Loading...
HAM
Penulis: Bob H. Simbolon 12:19 WIB | Jumat, 10 Juni 2016

Peneliti LIPI: Atasi Masalah Papua Luhut Harus Rangkul ULMWP

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cahyo Pamungkas (Foto: Dok Pribadi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cahyo Pamungkas, menilai langkah Menteri Koordinator Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Luhut Binsar Pandjaitan, tidak tepat dalam menyelesaikan persoalaan Papua dengan mendekati pemerintah Inggris dan Australia.

"Langkah yang dilakukan Pak Luhut tidak tepat, seharusnya yang dilakukan ialah mengajak dialog tokoh-tokoh diaspora Papua yang tergabung dalam United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), merangkul mereka, mengajak mereka bicara duduk bersama untuk menyelesaikan persoalan Papua," kata salah satu anggota tim peneliti kajian Papua dari Pusat Penelitian Politik (P2P), LIPI, itu kepada satuharapan.com di Jakarta pada hari Jumat (10/6).

Belakangan ini Luhut gencar melakukan pendekatan kepada negara-negara yang selama ini dikenal tempat bermukimnya aktivis yang menyuarakan penentuan nasib sendiri bagi Papua. Setelah berkunjung ke negara-negara Pasifik seperti Fiji dan Papua Nugini, Luhut belum lama ini juga terbang ke Inggris menemui Lord Harries, anggota parlemen Inggris yang dekat dengan ULMWP. Saat ini Luhut juga tengah berada di Australia dan mengatakan di antara isu yang akan diangkat adalah penjelasan tentang pelanggaran HAM Papua kepada pemerintah negara itu.

Namun, Cahyo Pamungkas menilai lebih tepat bila dalam menyelesaikan persoalan Papua, pemerintah melibatkan penduduk Papua dalam dialog internal yakni dialog antara para pihak yang berkonflik di Papua baik masyarakat asli, pendatang, gereja, LSM, akademisi, pers, perempuan, partai politik, OPM, dan lain-lainnya.

"Mereka harus dilibatkan dalam konferensi perdamaian rakyat Papua atau semacam dialog internal Papua," kata dia.

Menurut Cahyo, selama ini pemerintah memang telah melakukan beberapa upaya untuk menyelesaikan persoalan Papua. Hanya saja, kata dia, pendekatan itu dilakukan secara parsial dan masih kuat pendekatan politik dan keamanan. Disamping itu, kata dia, belum ada itikad baik untuk mengajak diaspora duduk bersama menyelesaikan persoalan Papua.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home