Loading...
RELIGI
Penulis: Martahan Lumban Gaol 17:35 WIB | Jumat, 16 Oktober 2015

Pemerintah Diskriminatif dalam Sikapi Konflik Agama

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kedua kanan) bersama Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak Yohana Yembise (kedua kiri) berkunjung ke lokasi peristiwa penyerangan sekelompok massa beberapa waktu yang lalu di Distrik Karubaga, Tolikara, Papua, Selasa (21/7/15). (Foto: Dok. satuharapan.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Komisi Agama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Maman Imanulhaq, menilai pemerintah mempertontonkan sikap berbeda dalam menangani dua kasus konflik antarumat beragama yang terakhir terjadi di Indonesia. Dia berpandangan, pemerintah kurang responsif dalam menangani pembakaran gereja di Desa Suka Makmur, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Daerah Istimewa Aceh, hari Selasa (13/10).

"Seharusnya kasus pembakaran gereja di Desa Suka Makmur, Kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Daerah Istimewa Aceh, jadi prioritas juga, jangan semua hanya melihat dan lambat banget," kata Maman di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, hari Jumat (16/10).

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mencontohkan, ketika peristiwa terbakarnya musala di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua, terjadi, sejumlah menteri dari Kabinet Kerja langsung hadir untuk melihat kondisi di wilayah itu pascakejadian. Beberapa menteri yang berkunjung ke Tolikara di antaranya Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, Menteri Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise, dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Badrodin Haiti.

Sementara, ketika kerusuhan di Kabupaten Aceh Singkil terjadi, hanya Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti yang terlihat menyambangi wilayah itu. Padahal, Presiden Joko Widodo selama ini selalu menekankan pentingnya kehadiran negara untuk melindungi masyarakat. Hal itu sesuai dengan bunyi poin pertama Nawa Cita.

"Kalau sudah begini, terlihat umat Islam hanya membela umatnya. Bukan nilai keislaman yang ada di dalamnya," ujar politisi PKB itu.

Situasi mencekam kembali terjadi di Kabupaten Aceh Singkil, Provinisi Daerah Istimewa Aceh, hari Selasa (13/10). Massa dalam jumlah besar dengan ikat kepala putih, bambu runcing, dan senjata tajam, bergerak secara liar hingga membakar sebuah gereja di Desa Suka Makmur, Kecamatan Gunung Meriah, pada pukul 12.00 WIB.

Massa sebelumnya bergerak dari arah Desa Dangguran, Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil, lokasi terjadinya bentrokan fisik antarmassa, hingga menimbulkan satu korban jiwa. Setelah membakar gereja, massa kemudian bergerak ke lokasi lain.

Aparat keamanan bersenjata lengkap yang melakukan pengamanan tidak dapat menghalau massa. Pergerakan massa sulit dikendalikan, hingga akhirnya aksi pembakaran gereja pun tidak bisa dihindari.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home