Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:00 WIB | Jumat, 09 September 2016

Pemanasan Global Ancam Lautan dan Keamanan Pangan Dunia

Ilustrasi: Seorang turis berenang di Great Barrier Reef. Para ilmuwan mengatakan pemanasan global menghancurkan terumbu karang di seluruh dunia. (Foto: voanews.com)

HONOLULU, SATUHARAPAN.COM - Peningkatan suhu bumi mengguncang kehidupan di lautan, menyebar penyakit, menghancurkan terumbu karang, dan mengancam keamanan pangan global, kata sebuah laporan baru.

Delapan puluh ilmuwan dari 12 negara merilis temuan mereka pada Senin (5/9) dalam pertemuan International Union for Conservation of Nature (IUCN) di Honolulu, Hawaii.

"Kita tahu peran samudera dalam menghidupi planet ini. Kita tahu lautan memungkinkan kita bernapas dengan baik. Tetapi walaupun begitu, kita membuat lautan sakit," kata direktur IUCN Inger Anderssen, seperti dilansir voaindonesia.com.

Para ahli mengatakan, lautan telah menyerap lebih dari 90 persen dari semua panas tambahan yang disebabkan oleh pemanasan global selama 40 tahun terakhir, dan menyebabkan perubahan drastis pada lautan.

Suhu yang lebih tinggi mungkin akan mengubah rasio jenis kelamin kura-kura di masa depan karena kura-kura betina lebih mungkin untuk dilahirkan di suhu yang hangat.

Panas juga berarti mikroba mendominasi wilayah yang lebih luas dari laut.

Lebih dari 25 persen dari informasi laporan baru yang diterbitkan dalam jurnal peer-review sejak 2014, termasuk penelitian yang menunjukkan bahwa pemanasan global mempengaruhi pola cuaca dan membuat badai yang menjadi lebih umum. Studi ini mencakup bukti bahwa pemanasan lautan "yang menyebabkan penyakit meningkat pada populasi tanaman dan binatang," kata Dan Laffoley dari Wakil ketua Komisi Perlindungan Laut Dunia IUCN, seperti dikutip dari japantimes.co.jp.

Sementara itu, lautan lebih panas telah membunuh terumbu karang pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, mengurangi spesies ikan dengan menghilangkan habitat mereka.

Sejumlah hewan mamalia laut dan burung-burung, terpaksa mencari makan jauh dari sumber makanan mereka yang biasa dan tempat mereka bersarang, sementara kehidupan laut lain terpaksa menjauh dari perairan yang panas ke arah laut yang lebih dingin di sekitar kutub.

"Tidak ada jalan keluar kecuali mengurangi emisi gas rumah kaca buatan manusia, yang menyebabkan bumi memanas dengan tidak wajar.," kata Carl Gustaf Lundin, Direktur Program Kutub dan Laut di IUCN.

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home