Loading...
INDONESIA
Penulis: Bayu Probo 11:51 WIB | Rabu, 10 Desember 2014

Panglima: Yonif Tuah Sakti Dijadikan Batalion Raider

Panglima TNI Jend. Moeldoko. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengemukakan bentrokan antara anggota Batalion Infanteri (Yonif) 134/Tuah Sakti dengan Brimob Polda Batam, di Batam, Kepulauan Riau, sudah ditangani dengan baik, melalui tiga aspek.

“Sudah ditangani dengan baik dan ada solusi-solusinya,” kata Moeldoko saat memimpin upacara pelepasan Satuan Tugas (Satgas) Perdamaian TNI ke Lebanon di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (10/12).

Tiga aspek itu, yakni penegakan hukum. Bagi yang terlibat, tidak ada kompromi, semua akan ditindak sesuai kesalahan berdasarkan hukum yang ada.

“Aspek kedua melalui perbaikan kesejahteraan. KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo akan membangun 120 rumah yang digunakan para prajurit,” katanya.

Pembangunan itu karena selama ini ada banyak prajurit yang tinggal di luar kompleks. Selain itu, di dalam kompleks tentara, juga dibangun fasilitas umum seperti kolam renang, sarana olahraga, dan sebagainya. Semua itu untuk memberi kenyamanan anggota dan keluarganya.

Aspek ketiga adalah pembinaan. Para prajurit yang masih muda-muda dan punya kecenderungan ego yang tinggi, dibina dan dididik sehingga tidak mudah marah atau emosi.

“Batalion Infanteri (Yonif) 134/Tuah Sakti akan dijadikan Batalion Raider. Mereka harus diberi pemahaman dan pendidikan yang cukup. Ini semua dilakukan secara bersamaan,” kata Panglima TNI.

Sebelumnya, Mabes TNI Angkatan Darat akan mengubah Batalion Infanteri (Yonif) 134/Tuah Sakti di Batam menjadi Batalion Raider. Setidaknya 500 personel, dari sekitar 700 anggota Yonif, akan dikirim menjalani pendidikan di Pusdik Passus, Batujajar, Jawa Barat.

Sedangkan, sekitar 100 personel lainnya menjalani pemeriksaan terkait kasus penyerangan ke Markas Brimob Polda Kepulauan Riau (Kepri).

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, saat ini tim investigasi kasus bentrokan tersebut belum selesai bekerja karena baru masuk dalam tahap penyidikan. Selanjutnya proses hukum dilakukan pada tingkat oditur militer untuk kemudian dijatuhkan sanksi bagi prajurit yang bersalah.

Meski demikian, dari laporan awal ini Gatot sudah bisa menyimpulkan bahwa nantinya pasti akan ada prajurit yang dipecat. “Pasti ada yang dipecat. Karena saya dapat laporan ada hal-hal yang memberatkan yang memungkinkan dia dipecat,” kata Gatot usai menerima kontingen TNI AD usai mengikuti AARM ke-24 di Mabes TNI AD, Senin (8/12).

Mantan Pangkostrad itu menyebut, ada sekitar 100 personel yang menjalani pemeriksaan intensif terkait kasus yang merenggut satu korban tewas dari anggota TNI AD itu. “Saya harus benar-benar mencari. Lebih baik tidak menghukum daripada menghukum orang yang tidak bersalah,” katanya.

Sedangkan, sekitar 500 personel lainnya yang tidak menjalani pemeriksaan, akan dikirim ke Pusdik Passus Batujajar guna menjalani pendidikan. Hal ini sebagai persiapan untuk mengubah Yonif 134 menjadi Yon Raider.

Dibutuhkan waktu kurang lebih empat bulan untuk menjadikan Yon Raider. Mereka yang menjalani pendidikan di Batujajar akan kembali ke Batam. Sedangkan, prajurit yang bersalah akan digantikan personel baru.

“Nanti akan menjadi Batalion Raider yang dilengkapi persenjataan yang sesuai,” ucap Gatot.

1.169 Prajurit Satgas Konga Dilepas ke Lebanon

TNI kembali mengirimkan 1.169 prajuritnya yang tergabung dalam Satuan Tugas TNI Kontingen Garuda United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL) dalam rangka Misi Perdamaian PBB di Lebanon.

Upacara pelepasan dipimpin Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko dengan upacara militer di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.

