Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 07:43 WIB | Selasa, 15 November 2016

Pengeboman Gereja, Bukan Tindakan Umat Beragama

Ilustrasi. Bagian depan Gereja Oikoumene, Samarinda. (Foto: kemenag.go.id)

SUMENEP, SATUHARAPAN.COM – Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengemukakan penyerangan bom molotov di pintu depan Gereja Oikumene, Samarinda bukan tindakan yang dilakukan umat beragama.

"Tindakan seperti itu sama sekali bukanlah tindakan umat beragama. Tidak ada satupun agama yang mentolerir tindakan kekerasan seperti itu, apalagi itu dilakukan kepada rumah ibadah. Rumah ibadah itu wajib kita jaga bersama," kata Menag setelah memberikan sambutan pada Kesyukuran 64 Tahun Pondok Pesantren Al Amin, Sumenep, Senin (14/11).

Sebuah bom jenis molotov meledak di pintu depan Gereja Oikumene yang terletak di Kelurahan Sengkotek, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Peristiwa terjadi pada Minggu (13/11) lalu, sekira pukul 10.15 WITA, saat sejumlah jemaat sedang melakukan ibadah. Sejumlah anak-anak yang saat kejadian tengah bermain di halaman gereja menjadi korban.

Menag berharap masyarakat tidak terpancing dan terprovokasi dengan aksi kekerasan ini. Menag juga meminta agar aparat kepolisian bisa mengungkap pelaku di balik peristiwa tersebut.

"Serahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum kita untuk mengungkap, lalu bisa memberikan hukuman bagi pelaku tindakan tersebut," kata Lukman Hakim Saifuddin. Di tempat berbeda, Kepala Kepolisian Jenderal Tito Karnavian meminta masyarakat tetap tenang. Dia menegaskan bahwa pelaku pelemparan bom dan jaringannya sudah diketahui.

"Ini kan sudah ketahuan pelakunya. Jaringannya sudah diketahui. Ada lima orang lagi sudah ditangkap. Ini sedang dikembangkan," kata Tito. (kemenag.go.id)

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home