Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 08:25 WIB | Senin, 04 Juli 2016

Panitia Internasional "Hentikan" Langkah "Mobil Sapu Angin" ITS

Ilustrasi: Mobil Sapu Angin 6 dipamerkan ketika berlangsung ITS Expo 2015 di Graha Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Jawa Timur, Rabu (21/10/2015). (Foto:Antara/M Risyal Hidayat)

SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Panitia lomba internasional "EcoShell Marathon Challenge Divers World Championship (DWC)" di London, Minggu  (3/7) siang, menghentikan langkah mobil "Sapu Angin" ITS untuk melaju, meski sudah lolos saat pemeriksaan teknis.

"Alasannya, Sapu Angin telah banyak mengalami perubahan atau major change, padahal sehari sebelumnya mobil yang berubah setelah terbakar itu, dinyatakan lolos dalam pemeriksaan teknis dan layak jalan (valid run, Red)," kata dosen pembimbing tim Ir Witantyo MEngSc dalam surat elektronik, yang diterima di Surabaya, Minggu (3/7).

Dosen pembimbing yang ikut mendampingi tujuh mahasiswa anggota tim Sapu Angin itu mengatakan, saat menjalani uji coba lintasan Sapu Angin berhasil melakukan dua putaran.

Dalam dua race di arena Queen Elizabeth Olympic Park, London, itu, hasilnya mencatat angka 176 km per liter dan 183 km per liter dalam konsumsi bahan bakar.

Uji coba lintasan ini dilakukan agar bisa lolos dalam kualifikasi.

"Kami telah melaporkan kenyataan ini ke Rektor, dan Rektor ITS telah mengirim surat untuk meminta penjelasan detail terhadap kasus yang menimpa tim ITS itu," katanya pula.

Dalam suratnya, Rektor ITS, Prof Ir Joni Hermana MSc ES PhD, meminta penjelasan atas apa yang telah menimpa tim Sapu Angin, dan menilai diperlakukan tidak adil.

"Mobil kami memang terkena musibah terbakar, dan dengan semangat yang tinggi mahasiswa telah berhasil mewujudkannya kembali dalam segala keterbatasan, sekaligus telah mengalami uji lintasan sebanyak dua kali," kata Rektor dalam suratnya.

Jika kemudian hasil akhirnya tetap tidak bisa ikut race, tulis Rektor lagi, mohon disampaikan dan diinformasikan dengan baik kepada pihak ITS tentang alasan-alasan terhadap keputusan itu.

Apalagi, panitia memberi nomor punggung mobil di "paddock" Tim ITS yaitu nomor 902 yang artinya diunggulkan (seeded) nomor 2.

Joni Hermana perlu menyampaikan surat itu, agar semangat juang yang telah ditunjukkan mahasiswa tidak pupus.

Dia menyatakan, karena itu alasan yang rasional kenapa Sapu Angin tidak diperbolehkan melaju itu, sebagai bahan pembelajaran jika kemudian hari ada lomba serupa.

"Apa pun hasilnya, tim Sapu Angin sudah menunjukkan yang terbaik. Mampu dalam waktu singkat dan bekerja dalam tekanan yang luar biasa, mewujudkan kembali mobil Sapu Angin dari sisa-sisa material mobil yang terbakar. Bagi kami, Sapu Angin hakikatnya sudah menjadi juara," kata Rektor ITS pula. (Ant)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home