Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 11:34 WIB | Kamis, 17 Oktober 2019

Pasukan Suriah dan Rusia Memasuki Kota Perbatasan dengan Turki

Warga Suriah timur laut yang berbatasan dengan Turki menyambut kedatangan pasukan Suriah untuk menghadapi operasi militer Turki yang mereka anggap sebagai invasi. (Foto: dari SANA)

DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Pasukan Suriah dan tentara Rusia pada hari Rabu (17/10)  memasuki kota perbatasan utama Kobane, menyusul kesepakatan dengan pemerintah Kurdi di tengah serangan militer Turki. "Pasukan Suriah dan Rusia telah memasuki kota Kobane," kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Kobane adalah kota yang sangat simbolis bagi Kurdi Suriah, di mana pasukannya pada 2015 merebut kota itu dari cengkeraman kelompok Negara Islam (IS atau ISIS) dalam pertempuran epik yang didukung oleh koalisi pimpinan Amerika Serikat.

Sejak itu, Kobane berada di bawah kendali Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG), ujung tombak pasukan yang didukung AS yang kemudian menghancurkan ISIS di Suriah.

Dalam serangkaian peristiwa yang menakjubkan, Washington mengumumkan penarikan pasukan dari Suriah utara awal bulan ini.

Penarikan itu mendorong Turki untuk meluncurkan serangan militer lintas-perbatasan pada 9 Oktober yang menargetkan pasukan Kurdi.

Dalam situasi terdesak untuk membela diri, pemerintah Kurdi Suriah membuat kesepakatan dengan pemerintah Presiden Suriah, Bashar al-Assad yang memungkinkan pasukan pemerintah untuk ditempatkan di wilayah yang dikuasai Kurdi.

Pasukan Rusia, yang bersekutu dengan al-Assad, juga masuk dan berpatroli di daerah-daerah untuk mencegah bentrokan antara pasukan yang didukung Turki dan pasukan Suriah.

Sanksi Balasan

Sementara itu dari Turki diberitakan bahwa ementerian luar negeri Turki sedang mempersiapkan sanksi pembalasan terhadap Amerika Serikat setelah Presiden Donald Trump menjatuhkan sanksi terhadap Ankara atas ofensifnya di Suriah timur laut, kata juru bicara kepresidenan, Ibrahim Kalin, pada hari Rabu (17/10).

Pada hari Senin, Washington mengumumkan sanksi untuk menghukum Turki karena ofensifnya terhadap milisi YPG Kurdi Suriah, tetapi para kritikus Trump mengatakan langkah-langkah itu, terutama kenaikan tarif baja dan jeda dalam pembicaraan perdagangan, terlalu lemah untuk berdampak.

Berbicara setelah pertemuan kabinet di Ankara, Kalin juga mengatakan bahwa para pejabat AS jelas diberitahu bahwa Turki tidak akan mengumumkan gencatan senjata di Suriah utara dan bahwa mereka tidak akan bernegosiasi dengan para pejuang Kurdi.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home