Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 20:16 WIB | Kamis, 07 November 2013

Pemenang Nobel Perdamaian: Jalan Penyembuhan Diri

Pememang hadiah Nobel Perdamaian tahun 2011, Leymah Gbowee dari Liberia. (Foto: oikoumene.org)

BUSAN, SATUHARAPAN.COM – Pememang hadiah Nobel Perdamaian tahun 2011, Leymah Gbowee dari Liberia menyampaikan pengalamannya dalam membangun perdamian bagi komunitas pada sidang raya Dewan Gereja-gereja Dunia (World Council of Churches /WCC) di Busan, Korea Selatan.

"Berbahagialah orang yang pembawa perdamaian" adalah proklamasi tentang perdamaian yang tertulis dalam Injil Matius 5:9, yang mendasari WCC menghadirkan Gbowee sebagai salah satu pembicara kunci pada pleno tentang perdamaian.

Gbowee tampil membawakan sejumlah cerita, gambar dan tanda-tanda adanya harapan dari Allah mengarah pada keadilan dan perdamaian.

Gbowee adalah aktivis perdamaian, pekerja sosial dan advokat hak-hak perempuan. Dia menerima hadiah Nobel Perdamaian tahun 2011, karena perannya dalam memimpin sebuah gerakan tanpa kekerasan perempuan Kristen dan Muslim yang memainkan peran penting dalam mengakhiri perang saudara di Liberia pada tahun 2003.

Gbowee berbagi pengalaman pribadinya yang tumbuh di Liberia yang diwarnai banyak konflik bersenjata. Dalam sebuah cerita bergerak, dia mengingat bagaimana masyarakat yang dikenalnya sebagai komunitas yang damai dan saling peduli, kemudian berubah setelah perang meletus di sana.

Dia kemudian dan di usia 17 tahun hidupnya berubah secara radikal. Dia mengingat kemarahan yang dia rasakan saat melihat kehancuran kehidupan di komunitasnya. Dia juga berbicara tentang rasa sakitnya ketika menyaksikan terhitung anak laki-laki yang direkrut sebagai tentara anak-anak.

"Hal ini menjadi awal perjalanan penyembuhan bagi saya, karena saya menyadari bahwa tidak ada cara yang dapat membawa Anda pada keterlibatan panggilan perdamaian seperti ini jika Anda tidak mengalami penyembuhan pribadi," kata Gbowee.

Pada konferensi pers di kemudian hari setelah pengumuman sebagai pemenang hadiah Nobel Perdamaian, dia menyerukan kebangkitan gerakan advokasi sosial dalam gereja dan dunia ekumenis.

Dia kerap kali mengatakan bahwa peran perempuan dalam penciptaan perdamaian diremehkan. Dia menggunakan pandangannya sebagai seorang pemenang Hadiah Nobel Perdamian untuk pada gilirannya membawa visibilitas untuk pekerjaan perempuan biasa dan kerja kolektif mereka untuk perdamaian.

"Gerakan perempuan di Liberia penuh semangat. Orang-orang terus membawa cahaya untuk berbagai isu di masyarakat. Pemerkosaan dan pelecehan perempuan masih merupakan tantangan, tantangan besar," kata dia. (oikoumene.org)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home