Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 14:08 WIB | Rabu, 22 Juli 2015

Pemberontak Suriah Luncurkan Rudal ke Dua Desa

Seorang anggota al-Qaeda dari Front al-Nusra menaiki tiang di mana bendera Nusra dikibarkan di sebuah alun-alun di kota barat laut Ariha. (Foto: AP)

ALEPPO, SATUHARAPAN.COM - Sebuah rudal yang ditembakkan oleh pasukan Suriah menewaskan sedikitnya 18 warga sipil pada hari Selasa (21/7) di lingkungan perumahan tua kota Aleppo, kata kelompok pemantau.

"Rudal itu menghantam ketika orang-orang masih di dalam rumah mereka di distrik Maghayir. Serangan itu membunuh 18 warga sipil, termasuk satu anak, dan melukai puluhan lainnya," kata Rami Abdel Rahman, Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

"Ada banyak orang masih terjebak di reruntuhan, dan ambulans akan bolak-balik mengangkut orang," kata Abdel Rahman.

Observatorium yang berbasis di Inggris mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan meningkat karena lebih banyak mayat ditemukan.

Foto yang diterbitkan oleh tim pemantau menunjukkan dinding yang runtuh dikelilingi oleh lautan plastik berdebu dan batu bata.

Sekelompok laki-laki, beberapa mengenakan helm putih yang berasal dari relawan pertahanan sipil, mengarungi puing-puing.

Lebih dari 35 rumah hancur, kata Observatorium.

Juga pada hari Selasa (21/7), ekstremis Suriah, termasuk pejuang yang berafiliasi dengan kelompok al-Qaeda, telah menembakkan ratusan roket dan mortir di dua desa Syiah di mana kebanyakan warga terkepung di provinsi barat laut Idlib.

Sedikitnya tujuh orang dilaporkan tewas dalam penembakan oleh aliansi Tentara Conquest di Desa Fua'a dan Kafrayya pada hari Senin (20/7) dan Selasa (21/7), kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Tidak jelas apakah korban itu warga sipil atau pasukan pemerintah, kata lembaga monitor yang berbasis di Inggris.

Ratusan orang terluka dalam pengeboman.

Pertikaian terus terjadi di sekitar dua desa pada Selasa (21/7), dengan kekuatan oposisi termasuk Al-Qaeda yang berafiliasi dengan Al-Nusra memerangi pasukan rezim dan pejuang dari gerakan Hizbullah Syiah Lebanon.

Al-Nusra, seperti banyak dari kelompok ekstremis Suriah, menganggap Muslim Syiah aliran sesat.

Bentrokan meningkat mendorong kekhawatiran di Damaskus, di mana milisi pro-rezim dan keluarga mereka dari dua desa menggelar demonstrasi meminta dikirim ke sana untuk membela warga di sana.

Sebagian besar Provinsi Idlib, termasuk ibu kota provinsi, sekarang dipegang oleh pejuang dari Tentara Penaklukan dan kelompok-kelompok ekstremis lain setelah beberapa serangan terjadi di awal tahun ini.

Fua'a dan Kafrayya berada di antara pos-pos yang tersisa kontrol rezim di provinsi, dan sekarang benar-benar dikepung.

Tentara Conquest memulai serangan terhadap desa-desa pada tanggal 15 Juli, mengatakan itu pembalasan atas serangan rezim di Zabadani, yang terjadi di benteng terakhir di sepanjang perbatasan Suriah dengan Lebanon, awal bulan ini.

Dikatakan serangan itu akan "membuat Anda merasakan hal yang sama seperti apa yang dirasakan oleh warga di Zabadani". (al-arabiya.net)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home