Sesuai rencana seluruh prajurit TNI akan diberangkatkan pada pertengahan Desember menuju Lebanon dan selanjutnya Kontingen Garuda ini akan melaksanakan tugas selama satu tahun di Lebanon seperti kontingen-kontingen sebelumnya.

Dari 1.169 prajurit TNI tersebut, sebanyak 850 personel dari Batalion Mekanis TNI Konga XXIII-I dipimpin Mayor Inf Andreas N, 75 personel Military Police Unit (MPU) Konga XXV-E dipimpin Letkol CPM Siagian Donald MB, 150 personel Force Protection Company (FPC) Konga XXVI-G2 dipimpin Mayor Inf Mohammad Sjahroni.

Sebanyak 50 personel Satgas Force Headquarter Support Unit (FHQSU) Konga XXVI-G1 dipimpin Kolonel Inf Danni Koswara, 6 (enam) personel Satgas CIMIC TNI Konga XXXI-E dipimpin Kapten Inf Danang Biantoro, 18 personel Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU) Konga XXX-E dipimpin Mayor Inf Fadli Mulyono, 9 (Sembilan) personel Satgas Level 2 Hospital Unifil XXIX-F dipimpin Mayor Kes dr. Muh Tufiqur SP, RAD dan 11 personel Milstaf Sector East HG Unifil dipimpin Kolonel Kav Yontanabey.

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan misi PBB yang diemban oleh prajurit ini merupakan misi lanjutan ke-9 bagi Indonesia ke Lebanon, setelah Dewan Keamanan PBB memperpanjang tugas UNIFIL hingga 31 Agustus 2015.

Menurut Panglima TNI, secara spesifik pada resolusi itu dijelaskan bahwa Dewan Keamanan PBB menyambut positif adanya dialog lanjutan dan perluasan kegiatan terkoordinasi antara UNIFIL dengan Angkatan Bersenjata Lebanon dalam rangka mewujudkan stabilitas keamanan di Lebanon secara khusus dan secara umum terciptanya stabilitas keamanan di Timur Tengah.

“Saya selaku Panglima TNI mengingatkan bahwa kalian sebagai anggota Konga adalah Duta TNI dan bangsa Indonesia. Pegang teguh kebanggaan tersebut dengan selalu menampilkan kinerja dan profesionalisme yang terbaik. Tunjukkan bahwa prajurit TNI adalah prajurit berkelas dunia,” kata Moeldoko dalam sambutannya.

Oleh karena itu, dirinya menekankan kepada seluruh prajurit TNI untuk selalu membekali diri dengan pengetahuan tentang `Rules of Engagement dan Update semua informasi yang terkait dengan otoritas UNIFIL, sehingga dapat menilai situasi dan dapat mengambil tindakan secara cepat dan tepat, khususnya terkait situasi keamanan perbatasan Lebanon-Israel.

Selama masa penugasan, lanjut Moeldoko, senantiasa melaksanakan pengamanan personel, material dengan baik serta tingkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang tinggi untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi. Hal itu berkaitan dengan berkembangnya isu penculikan oleh militan Lebanon.

“Bangun dan terapkan kepemimpinan serta komunikasi sosial TNI yang baik sebagai upaya membangun hubungan dan kerja sama yang baik dengan prajurit negara lain dan warga setempat. Tetap waspada terhadap wabah ebola karena wabah tersebut memiliki kecenderungan mudah berkembang di wilayah konflik,” kata Panglima TNI.

Sebelumnya, Panglima TNI berharap pada 2014 ini, Indonesia dapat mengirimkan 4.000 personel peace keepers-nya ke seluruh dunia pada misi PBB, sehingga secara politis dan strategis akan memperbesar posisi tawar Indonesia di forum internasional, khususnya pada forum PBB. Namun, pada kenyataannya target tersebut belum dapat tercapai.

“Belum capai ke sana jumlahnya. Ini sangat tergantung persiapan kita. Pada dasarnya kita punya kesiapan yang tinggi karena kita punya infrastruktur untuk mempersiapkan prajuritnya,” kata Panglima TNI.

Penugasan yang akan dilaksanakan merupakan implementasi dari cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea empat yang berbunyi, “Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Tekad mulia ini dijabarkan melalui Undang-Undang RI nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, pada Pasal 20 ayat 3 yang menegaskan tentang penggunaan kekuatan TNI dalam rangka tugas perdamaian dunia. Dalam Pasal tersebut secara jelas ditegaskan bahwa TNI melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri Indonesia. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home