Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 18:54 WIB | Minggu, 14 Mei 2023

Pemilu Turki, Selain Tantangan bagi Erdogan, Apa yang Dipertaruhkan?

Surat suara kosong di TPS di Ankara, Turki pada hari Minggu, 14 Mei 2023. (Foto: Reuters)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Pemungutan suara pada pemilihan umum telah dibuka di Turki unmtuk memilih presiden dan anggota parlemen, di mana Presiden Recep Tayyip Erdogan menghadapi tantangan politik terbesar selama dua dekade pemerintahannya.

Berikut adalah panduan pemilihan, calon presiden, isu-isu kunci, dan aliansi yang bersaing untuk mendapatkan kekuasaan:

Pemilihan Umum

Turki akan memilih presiden dan parlemen untuk masa jabatan lima tahun.

Untuk memenangkan kursi kepresidenan pada putaran pertama, seorang kandidat harus mendapatkan lebih dari 50 persen surat suara. Jika tidak ada kandidat yang mencapai ini, putaran kedua digelar pada 28 Mei akan diadakan antara dua kandidat utama, yaitu Erdogan dan pemimpin oposisi Kemal Kilicdaroglu.

Sebuah referendum pada tahun 2017 menyetujui langkah Erdogan untuk memperluas kekuasaan kepresidenan, menjadikan presiden sebagai kepala pemerintahan dan menghapuskan jabatan perdana menteri.

Sebagai presiden, Erdogan menetapkan kebijakan tentang urusan ekonomi, keamanan, domestik dan internasional Turki.

Pemilih juga akan memilih 600 anggota parlemen, yang dipilih oleh perwakilan proporsional daftar partai di 87 daerah.

Jajag Pendapat

Lebih dari 64 juta orang Turki berhak memilih di sekitar 192.000 TPS (tempat pemungutan suara), termasuk lebih dari enam juta pemilih pemula. Ada 3,4 juta pemilih di luar negeri, yang melakukan pemungutan suara pada 9 Mei.

Tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 08:00 (05.00 GMT) dan ditutup pada pukul 17:00. pada 14 Mei.

Jumlah pemilih dalam pemilu Turki umumnya tinggi. Pada tahun 2018, hampir 87 persen pemilih yang memenuhi syarat memberikan suara. Dan penjualan alkohol dilarang pada hari pemilihan.

Hasil Pemilu

Di bawah undang-undang pemilu, berita, prakiraan, dan komentar tentang pemungutan suara dilarang disiarkan hingga pukul 18:00 sore waktu setempat (13:00 GMT).

Media hanya bebas melaporkan hasil pemilu mulai pukul 21:00  waktu setempat (18:00 GMT), yang akan bergulir dari seluruh Turki. Otoritas pemilu dapat mengizinkan media untuk melaporkan hasil lebih awal.

Pada hari Minggu (14/5) malam mungkin ada indikasi yang jelas tentang hasil pemilihan presiden.

Para Kandidat Pemilihan Presiden:

Recap Tayyip Erdogan (incumbent). Lebih dari 20 tahun setelah Erdogan dan Partai AK-nya (AKP) berkuasa, dia berharap untuk memperpanjang masa jabatannya sebagai penguasa terlama di Turki modern. Dia menang di putaran pertama pada 2018 dengan 52,6 persen suara.

Jajak pendapat saat ini menunjukkan dukungan sekitar 44-45 persen untuk Erdogan.

Kemal Kilicdaroglu dari Partai CHP. Kilicdaroglu adalah calon presiden bersama dari aliansi oposisi utama enam partai. Dia adalah ketua Partai Rakyat Republik (CHP), yang didirikan oleh Mustafa Kemal Ataturk, pendiri Turki modern.

Jajak pendapat menunjukkan dukungannya mendekati ambang kritis 50 persen.

