Loading...
RELIGI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 18:24 WIB | Minggu, 31 Mei 2015

Para Bhiksu Mengambil Air Berkah di Umbul Jumprit

Sejumlah Bhikku mengambil air suci menggunakan kendi di mata air Umbul Jumprit yang, Ngadirejo, Temanggung, Jateng, Minggu (18/5/2006). Perayaan Waisak tahun ini yang bertepatan dengan seabad Kebangkitan Nasional tersebut dengan mengusung tema "Perkokoh Kerukunan Bangsa, Tingkatkan Kepedulian Semua". (Foto: Antara/Anis Efizudin)

TEMANGGUNG, SATUHARAPAN.COM - Puluhan biksu mengambil air berkah di Umbul Jumprit, Desa Tegalrejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Minggu (31/5), dalam rangkaian perayaan Tri Suci Waisak 2559 BE/2015.

Delapan majelis agama Buddha mengikuti ritual pengambilan air berkah, yakni Sangha Theravada, Tantrayana, Tridharma, Kasogatan, Mahayana, Mapanbumi, Madhatantri, dan Sangha Mahanikaya.

Sebelum perwakilan Sangha mengambil air berkah dengan kendi, mereka melakukan puja bakti di altar yang berada di kompleks Umbul Jumprit.

Ketua panitia pengambilan air berkah Waisak 2015 Martinus Nata di Temanggung, Minggu, mengatakan persiapan pengambilan air berkah telah dimulai sejak 18 Mei 2015 dengan melakukan pembersihan dan pengecatan ulang area Umbul Jumprit.

Kemudian dilanjutkan pengisian air berkah Waisak ke 12.000 botol yang dilakukan pada 27 Mei 2015. Air berkah nantinya disemayamkan di Candi Mendut Kabupaten Magelang.

"Pada hari ini kami melakukan sarana puja kepada Tri Ratna dengan alunan ayat-ayat suci yang dilanjutkan dengan membawa air berkah dari Umbul Jumprit ke Candi Mendut.

Ia menuturkan makna dari air adalah merupakan lambang kerendahan hati yang dapat memberikan kesejukan bagi kehidupan spiritual manusia.  

Ketua Umum DPP Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) S. Hartati Murdaya dalam sambutan tertulis yang disampaikan Bhante Pabhakaro seperti biasanya umat Buddha merayakan Tri Suci Waisak setiap tahun di Candi Mendut dan Candi Borobudur dengan diawali pengambilan air berkah di Umbul Jumprit.

Ia mengatakan air berkah kemudian dibawa ke Candi Mendut untuk disemayamkan dan disakralkan di sana selanjutnya akan dibawa melalui prosesi Waisak menuju Candi Borobudur dipersembahkan sebagai sarana puja kepada para dewa dan bodhisattva sesuai dengan tradisi umat Buddha Indonesia sejak masa lalu yang akhirnya dibagikan kepada seluruh umat Buddha dan siapa saja sebagai simbul dari kesejukan, kemurnian, kesucian kesehatan, dan kesejahteraan.

Ia mengatakan tema Waisak 2559 BE/2015 adalah "Kembangkan Benih Kebuddhaan Dalam Diri Masing-masing" dengan subtema "Sucikan Pikiran Manusia Agar Dunia dan Alam Menjadi Harmonis".

Puja bakti pengambilan air berkah ini menurutnya dilakukan oleh masing-masing majelis agama Buddha yang berbeda-beda aliran, namun mempunyai substansi yang sama.  

Umbul Jumprit telah lama menjadi tempat yang disucikan oleh umat Buddha khususnya di Indonesia. Tradisi umat Buddha menggunakan air sebagai sarana peribadatan diawali pada zaman Sang Buddha Gautama ketika memasuki kota Ratana yang sedang dilanda wabah penyakit berat dan berbagai penyakit aneh sehingga banyak sekali orang meninggal.

Buddha Gautama menganjurkan untuk memercikkan air berkah yang telah dibacakan parita-parita suci maka wabah penyakit di kota tersebut bisa dimusnahkan.

"Sebagai hikmah dari peristiwa itu, maka umat Buddha menjadikan kejadian di sana sebagai contoh dan teladan senantiasa menggunakan air berkah yang telah dijadikan sarana puja dengan pembacaan parita-parita suci. Digunakan sebagai air berkah yang sakral membawa kesejukan, kesembuhan, ketenteraman, dan keselamatan," kata Bhante Pabhakaro. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home