Loading...
EKONOMI
Penulis: Bayu Probo 08:56 WIB | Rabu, 16 Oktober 2013

Pembahasan Anggaran AS Masih Buntu: Harga Saham, Minyak, dan Dolar Guncang

Karyawan federal yang dirumahkan, Mike (depan) dan John Z. berdiri di tangga Capitol AS sebagai protes terhadap shutdown pemerintah. (Foto: Khalid Naji-Allah)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Bursa saham Wall Street ditutup jauh di wilayah negatif pada Selasa (Rabu pagi WIB), harga minyak juga terus jatuh, sedangkan nilai tukar dolar terhadap mata uang regional lain, tidak stabil. Karena, para politikus di Washington tetap menemui jalan buntu atas kesepakatan untuk membuka kembali kegiatan pemerintah dan menghindari gagal bayar utangnya yang jatuh tempo pada 17 Oktober 2013.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 133,25 poin (0,87%) menjadi berakhir pada 15.168,01.

Indeks lebih luas S&P 500 ditutup turun 12,08 poin (0,71%) menjadi 1.698,06, dan indeks komposit Nasdaq kehilangan 21,26 poin (0,56%) pada 3.794,01.

Baik Dow maupun S&P 500, keduanya menghentikan kenaikan empat hari berturut-turut.

Saham-saham memperpanjang penurunannya di sore hari setelah harapan awal untuk terobosan di Kongres yang terpecah telah menguap.

Pada hari ke-15 dari penutupan (shutdown) kegiatan pemerintah federal, akibat kegagalan Kongres menyetujui anggaran untuk tahun fiskal 2014 yang dimulai pada 1 Oktober, Demokrat dan Republik tetap berseteru atas anggaran dan kenaikan batas pinjaman.

Departemen Keuangan AS telah memperingatkan bahwa jika Kongres gagal menaikkan pagu utang 17,6 triliun dolar AS pada Kamis (17/10), ia akan kehilangan kemampuannya untuk meminjam dan bisa kehabisan uang tunai untuk membayar semua kewajibannya.

"Kami jauh dari kesepakatan pada saat ini," juru bicara Gedung Putih Jay Carney mengakui.

Saham Apple naik 0,5% setelah mengumumkan pihaknya mempekerjakan kepala eksekutif rumah mode Inggris Burberry Angela Ahrendts, sebagai kepala ritel barunya.

Citigroup turun 1,5% setelah gagal memenuhi perkiraan hasil kuartal ketiga, menyalahkan sebagian karena kenaikan perdagangan yang lebih lambat.

Laba bersih per sahamnya 1,00 dolar AS untuk kuartal tersebut, karena pendapatannya yang melonjak 30% dari setahun lalu, menjadi 17,9 miliar dolar AS, kurang dari estimasi 18,7 miliar dolar AS.

Johnson & Johnson naik tipis 0,1% karena datang dengan kenaikan moderat pada labanya, laba bersihnya pada 2,98 miliar dolar AS naik dari 2,96 miliar dolar AS setahun lalu, dan mengangkat perkiraan per-saham setahun penuh empat sen menjadi 5,44-5,49 dolar AS.

Coca-Cola turun 0,7%. Pembuat minuman ringan ini membukukan laba kuartal ketiga laba yang mengalahkan ekspektasi, namun pendapatannya turun 2,5% di bawah tekanan dari nilai tukar mata uang.

Harga obligasi turun karena pasar dibuka kembali dari liburan pada Senin (14/10). Imbal hasil obligasi negara AS bertenor 10-tahun naik menjadi 2,72% dari 2,68% pada (11/10), sementara pada obligasi 30-tahun meningkat menjadi 3,78% dari 3,74%.

Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan.

Dolar Bervariasi karena Pembicaraan Anggaran AS Tetap Macet

Kurs dolar diperdagangkan bervariasi pada Selasa (Rabu pagi WIB), di tengah kemacetan pembicaraan anggaran dan pagu utang AS, yang mendorong Fitch memperingatkan pihaknya bisa menurunkan peringkat kredit AAA AS.

Euro diperdagangkan pada 1,3525 dolar sekitar pukul 21.00 GMT (Rabu pukul 04.00 WIB), turun dari 1,3559 dolar AS di waktu yang sama pada Senin.

Mata uang Jepang, sering dianggap sebagai "safe haven" di saat ketidakpastian, menguat. Dolar jatuh menjadi 98,16 yen dari 98,67 yen pada Senin dan euro jatuh menjadi 132,77 yen dari 133,79 yen.

