Loading...
SAINS
Penulis: Ardy Pradana Putra 21:30 WIB | Selasa, 04 November 2014

Paviliun Arab Saudi Ramaikan Suasana IIBF 2014

Dua pengunjung saat asyik membaca di salah satu stand buku sejarah tentang Islam dalam Pameran Indonesia International Book Fair 2014 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (4/11). Pameran Indonesia International Book Fair 2014 yang mengambil tema Saudi Arabia: The Focused Country yang dibuka pukul 10.00 WIB sampai dengan 20.00 WIB menampilkan berbagai jenis buku tentang pendidikan, sejarah, serta kebudayaan diikuti oleh 11 negara di Asia. (Foto : Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Paviliun Arab Saudi meramaikan ajang Indonesia International Book Fair (IIBF) 2014 di Istora, Kompleks Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Selatan, Selasa (4/11). IIBF 2014 mengambil tema negara Arab Saudi.

Pengunjung tampak memadati paviliun Arab Saudi sejak IIBF 2014 dibuka jam 10.00 WIB.

Paviliun Arab Saudi tidak hanya berisi buku-buku terbitan Arab Saudi, namun terdapat papan informasi yang menerangkan peradaban dan kebudayaan Arab Saudi, miniatur obyek wisata Arab Saudi, seperti Masjidil Haram di Mekkah, informasi beasiswa di Arab Saudi dan pameran fotografi tentang kehidupan masyarakat Arab Saudi.

Paviliun Arab Saudi terbagi menjadi empat bagian, bagian penerbitan buku dan bagian Kedutaan Besar Arab Saudi memublikasikan berbagai macam buku  bertema sejarah, politik, budaya dan geografis, bagian anak-anak mengadakan lomba pidato dalam berbahasa Arab, lomba membaca Al-Quran dan panggung seni untuk anak-anak.

Bagian pendidikan menawarkan beasiswa di universitas-universitas di Arab Saudi, sementara di bagian kebudayaan terdapat diorama pengembangan Masjidil Haram di Mekkah dan pameran potongan kain Kakbah.

Setiap pengunjung paviliun Arab Saudi mendapatkan buku terbitan Arab Saudi yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, kurma, kopi Arab dan suvenir secara gratis. Selain itu pengunjung berhak mengikuti undian haji dan umrah.

Pengunjung paviliun Arab Saudi nampak antusias menikmati ragam informasi yang disajikan di paviliun Arab Saudi. Pengunjung paviliun Arab Saudi didominasi dari kalangan mahasiswa.

Sayangnya petugas paviliun yang didatangkan langsung dari Arab Saudi tidak mampu berbahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, dan hanya bisa berbahasa Arab. Pengunjung paviliun nampak kesulitan mendapatkan informasi tambahan dari petugas karena kendala bahasa dan petugas paviliun sering menggunakan bahasa isyarat untuk menyampaikan informasi tambahan.

Ketika satuharapan.com menanyakan informasi perkembangan buku di Arab Saudi kepada petugas paviliun dalam bahasa Inggris, petugas paviliun dengan bahasa isyarat menyatakan hanya bisa berbahasa Arab dan tidak menguasai bahasa Inggris.

Paviliun Arab Saudi di IIBF 2014 diselenggarakan oleh Atase Kebudayaan Arab Saudi yang berkedudukan di Kedutaan Besar Arab Saudi di Malaysia.

Selain paviliun Arab Saudi, IIBF 2014 menghadirkan paviliun Malaysia, Jepang dan Korea Selatan yang menghadirkan buku-buku terbitan terbaru dari kedua negara itu.

Paviliun Malaysia memamerkan buku-buku sastra yang didatangkan langsung dari Malaysia. “Buku-buku yang dipamerkan di paviliun Malaysia memang didominasi buku-buku sastra, karena kami sengaja mengenalkan kesusastraan Malaysia ke Indonesia,” kata Khairulnizam Mohamad Yunis, asisten manajer penjualan dan pemasaran buku Institut Terjemahan dan Buku Malaysia (ITBM). ITBM merupakan badan usaha penerbitan buku milik pemerintah Malaysia.

Yunis mengakui pemerintah Malaysia menggalakan penerbitan buku dan peningkatan literasi di masyarakat Malaysia. “Pemerintah Malaysia menyubsidi penerbitan buku pelajaran di Malaysia dan sering mengadakan pameran buku setiap bulannya, sehingga setiap judul buku yang diterbitkan di Malaysia paling sedikit mendapatkan 2.000 eksemplar setiap tahunnya. Selain itu Pemerintah Malaysia sering menerjemahkan buku Malaysia ke bahasa asing agar buku Malaysia dikenal dunia” kata Yunis.

Ia menyindir penyelenggaraan IIBF 2014  masih kecil dibandingkan Kuala Lumpur International Book Fair di Malaysia.”Penerbit buku di Malaysia sering mendapatkan bantuan dari pemerintah, sehingga kami bisa mengikuti pameran buku di Frankfurt, London dan Bologna setiap tahunnya,” tambah Yunis.

Sementara Dolly Syamsudin Effendi, pedagang buku langka yang menyewa gerai di IIBF 2014 mengeluhkan ketiadaan bantuan pemerintah Indonesia terhadap pelaku bisnis penerbitan buku. “Kami (pelaku bisnis penerbitan buku) berusaha sendiri tanpa bantuan pemerintah, untuk menyewa gerai kecil di IIBF 2014 saja, kami merogoh  uang 10 juta untuk sembilan hari pameran, tidak ada potongan harga bagi penerbit kecil,” kata Effendi.

Pantauan satuharapan.com paviliun yang memamerkan buku-buku Indonesia ditempati oleh penerbit-penerbit besar, seperti Gramedia dan Erlangga. Sementara penerbit kecil menempati gerai-gerai kecil di seputar Istora.

IIBF 2014 berlangsung hingga hari Minggu (9/11). IIBF 2014 terbuka untuk umum dan gratis.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home