Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 07:48 WIB | Kamis, 24 Oktober 2013

Pemberontak Serang Pembangkit Listrik, Damaskus Gelap Gulita

Damaskus menjadi gelap gulita pada Rabu (23/10) malam setelah serangan artileri pada jaringan gas pembangkit listrik. (Foto: sana.sy)

DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Ibukota Suriah, Damaskus, dilanda pemadaman listrik pada Rabu (23/10) malam , tak lama setelah terjadi ledakan di dekat bandar udara  internasional di kota itu.

Berbagai laporan menyebutkan bahwa ledakan itu merupakan serangan artileri dari kelompok pemberontak. "Seluruh kota menjadi gelap," kata seorang warga yang tinggal di pusat kota dan diminta untuk tetap tidak disebutkan namanya.

Seorang wartawan AFP di Damaskus menegaskan bahwa terjadi pemadaman listrik di ibukota dan mengatakan dia bisa melihat dari kejauhan api besar berkobar di dekat Bandar Udara Internasional Damaskus, yang terletak di dekat pembangkit listrik yang terkena serangan.

Kantor berita SANA mengutip Menteri Negara Listrik, Imad Khamis, mengatakan bahwa listrik di "seluruh provinsi" telah terputus karena "serangan teroris pada pipa gas yang memasok ke stasiun pembangkit listrik di wilayah selatan."

"Serangan teroris pada pipa gas yang memasok pembangkit listrik di selatan telah menyebabkan pemadaman listrik di provinsi, dan bekerja untuk memperbaikinya sedang berlangsung," kata Emad Khamis.

Dia menambahkan bahwa beberapa kota akan mengalami pemadaman dan perbaikan akan memulihkan listrik dalam 48 jam.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok yang berbasis di Inggris yang melaporkan pelanggaran dan perkembangan di Suriah menggunakan sumber dari kedua pihak dalam perang sipil Suriah, mengatakan ledakan itu disebabkan oleh artileri pemberontak yang melanda pipa gas di dekat bandar udara.

Pengamat mengatakan, pemberontak menembak ke kota Ghasula yang terletak beberapa kilometer dari bandara. Kelompok pemberontak  tengah mencoba untuk mendorong masuk ke ibukota. Damaskus merupakan kubu Presiden Bashar Al-Assad yang berasal dari keluarga yang telah memerintah Suriah selama empat dekade.

"Kemungkinan ini adalah operasi besar-besaran yang direncanakan dengan baik sebelumnya," kata Direktur Observatorium, Rami Abdel Rahman.

Pada bulan September, pemadaman serupa terjadi akibat pemutusan kabel listrik tegangan tinggi oleh kelompok yang melakukan sabotase.

Hanya Orang Suriah

Sementara itu, dari pihak pemerintah Suriah keluar tanggapan berkaitan dengan pertemuan mitra Suriah dan kelompok oposisi utama di London.  Pihak Al-Assad mengatakan bahwa tidak ada pihak asing yang akan terlibat dalam menentukan kepemimpinan negara itu setelah pemerintah Arab dan Barat mengatakan Presiden Bashar al-Assad harus tidak memainkan peran di masa depan.

"Orang-orang Suriah adalah satu-satunya yang dapat memilih pemimpin mereka, dan siapa yang dapat memutuskan Suriah sekarang dan di masa depan," kata kementerian luar negeri.

Sementara kementerian tidak secara khusus menjelaskan kesimpulan dari pertemuan para pendukung oposisi Suriah di London pada Selasa, namun mengatakan bahwa "rakyat Suriah tidak akan mengizinkan pihak asing untuk memaksakan dirinya ... dalam memilih pemerintah, atau dalam menentukan kekuasaan dan tugas."

Pernyataan kementerian itu muncul di tengah persiapan untuk konferensi perdamaian Jenewa II, yang pertama kali diusulkan oleh Amerika Serikat dan Rusia dan akan membawa perwakilan pemerintah serta oposisi ke meja perundingan.

"Suriah menegaskan pihaknya siap untuk pergi ke konferensi Jenewa II, dan berupaya yang terbaik untuk memastikan keberhasilannya tanpa prasyarat atau intervensi asing," kata kementerian itu.

Pihak oposisi telah menegaskan bahwa setiap pembicaraan dengan perwakilan rezim harus mengarah pada dihentikannya kekuasaan Al-Assad.

Namun pihak berwenang Suriah mengatakan seharusnya tidak ada prasyarat untuk pembicaraan tersebut dan pada Senin, Bashar mengatakan dia bersedia untuk mencalonkan diri untuk pemilihan ulang bila masa jabatannya berakhir pada 2014.

Bashar juga mengatakan dia tidak akan berunding dengan oposisi di pengasingan, dan bahwa "faktor-faktor yang belum ditetapkan" untuk pembicaraan perdamaian. (SANA, AFP, aljazerra.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home