Pasar keuangan gelisah karena para politikus Washington tetap mengalami kebuntuan atas kesepakatan untuk membuka kembali kegiatan pemerintah federal dan menghindari gagal bayar (default) pada utangnya.

Departemen Keuangan AS telah memperingatkan bahwa jika Kongres gagal menaikkan pagu utang 17,6 triliun dolar AS pada Kamis (17/10), ia akan kehilangan kemampuannya untuk meminjam dan bisa kehabisan uang tunai untuk membayar semua kewajibannya.

Setelah pasar saham AS ditutup, Fitch mengumumkan telah menempatkan peringkat kredit AAA Amerika Serikat pada pantauan untuk penurunan peringkat.

Dikatakan, risiko negosiasi pagu utang berkepanjangan "merusak kepercayaan peran dolar AS sebagai mata uang cadangan global terkemuka, dengan melemparkan keraguan atas kepercayaan penuh dan kredit AS."

Pada Selasa menandai hari ke-15 dari penutupan parsial pemerintah federal karena Gedung Putih dan Republik tetap berseteru atas pembiayaan untuk tahun fiskal 2014 yang dimulai 1 Oktober.

"Selama dua minggu terakhir, investor telah berharap bahwa Kongres akan meloloskan RUU yang akan menghindari gagal bayar pertamanya," kata Kathy Lien dari BK Asset Management.

"Tetapi 15 hari penutupan pemerintah AS dan dengan hanya di bawah 36 jam jelang kementerian keuangan mencapai batas pinjamannya, optimisme mereka memudar dengan cepat."

"Banyak investor takut jika AS gagal bayar pada utangnya, dolar akan runtuh," katanya.

Dolar menguat terhadap mata uang Swiss, menjadi 0,9122 franc dari 0,9102 franc pada Senin.

Pound naik menjadi 1,5997 dolar dari 1,5980 dolar.

Minyak Turun karena Kebuntuan Anggaran AS dan Perundingan Nuklir Iran

Harga minyak turun pada Selasa (Rabu pagi WIB), karena anggota parlemen AS masih mengalami kebuntuan tentang kesepakatan anggaran dan pagu utang serta dimulainya negosiasi program nuklir Iran di Jenewa.

Kontrak utama AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 1,20 dolar AS menjadi ditutup pada 101,21 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November menetap di 109,96 dolar AS per barel di perdagangan London, turun 1,08 dolar AS dari penutupan Senin.

"Perhatian investor masih pada negosiasi AS tentang masalah pagu utang AS," kata analis perusahaan pialang Sucden, Myrto Sokou.

"Setiap tanda-tanda positif bisa memberikan momentum kenaikan yang kuat kepada pasar, dengan potensi untuk mendorong reli dalam harga minyak mentah."

Pada hari ke-15 dari penutupan (shutdown) kegiatan pemerintah federal, akibat kegagalan Kongres menyetujui anggaran untuk tahun fiskal 2014 yang dimulai pada 1 Oktober, Demokrat dan Republik masih berselisih atas anggaran dan kenaikan batas pinjaman negara konsumen minyak utama itu.

Departemen Keuangan AS telah memperingatkan bahwa jika Kongres gagal menaikkan pagu utang 17,6 triliun dolar AS pada Kamis (17/10), ia akan kehilangan kemampuannya untuk meminjam dan bisa kehabisan uang tunai untuk membayar semua kewajibannya.

Sementara itu, di Jenewa, pertemuan dua hari Iran dengan kelompok P5+1 yang diketuai Uni Eropa—Amerika Serikat, Inggris, Prancis, China dan Rusia, ditambah Jerman—dibuka pada Selasa, mengakhiri pembekuan enam bulan yang dipicu oleh penolakan Iran untuk membatasi pengayaan uranium dalam pertukaran untuk pengurangan hukuman sanksi internasional.

Kelompok ini menuduh bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir, tuduhan yang Iran tolak, bersikeras bahwa program nuklirnya hanya untuk memproduksi listrik saja.

Kedua belah pihak menyatakan optimisme di hari pertama pembicaraan, catat Tim Evans dari Citi Futures.

"Kami duga bahwa nada positif ini dapat dipertahankan sepanjang pertemuan dua hari dengan kesepakatan untuk segera mengadakan pembicaraan lebih lanjut, tetapi tidak ada kemajuan substantif cepat akan tercapai," katanya.

"Meskipun tidak sama sekali yakin pada tahap ini, boleh jadi berakhirnya kebuntuan nuklir dan sanksi atas Iran akan menekan harga minyak," kata Addison Armstrong dari Tradition Energy. (AFP/Antara)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home