Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Ignatius Dwiana 00:37 WIB | Rabu, 02 Juli 2014

Paus Fransiskus: Sepakbola Alat Persaudaraan dan Komunikasi Antar Pribadi

Paus Fransiskus: Sepakbola Alat Persaudaraan dan Komunikasi Antar Pribadi
Paus Fransiskus menerima bola bertanda tangan dari kiper Italia Gianluigi Buffon, kiri, serta pelatih Cesare Prandelli, tengah, dan Presiden Federasi Sepakbola Italia Giancarlo Abete yang tersenyum. (Foto: independent.ie)
Paus Fransiskus: Sepakbola Alat Persaudaraan dan Komunikasi Antar Pribadi
Mentor Klub Sepakbola Sunderland Lyden Smith berfoto dengan kaos sepakbola bertuliskan ‘Paus Fransiskus’. (Foto: twitter/mirror.co.uk)

VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Paus Fransiskus menggambarkan olahraga sepakbola sebagai alat mengkomunikasikan nilai-nilai yang mempromosikan pribadi manusia yang baik dan membantu membangun persaudaraan masyarakat.

”Selain perayaan olahraga, Piala Dunia ini bisa diubah menjadi sebuah festival solidaritas antara masyarakat,” harapan Paus Fransiskus dalam pesan video yang disiarkan TV Brazil ‘Globo Network’ beberapa waktu lalu.

“Olahraga adalah alat untuk mengkomunikasikan nilai-nilai yang mempromosikan kebaikan pribadi manusia dan membantu untuk membangun persaudaraan masyarakat dan lebih damai. Nilai-nilainya seperti kesetiaan, ketekunan, persahabatan, berbagi dan solidaritas,” kata Paus Fransiskus.

Paus dari ‘Dunia Baru’ atau Amerika Latin ini menyebutkan bahwa olahraga mengajarkan tiga sikap penting untuk perdamaian: kebutuhan untuk berlatih keras, bermain dengan benar, dan menghormati lawan. Kebutuhan untuk berlatih keras supaya menang dalam semangat olahraga disebutnya sebagai sebuah metafora untuk kehidupan.

“Dalam hidup kamu butuh melawan, berlatih, berkomitmen untuk meraih hasil yang utama. Semangat olahraga mengingatkan kita dengan cara ini, dari pengorbanan yang diperlukan untuk tumbuh dalam pembangunan karakter kebajikan. Jika seseorang ingin memperbaiki diri mereka membutuhkan ini melalui latihan keras dan terus-menerus, komitmen yang lebih besar diperlukan jika kita ingin tiba di sebuah pertemuan dan perdamaian antara individu dan masyarakat," kata Paus Fransiskus.

Bermain dengan benar juga penting karena “sepakbola bisa dan harus menjadi sekolah bagi pembentukan budaya perjumpaan, mendorong keharmonisan, dan perdamaian antar bangsa. “Untuk menang kamu harus mengatasi individualisme, egoisme, semua bentuk rasisme, intoleransi, dan eksploitasi pribadi manusia. Sikap individualistis dalam sepakbola merupakan penghalang bagi keberhasilan tim, tetapi jika kita individualis dalam kehidupan, mengabaikan orang-orang di sekitar kita, kita merusak seluruh masyarakat kita,” ungkap Paus asal Argentina ini.

“Rahasia dari setiap kemenangan di lapangan, tetapi juga dalam kehidupan terletak pada mengetahui cara menghormati kita sebagai rekan satu tim, serta lawan kita. Tidak ada yang hanya menang, baik di lapangan atau dalam kehidupan! Tidak seorang pun harus disingkirkan atau dikecualikan! Dan, jika memang benar bahwa pada akhir Piala Dunia ini, hanya satu tim nasional akan mengangkat piala sebagai pemenang, belajarlah dari pelajaran yang olahraga ajarkan ke kita, kita semua akan menjadi pemenang, menguatkan ikatan yang menyatukan kita.

"Semoga Piala Dunia ini berlangsung dalam suasana ketenteraman dan kedamaian, saling menghormati, solidaritas, dan persaudaraan di antara laki-laki dan perempuan yang menggambarkan diri mereka sebagai anggota dari satu keluarga,” pungkas Paus. (asianews.it)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home