Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Dewasasri M Wardani 21:54 WIB | Sabtu, 26 Juli 2014

Pemudik Keluhkan Penutupan Jalur Alternatif oleh PKL

Pedagang kaki lima berjualan di jalur alternatif mudik , menimbulkan kemacetan (Foto: yulisafarma.wordpress.com)

BEKASI, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah pemudik berkendaraan pribadi, mengeluhkan aktivitas berjualan ratusan pedagang kaki lima (PKL) liar, di jalur alternatif mudik Jalan Ir H Djuanda depan Pasar Baru Bekasi, Jabar, karena menimbulkan kemacetan.

"Saya pikir lewat di jalur alternatif bisa lancar, tapi ternyata macetnya lebih parah karena tertutup pedagang," kata salah satu pemudik bersepeda motor Rayan Abrari di Bekasi, Sabtu (26/7).

Menurut pemudik tujuan Bandung, ratusan PKL di lokasi itu masih berjualan meski sudah terpasang papan larangan di sepanjang area tersebut.

Area "pasar tumpah" itu, merupakan bagian dari jalur mudik penghubung Pantura melalui Jalan Sultan Agung-Jalan Jend Sudirman-Jalan Ir H Djuanda.

"Seharusnya Pemerintah Kota Bekasi sudah mempersiapkan jalur mudiknya dengan aman, karena yang lewat jalur ini kan bisa puluhan ribu kendaraan," kata Tikno (40) pemudik lainnya.

Lapak PKL itu, menjajakan dagangan mulai dari pakaian, aksesoris ponsel, buah-buahan, hingga perabot rumah tangga.

Lapak PKL tersebut, muai digelar pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB, mulai dari simpang Rumah Sakit Bella hingga ke belakang Terminal Induk Kota Bekasi.

Akibatnya, jalan alernatif mudik ini macet hingga 3 kilometer, sehingga para pemudik harus memutar ke Jalan Mulitguna-Cut Meutia, untuk sampai ke arah Kabupaten Bekasi.

Salah satu pedagang yang membuka lapak di lokasi itu mengatakan, aktivitas berjualan di lokasi tersebut sudah menjadi tradisi setiap menjelang Lebaran.


"Kalau mau Lebaran jalan ini memang jadi pasar kaget. Ini sudah tradisi setiap tahun," ujarnya.

Dia mengaku nekat berjualan, karena pemerintah setempat tidak memberikan solusi alternatif berjualan yang representatif kepada para pedagang.

"Paguyuban pedagang telah mengajukan izin kepada Satpol PP dan Dinas Perekonomian Rakyat (Dispera). Namun, permintaan izin itu tidak pernah direspon," katanya.

Wali Kota : Dilematis Tertibkan PKL Jalur Mudik

Sementara itu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan,  pihaknya mengalami dilematis dalam upaya menertibkan ratusan pedagang liar, yang menghalangi lalu lintas mudik di depan Pasar Baru Jalan Ir H Djuanda, Bekasi Timur.

"Ada dua sisi pertimbangan kami, pertama kenyamanan pemudik, dan kedua para pedagang yang mencari rezeki menyambung hidup mereka menjelang Lebaran," kata Rahmat Effendi di Bekasi, SabtU (26/7).

Hal itu dikatakannya menyikapi kemacetan kendaraan di lokasi tersebut, yang merupakan jalur alternatif mudik dari arah Jakarta menuju Pantura dan sekitarnya.

Namun demikian, Rahmat mengaku sebelumnya telah menginstruksikan, agar seluruh pedagang yang berjualan di bahu Jalan Ir H Djuanda ditertibkan dengan cara persuasif.

Namun upaya itu tidak sepenuhnya membuat para pedagang liar mau memindahkan lapak mereka ke bagian belakang pasar, karena dirasa tidak representatif untuk berjualan.

Di lokasi itu terdapat sekitar 100 pedagang kaki lima (PKL), yang membuka lapaknya di sepanjang bahu jalan mulai dari simpang Rumah Sakit Bella, hingga belakang Terminal Induk Kota Bekasi.

Lapak pedagang liar itu menjajakan dagangan mulai dari pakaian, aksesoris ponsel, buah-buahan, hingga perabot rumah tangga pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB.

Akibatnya, jalan alternatif mudik ini macet hingga 3 kilometer, sehingga para pemudik harus memutar ke Jalan Mulitguna-Cut Meutia untuk sampai ke arah Kabupaten Bekasi.

Rahmat menambahkan, persoalan itu akan dijadikan sebagai evaluasi pihaknya dalam mempersiapkan jalur arus balik mudik 2014.

"Kita evaluasi. Mudah-mudahan saat arus balik nanti tidak seperti ini lagi," katanya. (Ant)

 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home