Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 16:30 WIB | Selasa, 07 September 2021

Paus Fransiksus Klarifikasi Keberatan Rabi Yahudi tentang Taurat

Paus Fransiskus menghadiri audiensi umum mingguannya, yang diadakan di aula Paulus VI, di Vatikan, pada 1 September 2021. (Foto: dok. AFP)

VATICAN CITY, SATUHARAPAN.COM-Paus Fransiskus berupaya meredakan kekhawatiran Yahudi atas komentar yang dia buat tentang kitab-kitab hukum suci mereka, menyusul permintaan klarifikasi dari para rabi senior Israel, kata sumber-sumber Vatikan dan komunitas Yahudi, hari Senin (6/9).

Bulan lalu Reuters melaporkan bahwa Rabi Rasson Arousi, ketua Komisi Kepala Rabbinat Israel untuk Dialog dengan Takhta Suci, menulis surat keras kepada Vatikan, mengatakan bahwa komentar Paus Fransiskus tampaknya menunjukkan bahwa Taurat, atau hukum Yahudi, sudah usang.

Pada audiensi umum pada tanggal 11 Agustus, Paus berkata: "Namun hukum (Taurat) tidak memberikan kehidupan."

“Itu tidak menawarkan pemenuhan janji karena tidak mampu untuk memenuhinya… Mereka yang mencari kehidupan perlu melihat pada janji dan pemenuhannya di dalam Kristus.”

Taurat, lima buku pertama dari Alkitab Ibrani, berisi ratusan perintah bagi orang Yahudi untuk diikuti dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ukuran kepatuhan terhadap beragam pedoman berbeda antara Yahudi Ortodoks dan Yahudi Reformasi.

Arousi mengirim suratnya atas nama Kepala Rabbinat, otoritas rabbi tertinggi untuk Yudaisme di Israel,  kepada Kardinal Kurt Koch, yang departemen Vatikannya mencakup komisi untuk hubungan keagamaan dengan orang Yahudi.

Dalam surat itu, Arousi meminta Koch untuk “menyampaikan kesedihan kami kepada Paus Fransiskus” dan meminta klarifikasi dari Paus untuk “memastikan bahwa setiap kesimpulan menghina yang diambil dari homili ini jelas ditolak.”

Rekonsiliasi

Paus Fransiskus kemudian meminta Koch untuk menjelaskan bahwa kata-katanya tentang Taurat yang mencerminkan tulisan-tulisan Santo Paulus dalam Perjanjian Baru tidak boleh dianggap sebagai penilaian atas hukum Yahudi, kata sumber tersebut.

Minggu lalu Koch mengirim surat kepada Arousi yang berisi kutipan yang dibuat oleh Paus Fransiskus pada tahun 2015: “Pengakuan-pengakuan Kristen menemukan kesatuannya di dalam Kristus; Yudaisme menemukan kesatuannya di dalam Taurat.”

Sumber-sumber Yahudi mengatakan mereka melihat surat Vatikan sebagai tanda rekonsiliasi.

Sementara itu, Paus tampaknya berusaha keras dalam dua penampilan publik terakhirnya untuk mencoba menjernihkan apa yang dianggap Vatikan sebagai kesalahpahaman.

Pada audiensi umum pada 1 September, Paus Fransiskus mengatakan bahwa kata-katanya pada tulisan-tulisan St. Paulus adalah “hanya sebuah katekese (pengajaran homili)… dan tidak ada yang lain.”

Pada berkat mingguannya pada hari Minggu, ia mengucapkan harapan terbaik kepada orang-orang Yahudi untuk Tahun Baru Yahudi yang akan datang, Rosh Hashanah, dan untuk pesta-pesta Yom Kippur dan Sukkot berikutnya.

“Semoga tahun baru kaya dengan buah-buah perdamaian, dan baik bagi mereka yang berjalan dengan setia dalam hukum Tuhan,” katanya.

Baik sumber-sumber Yahudi dan Vatikan mengatakan penyertaan kata “hukum” dalam ucapan yang biasanya rutin dilakukan adalah signifikan dan disengaja.

Hubungan antara Katolik dan Yahudi mengalami revolusi pada tahun 1965, ketika Konsili Vatikan II menolak konsep kesalahan kolektif Yahudi atas kematian Yesus, dan memulai dialog antaragama selama beberapa dekade. Paus Fransiskus dan dua pendahulunya mengunjungi sinagoga.

Paus memiliki hubungan yang sangat baik dengan orang-orang Yahudi. Saat masih menjadi uskup agung di Buenos Aires, ia ikut menulis sebuah buku dengan salah satu rabi kota itu, Abraham Skorka, dan telah mempertahankan persahabatan yang langgeng dengannya. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home