggak perjalanan Padepokan Bagong Kussudiardja (PSBK) Yogyakarta berkiprah dalam berkesenian dan berkebudayaan. PSBK yang didirikan pada tahun 1978 seolah menjadi penerus bagi jejak langkah Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja (PLTBK) yang didirikan pada tahun 1958 dalam mennyemai-tumbuhkan semangat berkesenian di masyarakat.

Memperingati momen ulang tahun empat puluh tahun PSBK, enam puluh tahun PLTBK, serta sembilan puluh tahun Bagong Kussudiardja, sejak awal tahun 2018 PSBK menyiapkan serangkaian kegiatan seni (rupa-pertunjukan), serta kegiatan lainnya yang berpuncak pada bulan Oktober 2018.

Sebagai persiapan puncak acara Sabtu (29/9) sore dihelat jumpa media di Panggung Diponegoro-PSBK menghadirkan Direktur eksekutif PSBK Jeannie Park, Ketua Yayasan PSBK Butet Kertaredjasa, serta dua kurator kegiatan Suwarno Wisetrotomo (dosen jurusan Seni Rupa ISI Yogyakarta) dan Djaduk Ferianto.

Dalam pemaparannya Jeannie menjelaskan bahwa serangkaian acara telah dihelat sejak awal tahun ini mulai dari pertunjukan tari "Ngetutke Rasa", pameran seni rupa "Sirkuit: Ahli Waris Etape Satu", serta puncaknya pada akhir September hingga pertengahan Oktober dihelat pameran arsip "Ruang Waktu Bagong Kussudiardja" dan "Forum Temu Akbar Alumni Cantrik-Mentrik dan Gelar Seni Gugus Bagong". Di sela rangkaian kegiatan, PSBK tetap beraktivitas dengan panggung Jagong Wagen dan ruang baru Ruang Seni Rupa yang menggelar karya seniman pasca trampil (SPT) tahun 2018.

"Melengkapi pameran arsip, selama tiga hari (18-20 Oktober) akan dihelat temu akbar alumni PSBK dengan diskusi serta presentasi karya mereka dalam Gelar Seni Gugus Bagong," kata Jeannie saat jumpa media, Sabtu (29/9) sore.

Cantrik-mentrik adalah seniman dan masyarakat luas yang berkeinginan belajar berproses seni secara langsung bersama Bagong Kussudiardja di PSBK sejak tahun 1978. Pola belajar cantrik (laki-laki) dan mentrik (perempuan) dilakukan selama enam bulan tinggal dan merasakan langsung di PSBK. Selama mereka tinggal itulah proses dialog berbagai arah dibangun secara natural untuk lebih bisa mendekatkan seni pada masyarakat. Hingga tahun 2002 tidak kurang 1.000-an cantrik-mentrik melakukan proses kreatif di PSBK, dan saat ini menyebar ke berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri.

"Selain ulang tahun (tiga momen tersebut), PSBK mencoba menghadirkan kembali proses-proses kreatif yang terjadi oleh cantrik-mentrik dalam rentang waktu 1978-2002, serta proses kreatif yang masih dilakukan oleh mereka hingga saat ini. Sekaligus mencoba memancing kekuatan arsip analog (yang dilakukan Bagong Kussudiardja) dalam perkembangan dunia digital yang terhubung saat ini," jelas Butet Kertaredjasa.

Bagong Kussudiardja adalah pelukis sekaligus penari yang disiplin dalam mengarsip-dokumentasikan aktivitasnya sejak awal berkesenian mulai dari foto, dokumentasi tulisan/berita di media cetak, tulisan artikel, maupun peristiwa seni-budaya di Yogyakarta dan Indonesia. Arsip-dokumentasi tersebut hingga saat ini masih disimpan dan dirawat di PSBK.