Sinan Ogan. Ogan adalah mantan anggota parlemen dari Partai Gerakan Nasionalis (MHP), sekutu Partai AK Erdogan. Jajak pendapat saat ini menunjukkan dia tertinggal jauh.

Muharrem Ince, Ince mengumumkan pada hari Kamis (11/5) bahwa dia mundur dari pemilihan presiden, tetapi namanya tetap ada di surat suara dan orang masih dapat memilihnya.

Aliansi Politik di Turki

Turki memiliki banyak partai politik yang telah bergabung menjadi beberapa aliansi elektoral.

Aliansi Rakyat. Aliansi Rakyat dibentuk menjelang pemilu 2018 oleh AKP Erdogan dan MHP, dan memenangkan suara presiden dan parlemen.

Sejak itu, telah bergabung dengan Partai Kesejahteraan Baru Fatih Erbakan, putra mentor Erdogan Necmettin Erbakan, serta Partai Persatuan Besar sayap kanan.

Aliansi Bangsa. Blok oposisi utama, Nation Alliance, mendukung Kilicdaroglu sebagai presiden. Dibentuk menjelang pemilu 2018, awalnya terdiri dari CHP, Partai IYI kanan-tengah, Partai Islamist Felicity (Saadet) dan Partai Demokrat (DP).

Pada pemilihan kota 2019, ia mengalahkan kandidat wali kota AKP di Ankara dan Istanbul. Dua partai yang didirikan oleh mantan sekutu Erdogan kemudian bergabung: Partai Deva (Remedial) yang dibentuk oleh Ali Babacan, dan Partai Masa Depan Ahmet Davutoglu, mantan perdana menteri.

Aliansi Buruh dan Kebebasan. Aliansi ini dipimpin oleh Partai Demokrasi Rakyat (HDP) yang pro Kurdi, yang saat ini merupakan parlemen terbesar ketiga dan dipandang sebagai calon raja dalam pemilu. HDP tidak mengajukan calon presiden dan mendukung Kilicdaroglu.

Kerja sama HDP dengan oposisi di Pilkada 2019 membantu mengalahkan AKP di kota-kota besar. Partai Buruh Turki (TIP) bergabung dengan aliansi tersebut setelah menjadi tokoh oposisi vokal setelah gempa bumi pada 6 Februari.

Aliansi tersebut juga mencakup Partai Kiri Hijau (YSP), di bawah panjinya kandidat HDP akan mencalonkan diri untuk menghindari potensi penutupannya karena tuntutan hukum.

Apa Yang Dipertaruhkan?

Pemungutan suara akan memutuskan tidak hanya siapa yang memimpin Turki, negara anggota NATO berpenduduk 85 juta jiwa, tetapi juga bagaimana negara itu diatur, ke mana arah ekonominya di tengah krisis biaya hidup yang mendalam, dan bentuk kebijakan luar negerinya.

Pengkritik Erdogan mengatakan pemerintahnya telah memberangus perbedaan pendapat, mengikis hak dan membawa sistem peradilan di bawah pengaruhnya, sebuah tuduhan yang dibantah oleh para pejabat.

Ekonomi Turki juga menjadi fokus. Ekonom mengatakan panggilan Erdogan untuk suku bunga rendah membuat inflasi melonjak hingga 85 persen tahun lalu, dan mata uang lira merosot hingga sepersepuluh nilainya terhadap dolar selama dekade terakhir. Kilicdaroglu telah berjanji untuk kembali ke kebijakan ekonomi yang lebih ortodoks dan memulihkan kemandirian bank sentral Turki.

Dalam urusan luar negeri, di bawah Erdogan, Turki telah mengendorkan kekuatan militer di Timur Tengah dan sekitarnya, menjalin hubungan lebih dekat dengan Rusia, dan melihat hubungan dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat menjadi semakin tegang.

Turki dan PBB juga menengahi kesepakatan antara Moskow dan Kiev untuk ekspor gandum Ukraina dan berusaha untuk memperpanjangnya.(Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home