Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 10:57 WIB | Rabu, 16 November 2016

Pemuda Jalan Kaki Untuk Keadilan Iklim di COP22

Sekelompok gabungan generasi muda dari ACT Alliance, Lutheran World Federation dan World Council of Churches (WCC) atau Dewan Gereja Dunia berbaris berjalan kaki mengarungi jalanan kota Marrakech, Maroko hari Minggu (13/11). (Foto: oikoumene.org)

MARRAKECH, SATUHARAPANC.COM – Sekelompok gabungan generasi muda dari ACT Alliance, Lutheran World Federation dan World Council of Churches (WCC) atau Dewan Gereja Dunia berbaris berjalan kaki mengarungi jalanan kota Marrakech, Maroko hari Minggu (13/11) untuk menyuarakan aspirasi menuntut keadilan lingkungan dalam konferensi iklim Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) COP22.

“Salah satu hal yang paling kami nantikan yakni melihat partisipasi nyata, berdedikasi dan gembira dari kelompok dari Maroko (peserta konferensi) yakni kelompok lingkungan dan keadilan sosial, kelompok perempuan, petani, serikat buruh, pekerja hak asasi manusia,” kata seorang peserta dalam pawai iklim, Joy Kennedy dari Canadian Council of Churches atau Dewan Kanada Gereja, seperti diberitakan oikoumene.org, hari Selasa (15/11).

Canadian Council of Churches merupakan anggota dari kelompok kerja WCC tentang perubahan iklim.  “Mereka (para peserta gerak jalan) benar-benar memperjuangkan aspirasi, dan rasanya indah untuk bergabung dan menemani orang-orang yang memiliki inisiatif sendiri, dan berbaris dalam komunitas mereka sendiri untuk pertama kalinya seperti ini,” kata dia.

COP22

Konferensi iklim COP 22 berlangsung dari November 7-15 di Marrakech, Maroko. Konferensi ini lebih kurang mengumpulkan 22.000 delegasi, pengamat dan perwakilan dari masyarakat sipil dari 196 negara.

COP22 dianggap sebagai sebuah rekomendasi penting  bagi pemerintah dan pihak-pihak lain untuk mengoperasionalkan Perjanjian Perubahan Paris Iklim diadopsi tahun lalu, yang mulai berlaku hanya beberapa hari sebelum konferensi.

Prosesi di Jalan Raya

Kelompok iklim internasional juga sepenuhnya berpartisipasi dalam pawai sebagai pemerhati lingkungan dan kelompok keadilan sosial yang terdiri gerakan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

“Mereka adalah orang-orang membawa pesan dari orang lain dari seluruh dunia untuk bergabung dalam prosesi ini. Bagi saya itu hampir sama artinya dengan beribadah karena ada unsur menghormati budaya, tradisi dan semangat orang-orang yang keinginan adalah untuk perdamaian dan kebebasan, martabat, keberlanjutan dan keadilan. Saya melihat pesan dari parade ini sangat jelas yakni tentang keadilan iklim,” kata Kennedy

Aksi jalan kaki menyatukan berbagai generasi yang berbeda karena ada yang sudah berkeluarga dan memiliki anak-anak, ada orang tua dan orang-orang muda.

“Lewat gerak jalan ini semua orang dapat merasakan energi dari generasi muda karena terdapat gerakan, ekspresi di wajah mereka. Bagi kami, gereja-gereja, yang memberi  dorongan, kami melihat ada masa depan yang kita perjuangkan, saat ini kita berada di Maroko, namun sepertinya kami menghadirkan kerajaan surga di dunia,” kata dia.

“Awalnya mereka menyanyi dalam bahasa Inggris, kemudian Prancis, namun kemudian mereka  menyanyikan "keadilan iklim” dalam bahasa Arab dan mereka mengubah suasana karena banyak orang di jalan raya yang tersenyum, tertawa dan bertepuk tangan, seolah peristiwa itu bergema,” kata Kennedy.

“Itu adalah langkah dari semangat yang luar biasa  Dan itu memberi saya harapan bahwa generasi muda mendapatkannya dan mereka akan membuat keadilan lingkungan sebagai hal yang nyata,” kata dia.

Menyusun Strategi

Kennedy mengatakan sebagai gereja dan komunitas-komunitas iman, kita tahu bahwa kita perlu menyusun negosiasi dan strategi, namun ada saatnya banyak orang perlu mengkampanyekan hal tersebut di jalan raya.

Dia menambahkan bahwa suara dari berbagai kelompok- agama yang berpartisipasi terdengar dengan nyaring di berbagai jalan raya di Marrakech. (oikoumene.org)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home