"Sebagaimana karakter dari arsip itu sendiri, pameran 'Ruang Waktu Bagong Kussudiardja' menjadi pameran yang sunyi. Kurasi yang dilakukan tidak disertai analisis. Silakan pengunjung menginterpretasi sendiri (atas arsip-dokumentasi yang ada). Sekiranya ada missing link pada lini masa yang tersaji pada pameran, itu justru akan membuka ruang baru untuk melengkapi-mengkaji arsip-dokumentasi yang ada," ujar Suwarno Wisetrotomo

Sementara Djaduk Ferianto menjelaskan bahwa Gelar Seni Gugus Bagong adalah bagian dari manifestasi pesan-pesan Bagong Kussudiardja kepada cantrik-mentrik untuk terus berkesenian, berkarya, dan menjadi diri sendiri.

"Bagong Kussudiardja selalu berpesan 'kalian jadilah Bagong-bagong besar. Jangan jadi bagong kecil (peniru). Jadilah diri sendiri. Pesan itu selalu disampaikan kepada cantrik-mentrik selama mereka berproses kreatif dan setelah meninggalkan PSBK," kata Djaduk.

Dengan menjadi diri sendiri ada banyak ruang yang bisa dilakukan oleh cantrik-mentrik sebagai upaya mendekatkan seni pada masyarakat dalam interpretasi masing-masing. Hasilnya saat ini banyak alumni cantrik-mentrik yang telah memberikan warna bagi perjalanan seni pertunjukan dunia. Sebutlah Pedro R Abraham (etnho0musicologist dan koreografer asal Filipina), Som Said binte Mohamed Said (performance artist asal Singapura), Iwan Irawan Permadi (koreografer tari kontemporer Melayu), Bimo Wiwohatmo (Yogyakarta) ataupun Basri Baharuddin Sila yang pernah mementaskan sekuel La Galigo di the Esplanade Theaters-Singapura, Amsterdam (Belanda), Barcelona & Bilbao (Spanyol), Lyon (Prancis), the Lincoln Center Festival.

"Tidak untuk menciptakan artis dan kemauan yang keras bisa sebanding dengan bakat (seni) yang dimiliki seseorang. Proses kreatif itulah yang terjadi dan selalu dieksplorasi di PSBK," lebih lanjut Djaduk menjelaskan bagaimana proses tersebut menjadi aktivitas budaya-kebudayaan agar tidak berjarak dengan masyarakat.

Djaduk mencontohkan dalam sebuah workshop PSBK mengundang guru-guru SMP di Bantul untuk membuat interpretasi seni dalam alam pikiran masing-masing.

"Pada hari pertama sebelum acara dimulai, dibagikan selembar kertas kosong dan alat tulis untuk menuliskan apakah seni itu dalam perspektif masing-masing. Hampir sebagian besar guru menuliskan seni adalah keindahan. Setelah itu kita berdialog-berdiskusi-berbagi-dan menerima, pada hari keempat saat para guru diminta untuk menggambarkan apakan seni itu, hasilnya mencengangkan. Para guru membuat satu simpulan: seni adalah energi," jelas Djaduk.

Kemauan keras, dialog, berbagi, dan tidak berpikir untuk menjadi artis menjadi energi yang menghidupi dalam proses kreatif di PSBK. Maria Magdalena Ngatini salah satunya, tidak lulus sekolah dasar dengan kemauan keras belajar Tini saat ini adalah koreografer spesialis tari anak-anak yang banyak melahirkan tari anak-anak yang menjadi salah satu kekhasan dan konsen PLTBK sejak dulu dalam memberikan ruang berkesenian bagi anak-anak.

Informasi lengkap terkait pelaksanaan pameran arsip "Ruang Waktu Bagong Kussudiardja" dan "Forum Temu Akbar Alumni Cantrik-Mentrik dan Gelar Seni Gugus Bagong" bisa diakses pada laman  www.psbk.or.id , atau kanal @psbk_jogja (instagram), @PSBK_Jogja (treitter), media psbk (youtube).

 

BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home