Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 18:37 WIB | Selasa, 10 Februari 2015

Pelaku Serangan 9/11 Menyebut Mendapat Dana dari Arab Saudi

Pelaku penyerangan teror 9/11 mengaku mendapatkan dana dari afiliasi Al-Qaeda, dan menyebut pejabat penting. Menteri di Pakistan juga menuduh Arab Saudi menciptakan ketidakstabilan dunia Islam dengan mendanai berbagai kelompok.
Presiden AS, Barack Obama, bertemu Raja Arab Saudi, Abdullah di Kamp Gurun di Rawdat al-Khraim, dekat Riyadh, Arab Saudi pada 28 Maret tahun lalu. (Foto: dari Christian Post)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM –  Zacarias Moussaoui, salah satu anggota kelompok dalam serangan teror 9/11 terhadap Amerika Serikat, dilaporkan telah mengatakan bahwa bahwa keluarga kerajaan Arab Saudi membantu mendanai operasi itu.

Namun, seperti dilaporkan Christian Post, para pejabat Arab Saudi telah menolak tuduhan tersebut, dan menyebut Moussaoui sebagai "penjahat gila."

Sementara itu, BBC News mencatat bahwa Moussaoui, yang ditangkap dua pekan sebelum serangan, membuat pernyataan dalam kesaksian kembali pada bulan Oktober. Pernyataannya muncul pekan lalu, dan hal itu diajukan di pengadilan dalam menanggapi korban yang menggugat pemerintah Arab Saudi karena peranannya  dalam serangan 9/11.

Anggota al-Qaeda yang membuat rencana serangan itu mengatakan bahwa pejabat Saudi yang "sangat terkenal," termasuk Pangeran Turki al-Faisal Al Saud, mantan kepala intelijen Saudi, yang mengirimkan uang kepada kelompok teroris itu di akhir 1990-an.

Namun pihak Arab Saudi mengatakan bahwa seorang tahanan tidak memiliki kredibilitas.

Moussaoui, yang berada di sebuah penjara dengan keamanan maksimum di Colorado, telah mengikuti pelatihan sebagai pilot di Minnesota yang biayanya dibayar dengan uang yang ditransfer kepadanya dari afiliasi al-Qaeda. Moussaoui berencana untuk menerbangkan pesawat untuk menyerang Gedung Putih.

Serangan 9/11 yang dilakukan dengan menabrakkan pesawat pada gedung World Trade Center di New York dan Pentagon di Washington, DC, menewaskan hampir 3.000 orang. Lima belas dari 19 pembajak yang terlibat dalam serangan itu memiliki kewarganegaraan Arab Saudi.

Banyak Tuduhan

Surat Kabar New York Times menunjukkan bahwa Arab Saudi telah menghadapi banyak tuduhan mendanai jihad sepanjang tahun, terutama di tahun 1980 dan 90-an.

Negara kaya telah itu dituduh oleh berbagai kelompok pemantau mengirimkan jutaan pejuang Muslim yang terlibat dalam konflik di seluruh dunia, seperti di Afghanistan dan Bosnia. Beberapa dari mereka pejuang yang sama yang dibentuk Al-Qaeda, sejak serangan  ke Amerika Serikat.

Seperti diberitakan satuharapan.com, baru-baru ini pemerintah Arab Saudi juga dituduh oleh seorang menteri di Pakistan karena memberi bantuan untuk ektermisme di negara itu.

Tuduhan itu dilontarkan oleh Menteri Federal Pakistan untuk Koordinasi antar Provinsi (IPC), Riaz Hussain Pirzada. Dia mengatakan, pemerintah Arab Saudi untuk menciptakan ketidakstabilan di seluruh dunia Muslim, termasuk Pakistan, melalui distribusi uang untuk mempromosikan ideologinya.

Berbicara dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh "Institute Jinnah", sebuah  think tank di Islamabad, menteri federal itu mengatakan, ‘’Waktunya telah datang untuk menghentikan masuknya uang Saudi ke Pakistan.’’ Namun tentang hal ini pihak Arab Saudi membantahnya.

Bukan Hanya Satu

Moussaoui bukan satu-satunya yang mengklaim bahwa Arab Saudi sangat terlibat dalam pendanaan serangan teroris di AS. Komisi Nasional 9/11 juga mengajukan pertanyaan yang sama.

"Lebih luas lagi, episode telah menarik perhatian baru untuk kebijakan lama Arab Saudi yang menggunakan kekayaan minyaknya untuk mencoba membentuk medan perang asing, saat ini dengan mendukung militan di Suriah dan Libya, dan ideologi agama reaksioner yang mendasari masyarakatnya," seperti dilaporkan New York Times.

Presiden AS, Barack Obama dan mantan Presiden, George W. Bush, keduanya memiliki hubungan diplomatik yang lebih dekat dengan Arab Saudi. Obama memuji Raja Arab Saudi, Abdullah bin Abdulaziz al Saud untuk "kontribusi abadi" dalam mencari perdamaian, setelah pemimpin itu meninggal pada usia 90 tahun pada akhir Januari lalu.

Obama mengatakan bahwa raja mengambil "langkah-langkah berani dalam memajukan Inisiatif Perdamaian Arab, sebuah usaha yang akan hidup lebih lama sebagai kontribusi abadi di untuk mencari perdamaian di kawasan itu."

"Di dalam negeri, visi Raja Abdullah didedikasikan untuk pendidikan rakyatnya dan keterlibatan lebih besar dengan dunia," kata Obama menambahkan. Hal itu menandai bahwa dia "selalu menghargai perspektif Raja Abdullah dan menghargai persahabatan sejati dan hangat dengan kami."


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home